Sindrom bayi biru atau blue baby syndrome adalah suatu kondisi yang menyebabkan kulit bayi berwarna kebiruan atau keunguan. Kondisi ini dapat terjadi mulai dari bayi dilahirkan hingga bulan-bulan pertama kehidupannya.

Pada dasarnya, sindrom bayi biru disebabkan oleh kurangnya kadar oksigen dalam darah. Idealnya, darah akan dipompa oleh jantung menuju paru-paru untuk mendapatkan oksigen. Setelah itu, darah yang kaya akan oksigen dialirkan kembali ke jantung, kemudian ke seluruh tubuh.

Kenali Penyebab dan Gejala Sindrom Bayi Biru - Alodokter

 

Akan tetapi, beberapa bayi bisa mengalami masalah pada jantung, paru-paru, ataupun darahnya. Masalah pada ketiga bagian tersebut dapat menyebabkan darah yang dialirkan tidak mendapatkan oksigen dengan baik, sehingga menyebabkan kulit bayi menjadi kebiruan. Warna kebiruan ini akan lebih terlihat pada bagian kulit yang tipis, seperti bibir, daun telinga, dan kuku.

Penyebab Sindrom Bayi Biru

Kurangnya kadar oksigen dalam darah dapat disebabkan oleh beberapa hal. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

1. Tetralogy of Fallot

Tetralogy of Fallot merupakan kondisi langka, namun juga merupakan penyebab sindrom bayi biru yang paling umum. Pada kondisi ini, jantung mengalami kelainan bentuk di 4 bagian. Akibatnya, aliran darah yang menuju ke paru-paru dan kembali ke jantung menjadi berkurang, dan darah yang dialirkan ke seluruh tubuh pun jadi tidak mendapatkan oksigen dalam kadar yang seharusnya.

2. Methemoglobinemia

Methemoglobinemia adalah kelainan darah akibat kelebihan methemoglobin. Methemoglobin merupakan bentuk dari hemoglobin yang dapat membawa oksigen, namun tidak bisa menyalurkannya secara efektif ke sel-sel tubuh.

Methemoglobinemia dapat terjadi saat bayi keracunan nitrat. Kondisi ini biasanya terjadi jika bayi diberikan susu formula yang dicampur dengan air sumur, atau saat bayi di bawah usia 6 bulan diberikan makanan kaya nitrat, seperti bayam atau buah bit.

Pada usia ini, saluran pencernaan bayi memang belum begitu siap untuk menerima makanan padat. Saluran pencernaan bayi juga masih sensitif dan cenderung menghasilkan nitrit. Ketika nitrit bersirkulasi dalam tubuh, nitrit akan menghasilkan methemoglobin. Hal ini menyebabkan oksigen tidak bisa digunakan dengan baik dan sindrom bayi biru pun terjadi.

3. Penyebab lainnya

Selain 2 penyebab di atas, sindrom bayi biru juga dapat terjadi ketika terdapat kelainan kesehatan pada bayi maupun ibu. Berikut ini adalah contohnya:

  • Kelainan genetik

Kelainan genetik dapat menyebabkan kelainan jantung bawaan. Misalnya, bayi yang lahir dengan kondisi down syndrome sering kali juga memiliki masalah jantung.

  • Kondisi kesehatan ibu

Beberapa penyakit yang dialami ibu selama mengandung dapat meningkatkan risiko terjadinya kelainan jantung bawaan pada anak. Contohnya, ibu hamil dengan diabetes tipe 2.

Gejala Sindrom Bayi Biru

Selain warna kulit menjadi kebiruan, sindrom bayi biru juga bisa disertai dengan gejala berupa:

  • Rewel
  • Lesu
  • Diare
  • Sulit bernapas
  • Sulit makan
  • Sulit naik berat badan
  • Detak jantung cepat
  • Jari-jari cenderung berbentuk bulat
  • Perkembangan yang lambat

Diagnosis Sindrom Bayi Biru

Selain melakukan tinjauan riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik secara langsung, dokter mungkin akan melakukan sejumlah tes. Tes-tes di bawah ini akan membantu menentukan penyebab sindrom bayi biru:

  • Tes darah
  • Tes saturasi oksigen untuk menentukan kadar oksigen dalam darah
  • Rontgen dada untuk memeriksa paru-paru dan jantung
  • Elektrokardiogram untuk melihat aktivitas listrik jantung
  • Ekokadiografi untuk melihat fungsi pompa jantung

Pencegahan dan Penanganan Sindrom Bayi Biru

Walau sindrom bayi biru merupakan hal yang sulit untuk dicegah, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memperkecil kemungkinan bayi terkena sindrom ini, yaitu:

  • Hindari memberikan bayi air sumur walaupun sudah dimasak hingga mendidih, karena hal tersebut tidak akan menghilangkan nitrat yang mungkin terkandung pada air sumur.
  • Batasi makanan kaya nitrat, seperti brokoli, bayam, buah bit, dan wortel sebelum bayi berusia 7 bulan.
  • Hindari mengonsumsi obat-obatan terlarang, minuman beralkohol, dan merokok selama kehamilan untuk mencegah bayi terkena kelainan jantung bawaan.
  • Pastikan kehamilan selalu terkontrol dengan baik di bawah pengawasan dokter, terutama jika Anda hamil dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes.

Jika bayi Anda terkena sindrom bayi biru, pastikan Anda selalu berkonsultasi dengan dokter agar penyebab pasti sindrom bayi biru bisa segera ditemukan. Setelah itu, penanganan dapat dilakukan berdasarkan penyebabnya. Semakin cepat kondisi ini diatasi, semakin baik pula hasilnya.