Banyak yang beranggapan bahwa memelihara hewan saat hamil bisa membahayakan janin. Hal ini memang benar, tetapi bukan berarti Bumil tidak boleh memiliki hewan peliharaan sama sekali. Jika dilakukan dengan tepat, memelihara hewan punya manfaat untuk ibu hamil.

Memiliki hewan peliharaan bisa menjadi hiburan tersendiri dan mampu menghidupkan suasana rumah. Namun, banyak pasangan suami istri yang sedang merencanakan atau menjalani kehamilan merasa takut untuk memelihara hewan. Alasannya tentu karena takut membahayakan janin.

Menimbang Risiko dan Manfaat Memelihara Hewan Saat Hamil - Alodokter

Padahal, memelihara hewan saat hamil sebenarnya tidak masalah selama hewan peliharaan tersebut terjaga kebersihannya. Risiko terjadinya gangguan pada kehamilan dan janin justru meningkat bila ibu hamil sering berdekatan dengan hewan yang tidak terawat atau hewan liar.

Risiko Memelihara Hewan Saat Hamil

Hewan liar atau hewan yang tidak terawat kerap menjadi perantara atau tempat hidup berbagai jenis kuman penyebab penyakit yang berbahaya, terutama bagi ibu hamil dan janin. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh hewan peliharaan:

1. Toksoplasmosis

Toksoplasmosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii. Jika menginfeksi ibu hamil, parasit yang biasanya ditemukan di usus kucing ini dapat masuk ke dalam plasenta dan menyebabkan gangguan pada janin, kelahiran prematur, dan bahkan keguguran.

Oleh karena itu, bila Bumil memiliki kucing di rumah, pastikan hewan tersebut selalu dalam kondisi bersih, sehat, dan tervaksinasi. Selain itu, Bumil sebaiknya jangan membersihkan kotoran hewan atau kandang hewan sendiri untuk menurunkan risiko terinfeksi T. gondii.

2. Salmonellosis

Pemilik hewan peliharaan juga perlu waspada dengan bakteri Salmonella penyebab salmonellosis. Pasalnya, bakteri ini tak hanya ditemukan pada telur atau daging mentah, tetapi juga kotoran hewan yang terinfeksi bakteri Salmonella.

Bumil bisa terkena salmonellosis jika mengonsumsi makanan atau menyentuh tanah yang terkontaminasi kotoran hewan yang terinfeksi bakteri Salmonella, dan segera menyentuh mulut atau makan tanpa cuci tangan. Penyakit ini lebih berisiko dialami oleh ibu hamil yang tinggal di lingkungan yang kotor atau memiliki sanitasi yang buruk.

Gejala salmonellosis dapat berupa demam, muntah, kram perut, dan diare. Ibu hamil yang terinfeksi Salmonella juga bisa menularkan penyakit ini kepada janinnya. Pada janin, infeksi bakteri Salmonella dapat meningkatkan risiko terjadinya meningitis dan infeksi berat atau sepsis.

3. Lymphocytic choriomeningitis

Lymphocytic choriomeningitis adalah penyakit yang disebabkan oleh lymphocytic choriomeningitis mammarenavirus (LCMV). Sebenarnya, virus tersebut banyak ditemukan pada tikus liar. Namun, hewan peliharaan seperti hamster atau marmut juga dapat menularkan virus tersebut.

Penyakit ini menimbulkan gejala menyerupai flu dan akan membaik dengan sendirinya. Sayangnya, infeksi virus lymphocytic choriomeningitis mammarenavirus dapat menyebabkan keguguran atau kelainan bawaan sejak lahir pada bayi.

4. Rabies

Virus penyebab rabies dapat disebarkan oleh hewan, misalnya anjing. Ibu hamil mungkin saja terjangkit rabies ketika terkena air liur anjing yang terinfeksi virus tersebut. Penyakit rabies dapat menimbulkan gejala berupa demam, menggigil, lemah otot, gelisah, kebingungan, dan tidak tahan terhadap air.

Untuk mencegah rabies, Bumil perlu mendapatkan suntikan vaksin rabies bila memiliki anjing di rumah. Selain itu, kesehatan dan kebersihan anjing peliharaan juga perlu dijaga, serta pastikan anjing peliharaan Bumil sudah mendapatkan vaksin rabies khusus hewan.

Manfaat Memelihara Hewan Saat Hamil

Walau memiliki beberapa risiko, memelihara hewan saat hamil sebetulnya juga bermanfaat bagi ibu hamil, lho. Beberapa manfaat memelihara hewan saat hamil antara lain:

Membuat tubuh lebih aktif bergerak

Bagi pemilik hewan peliharaan, seperti anjing atau kucing, tak lengkap rasanya jika tak mengajak mereka bermain. Nah, aktivitas bermain bersama hewan peliharaan ini akan membuat Bumil lebih aktif bergerak. Dengan demikian, tubuh Bumil tetap bugar sehingga risiko komplikasi selama kehamilan pun menurun.

Menguatkan daya tahan tubuh

Penelitian menunjukkan bahwa sebagian anak yang orang tuanya memelihara hewan cenderung memiliki daya tahan tubuh atau sistem imunitas yang lebih kuat. Daya tahan tubuh yang kuat tak hanya dapat mencegah bayi sakit, tetapi juga mampu menurunkan risiko terjadinya alergi di kemudian hari.

Tips Aman Memelihara Hewan Saat Hamil

Jika ingin atau sudah memiliki hewan peliharaan, Bumil perlu menerapkan tips berikut ini agar memelihara hewan saat hamil tidak membahayakan ibu dan janin:

  • Hindari kontak langsung dengan kotoran hewan
  • Pastikan hewan peliharaan sudah mendapatkan vaksinasi
  • Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun setelah berinteraksi dengan hewan peliharaan
  • Minta bantuan orang lain untuk membersihkan kotoran dan kandang hewan

Jika tidak ada orang lain yang bisa membantu membersihkan kandang dan kotoran hewan peliharaan, Bumil diperbolehkan melakukannya sendiri asalkan memakai sarung tangan dan masker. Jangan lupa juga untuk membersihkan diri setelah membersihkan kotoran dan kandang hewan, ya.

Untuk mencegah terjadinya penyakit yang disebarkan oleh hewan, Bumil perlu mempertimbangkan kembali risiko dan manfaat memelihara hewan saat hamil. Namun, jika hewan peliharaan selalu dirawat dengan baik dan terjaga kebersihannya, Bumil tidak perlu khawatir.

Hal penting yang perlu diingat, Bumil harus memeriksakan kondisi kehamilan secara rutin ke dokter kandungan. Dengan begitu, dokter bisa mendeteksi sejak dini bila ada kelainan pada kandungan atau janin dan memberikan penanganan yang tepat.