Low maintenance relationship adalah hubungan yang terasa ringan, minim tuntutan, dan jarang diwarnai oleh drama. Hubungan seperti ini bisa terjadi dalam keluarga, pertemanan, atau di tempat kerja. Nah, meski tampak santai, hubungan dengan gaya ini tetap butuh perhatian dan komunikasi agar tetap berjalan baik.
Istilah low maintenance relationship digunakan tidak hanya untuk pasangan, tetapi juga dalam pertemanan, keluarga, atau antar rekan kerja. Hubungan ini biasanya tidak menuntut komunikasi intens, jarang terjadi konflik besar, dan tetap saling memberi ruang.

Ada juga anggapan bahwa low maintenance relationship adalah konsep berinteraksi yang jauh lebih sehat daripada hubungan yang serba “high maintenance” alias penuh tuntutan dan keinginan. Namun, bukan berarti hubungan semacam ini bebas masalah atau tidak membutuhkan usaha sama sekali untuk bertahan lho.
Ciri-Ciri Low Maintenance Relationship
Seperti namanya, low maintenance relationship adalah hubungan yang tidak banyak menuntut. Tujuannya, yakni agar kedua belah pihak, baik itu pasangan, teman, atau bahkan keluarga, tidak terbebani dalam menjalani hubungan tersebut. Jadi, gaya ini bukan berarti kamu atau orang lain sengaja menjauh meskipun butuh maupun emotionally unavailable.
Lebih jelasnya, ciri-ciri low maintenance relationship adalah sebagai berikut:
1. Tidak menuntut komunikasi setiap hari
Setiap orang merasa nyaman menjalankan aktivitas masing-masing tanpa harus selalu memberi kabar. Meski komunikasi jarang, kepercayaan tetap terjaga sehingga hubungan tidak renggang. Kondisi ini memudahkan semua pihak fokus pada rutinitas atau pekerjaan tanpa khawatir dianggap cuek.
Meski begitu, low maintenance relationship bukan berarti jarang berkomunikasi atau bahkan tidak ngobrol sama sekali ya. Dalam hubungan yang sehat, tetap diperlukan komunikasi. Hanya saja, dalam low maintenance relationship, komunikasi yang dilakukan bersifat sederhana dan tidak sepanjang waktu, tapi tetap konsisten.
2. Jarang overthinking atau cemburu
Rasa percaya yang kuat menjadi pondasi, sehingga orang yang menjalani tipe hubungan ini tidak mudah curiga atau terbebani perasaan khawatir berlebihan. Baik di antara pasangan, keluarga, atau teman, kepercayaan yang tinggi ini dapat membantu mengurangi kecemasan, kecurigaan, atau perasaan ditinggalkan.
Hubungan pun terasa lebih tenang dan stabil karena semua pihak yakin akan komitmen dan punya niat baik satu sama lain.
3. Tidak banyak minta materi atau bukti kasih sayang
Low maintenance relationship adalah tipe hubungan di mana dukungan dan perhatian dilakukan secara sederhana tanpa perlu hadiah mewah atau pengakuan di media sosial.
Perhatian dalam hubungan ini bisa ditunjukkan dengan hadir saat pasangan, teman, atau keluarga berada dalam kesulitan, atau membantu ketika pihak lain sedang sibuk atau butuh pertolongan. Dengan aksi nyata yang minim selebrasi ini, hubungan bisa tetap terasa manis karena semua pihak tidak memaksakan ekspektasi yang tidak selalu bisa dipenuhi setiap saat.
4. Minim drama dan konflik besar
Saat ada masalah, orang yang menerapkan low maintenance relationship cenderung memilih berdiskusi dengan tenang atau saling memberi waktu untuk menenangkan diri. Proses penyelesaian masalah dilakukan dengan kepala dingin agar konflik tidak berlarut-larut.
5. Fleksibel dengan waktu bertemu
Mereka yang terlibat dalam low maintenance relationship adalah orang yang sadar bahwa mereka tidak selalu bisa bertemu atau berkomunikasi secara rutin. Namun, saat sedang bersama, mereka memaksimalkan waktu yang dihabiskan agar tetap terasa berkualitas dan penuh makna.
Tips Menjaga Low Maintenance Relationship Tetap Sehat
Low maintenance relationship memang terasa nyaman karena jarang ada tuntutan atau drama, sehingga cocok untuk pasangan, sahabat, atau keluarga yang sama-sama sibuk.
Namun kenyataannya, kualitas hubungan tidak hanya diukur dari seberapa sering komunikasi atau kebersamaan, tetapi juga dari kepuasan emosional, kepercayaan, serta kemampuan menyelesaikan konflik. Jika tidak hati-hati, low maintenance relationship adalah gaya yang justru bisa membuat hubungan jadi hambar dan ada risiko terabaikannya masalah yang seharusnya diselesaikan.
Oleh karena itu, meskipun low maintenance adalah hubungan yang terasa “ringan”, tetap diperlukan usaha agar tetap ada kehangatan yang tahan lama di dalamnya. Nah, agar hubungan ini tetap sehat dan saling mendukung, berikut tips yang bisa kamu terapkan:
- Jaga komunikasi yang berkualitas agar bisa saling pengertian ikatan emosional tetap terjalin meskipun jarang berinteraksi.
- Sisihkan waktu khusus untuk bertemu atau berbicara, supaya hubungan tetap terasa akrab di tengah kesibukan masing-masing.
- Guna menghindari prasangka atau jarak secara emosional, jangan lupa saling update perasaan atau kabar secara jujur.
- Sepakati batasan dan harapan bersama, supaya semua pihak merasa dihargai dan nyaman dalam menjalani hubungan.
- Jangan ragu meminta bantuan atau saran agar masalah yang muncul bisa lebih mudah diselesaikan. Kamu bisa minta bantuan atau saran ini lewat diskusi, sharing, atau konsultasi dengan profesional bila dibutuhkan.
Singkatnya, low maintenance relationship adalah gaya hubungan yang dijalani dengan ringan dan sederhana karena sama-sama mau, bukan karena abai atau tak acuh terhadap orang lain. Perlu diingat bahwa apa pun statusnya, hubungan yang sehat tetap memerlukan saling pengertian, komunikasi terbuka, dan usaha bersama agar timbul rasa aman, didukung dan dihargai.
Bila masih bingung apakah low maintenance cocok untukmu, jangan ragu untuk bertanya pada psikolog dulu agar tidak salah informasi atau bahkan sampai self-diagnosis ya.
Selain itu, bila kamu yakin sedang menjalani low maintenance relationship tapi merasa hubungan jadi jauh, dingin, membingungkan, atau bahkan mengganggu sampai memengaruhi hari-hari atau mengurangi produktivitas, mungkin ada kebutuhan kedua belah pihak yang perlu dibicarakan ulang nih. Supaya tidak bingung, kamu bisa chat psikolog secara praktis kok.