Leher tegang adalah kondisi ketika otot di sekitar leher terasa kaku, nyeri, atau sulit digerakkan. Kondisi ini bisa membuat penderita kesulitan menoleh atau menundukkan kepala. Leher tegang juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada bahu dan punggung atas.
Leher tegang sering dialami oleh orang yang duduk terlalu lama di depan komputer, menggunakan gadget dalam waktu lama, atau tidur dengan posisi yang kurang tepat. Aktivitas fisik mendadak maupun stres juga dapat memicu otot leher menjadi kaku. Kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari jika tidak segera ditangani dengan tepat.

Meski biasanya bisa membaik dengan istirahat dan peregangan sederhana, leher tegang pada beberapa kasus bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius dan perlu diperiksakan ke dokter.
Penyebab Leher Tegang
Leher tegang bisa dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari kebiasaan sehari-hari hingga kondisi medis tertentu. Beberapa di antaranya adalah:
1. Posisi tubuh yang buruk
Sering duduk membungkuk, terlalu lama menundukkan kepala saat menggunakan ponsel, atau tidur dengan posisi bantal yang tidak tepat bisa membuat otot leher bekerja lebih keras sehingga menjadi tegang.
2. Ketegangan otot akibat aktivitas fisik
Gerakan tiba-tiba atau mengangkat beban berat tanpa pemanasan dapat memberikan tekanan berlebih pada otot leher. Hal ini bisa menimbulkan rasa nyeri atau bahkan cedera otot.
3. Stres emosional
Saat sedang stres atau cemas, tubuh secara otomatis menegangkan otot-otot di leher dan bahu. Jika berlangsung lama, hal ini dapat menyebabkan rasa kaku dan tidak nyaman di area tersebut.
4. Cedera atau trauma
Benturan keras, kecelakaan, atau jatuh bisa memengaruhi otot maupun jaringan di leher. Sebagai reaksi, otot leher dapat menjadi tegang untuk melindungi area yang cedera.
5. Kondisi medis tertentu
Penyakit seperti artritis, saraf terjepit, hernia nukleus pulposus (HNP) pada leher, infeksi (misalnya meningitis), atau fibromyalgia juga bisa menjadi penyebab leher tegang.
Gejala Leher Tegang
Beberapa gejala yang umumnya muncul ketika mengalami leher tegang, antara lain:
- Rasa kaku atau nyeri di leher, terutama saat menoleh atau menunduk
- Gerakan leher menjadi terbatas atau terasa sulit
- Nyeri yang menjalar ke bahu, punggung atas, atau kepala
- Sakit kepala tegang (tension headache)
- Pada kasus yang berat, bisa terjadi mati rasa atau kesemutan di lengan, tangan, atau jari
Kapan Harus ke Dokter
Pada umumnya, leher tegang akan membaik dengan istirahat, peregangan, dan perawatan mandiri di rumah. Namun, ada kondisi tertentu yang tidak boleh diabaikan karena bisa menjadi tanda masalah kesehatan yang lebih serius.
Segera konsultasikan ke dokter jika Anda mengalami:
- Keluhan leher tegang disertai demam tinggi, sakit kepala hebat, mual, muntah, atau leher sangat kaku hingga sulit menundukkan dagu ke dada
- Nyeri yang muncul setelah kecelakaan, terjatuh, atau mengalami benturan keras
- Terdapat gejala mati rasa, kesemutan, kelemahan otot, atau kehilangan kendali atas buang air kecil maupun besar
- Keluhan tidak membaik dalam waktu lebih dari 1 minggu meskipun sudah beristirahat dan melakukan peregangan
Untuk mendapatkan penanganan yang tepat, Anda dapat memanfaatkan fitur Chat Bersama Dokter. Dokter dapat memberikan saran penanganan atau pengobatan yang tepat.
Bila diperlukan pemeriksaan langsung, gunakan booking dokter online agar lebih mudah memilih dokter, melihat jadwal praktik, dan menghemat waktu tanpa harus antre di rumah sakit.
Diagnosis Leher Tegang
Diagnosis leher tegang biasanya dimulai dengan tanya jawab mengenai kondisi pasien. Dokter akan menanyakan kepada pasien tentang:
- Kapan keluhan leher tegang mulai muncul
- Aktivitas yang dilakukan sebelum gejala timbul
- Riwayat cedera pada leher atau kepala
- Kebiasaan sehari-hari, misalnya posisi duduk atau penggunaan gadget
- Riwayat pekerjaan dan tingkat stres
- Riwayat penyakit lain yang mungkin berhubungan
Setelah itu, dokter akan memeriksa postur tubuh, meraba otot leher untuk melihat adanya nyeri atau kekakuan, serta menilai sejauh mana leher bisa digerakkan. Jika perlu, fungsi saraf juga diperiksa melalui kekuatan otot dan adanya kesemutan atau kelemahan pada tangan.
Selain pemeriksaan fisik, dokter mungkin dapat menyarankan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:
- Rontgen, untuk melihat kondisi tulang leher
- MRI atau CT scan, guna mendeteksi masalah pada jaringan lunak atau saraf
- Tes darah, bila ada dugaan infeksi atau penyakit autoimun
- Elektromiografi (EMG), untuk memeriksa fungsi saraf dan otot
Pengobatan Leher Tegang
Penanganan leher tegang umumnya disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan gejala. Beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain:
- Perawatan mandiri
Mengistirahatkan otot leher, melakukan peregangan ringan, kompres hangat atau dingin, serta menjaga postur tubuh dapat membantu meredakan keluhan. - Obat-obatan
Dokter dapat meresepkan obat pereda nyeri, seperti paracetamol dalam Panadol atau ibuprofen dalam Proris, dan bila perlu obat pelemas otot. Pada kasus tertentu, suntikan kortikosteroid mungkin diberikan untuk mengurangi peradangan. - Fisioterapi
Latihan peregangan dan penguatan otot di bawah bimbingan fisioterapis bermanfaat untuk memperbaiki postur tubuh dan mencegah kekambuhan. - Tindakan medis khusus
Jika leher tegang disebabkan oleh saraf terjepit, hernia nukleus pulposus (HNP), atau kelainan tulang yang berat, dokter dapat menyarankan tindakan lebih lanjut, termasuk operasi.
Komplikasi Leher Tegang
Leher tegang umumnya bersifat ringan dan dapat membaik dengan perawatan mandiri. Namun, jika tidak ditangani dengan baik atau disebabkan oleh kondisi medis tertentu, keluhan ini bisa menimbulkan komplikasi, seperti:
- Nyeri kronis yang menetap dalam jangka panjang
- Gangguan gerak leher sehingga aktivitas sehari-hari menjadi terbatas
- Sakit kepala berulang akibat otot leher yang terus menegang
- Cedera saraf bila penyebabnya adalah saraf terjepit atau hernia nukleus pulposus (HNP)
- Gangguan tidur
- Kualitas hidup menurun karena rasa nyeri dan kaku yang berkepanjangan
Pencegahan Leher Tegang
Leher tegang dapat dicegah dengan menerapkan kebiasaan sehat sehari-hari. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah:
- Menjaga postur tubuh tetap tegak saat duduk, berdiri, maupun bekerja
- Mengatur posisi layar komputer atau gadget sejajar dengan mata agar tidak sering menunduk
- Menggunakan bantal yang nyaman, tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah
- Melakukan peregangan otot leher dan bahu secara rutin, terutama bila duduk lama
- Beristirahat sejenak setiap 1–2 jam saat bekerja di depan komputer
- Hindari mengangkat beban berat secara tiba-tiba
- Mengelola stres dengan relaksasi, olahraga ringan, atau tidur cukup