Setelah melahirkan, Bunda harus memulai perjuangan baru, yakni begadang untuk menyusui Si Kecil hingga membereskan segala urusan di rumah. Di situasi seperti ini, Bunda mungkin jadi tidak bisa melayani tamu dengan maksimal. Yuk, Bun, simak tips bagaimana menyambut tamu di rumah setelah melahirkan.
Kunjungan teman-teman atau kerabat memang memiliki tujuan yang baik. Namun, setelah melalui proses persalinan yang melelahkan, Bunda juga membutuhkan banyak waktu untuk beristirahat. Ditambah lagi, bayi baru lahir belum memiliki pola tidur yang tetap dan biasanya akan bangun tiap 2–4 jam untuk menyusu.
Kendati demikian, Bunda tidak perlu khawatir. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menyambut tamu setelah melahirkan, kok, agar Bunda tidak merasa kewalahan dan terbebani.
Kiat Menyambut dan Menghadapi Tamu Setelah Melahirkan
Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Bunda terapkan dalam menyambut dan menghadapi tamu di rumah setelah melahirkan:
1. Berterus terang kepada tamu
Sebelum tamu datang, tidak perlu sungkan untuk memberi tahu jam berapa mereka sebaiknya datang, agar jadwal Bunda dan bayi tidak berubah, apalagi jika Bunda sekeluarga memang ada acara ke tempat lain, misalnya ke dokter.
Jika Bunda bukan termasuk orang yang bisa berterus terang, berikan tanda yang dapat dipahami tamu. Misalnya, saat Si Kecil menangis, Bunda bisa langsung menggendongnya untuk disusui sambil berkata, “Maaf ya, biasanya sekarang jadwal tidur siangnya Si Kecil.”
2. Jadwalkan hari tamu berkunjung
Bunda juga bisa menjadwalkan kapan tamu bisa berkunjung dan kapan tidak. Bunda bisa menyiapkan 1 hari khusus untuk menerima tamu, misalnya selama 2 jam, dan tidak menerima tamu di hari lain. Ini akan memudahkan Bunda membersihkan rumah dan menyiapkan sajian untuk tamu, dibanding dengan membuka pintu setiap hari.
3. Bekerja sama dengan suami
Jika memungkinkan, Bunda bisa bekerja sama dengan suami untuk menyambut tamu. Misalnya, Bunda dapat meminta tolong suami untuk menerima tamu selagi Bunda menyiapkan makanan dan minuman atau mengajak tamu berbicara ketika Bunda harus menyusui Si Kecil.
4. Tetapkan aturan berinteraksi dengan bayi
Buat aturan khusus tentang hal-hal yang menjadi prinsip Bunda, seperti tidak melayani permintaan membangunkan Si Kecil saat tamu berkunjung.
Selain itu, Bunda juga perlu memahami bahwa sistem kekebalan tubuh bayi masih rentan. Jadi, tidak perlu ragu meminta tamu yang sakit untuk menunda kunjungan, meskipun hanya sakit ringan, seperti batuk atau flu.
Bunda juga bisa meminta dengan sopan agar tamu tidak menyentuh, apalagi mencium wajah bayi, untuk mencegah penyebaran virus dan bakteri. Jika Bunda mengizinkan orang lain untuk menggendong bayi Bunda yang baru lahir, ingatkan dengan sopan bahwa leher dan kepalanya harus ditopang dengan baik.
5. Tidak perlu memikirkan penampilan
Meski harus menerima tamu, Bunda tidak perlu terlalu memikirkan penampilan atau wajah yang seperti kurang tidur, karena hal ini normal sekali, kok, Bun. Tamu juga pasti akan mengerti bahwa Bunda mungkin sangat lelah setelah melahirkan.
Bunda juga tidak perlu khawatir jika rumah mungkin terlihat berantakan setelah melahirkan. Jika merasa tidak nyaman menerima tamu dalam kondisi rumah yang berantakan, Bunda bisa membersihkan bagian rumah tempat Bunda akan menerima tamu seperlunya. Namun, tidak perlu sampai memaksakan diri, ya, Bun.
6. Jangan takut untuk menolak
Jika Bunda terlalu lelah atau rumah terlalu berantakan, jangan ragu atau takut untuk menolak kedatangan tamu.
Berterusteranglah kepada kerabat yang ingin datang. Dengan begitu, Bunda dan Si Kecil bisa beristirahat dengan cukup, terlebih jika mengalami kondisi tertentu, seperti persalinan prematur atau melahirkan dengan operasi caesar.
Nah, Bunda tidak perlu stres lagi, ya, saat ada tamu yang ingin berkunjung setelah melahirkan. Melayani tamu memang penting, tapi memperhatikan kesehatan Bunda dan Si Kecil tentu lebih penting.
Apabila Bunda mengalami kesulitan terkait merawat bayi baru lahir, bahkan sampai membuat Bunda tidak sempat membereskan rumah atau bersosialisasi dengan kerabat, jangan ragu untuk mengonsultasikan hal tersebut kepada dokter.