Menjelang persalinan anak kedua, sebagian ibu mulai fokus pada persiapan lahirnya Si Kecil, sehingga kerap kurang memperhatikan pada anak sulungnya. Padahal, meluangkan waktu yang berkualitas dengan Si Kakak sebelum adik bayinya lahir sangat penting, lho, Bun.

Hadirnya adik bayi memang bisa menambah kebahagiaan di keluarga Bunda. Namun, jangan sampai momen ini justru membuat Bunda mengabaikan anak pertama, ya.

Menjelang Kelahiran Anak Kedua? Yuk, Luangkan Waktu Berkualitas dengan Anak Pertama - Alodokter

Walau ia anak sulung, bukan berarti ia harus secara otomatis mandiri dan tidak membutuhkan perhatian Bunda lagi. Menjelang persalinan anak kedua, penting untuk diingat bahwa berapa pun usianya, buah hati Bunda tetap butuh merasa disayangi dan diperhatikan oleh orang tuanya, terutama ibunya.

Ini Pentingnya Quality Time dengan Anak Pertama

Menjalani kehamilan kedua saat sudah memiliki balita tentu menjadi tantangan tersendiri, karena Bunda harus menjalani ini sambil tetap meluangkan perhatian untuk anak pertama. Belum lagi setelah anak kedua lahir nanti. 

Tidak menutup kemungkinan, Si Kakak yang mungkin belum mengerti apa arti adik untuknya akan merasa cemburu ketika waktu dan perhatian Bunda tersita untuk Si Adik. 

Oleh karena itu, penting bagi Bunda untuk memberi tahu Si Kakak bahwa ia akan segera memiliki saudara sebelum kelahiran adik, bahkan sejak awal kehamilan. Menjelang persalinan anak kedua, perhatian terhadap kondisi emosional Si Kakak perlu semakin ditingkatkan agar ia tidak merasa tersisihkan.

Tidak kalah penting lagi, Bunda juga harus memberikan perhatian pada Si Kakak. Walau kini perhatian Bunda terbagi, ingatlah bahwa Si Kakak adalah guru terbaik yang mengajarkan Bunda menjadi seorang ibu untuk pertama kalinya. Berterimakasihlah padanya atas pengalaman menjadi ibu yang ia ajarkan secara alami, yang tidak bisa didapatkan dari buku atau kelas mana pun.

Sadari juga bahwa walaupun ia adalah anak yang paling tua, bukan berarti dia sudah dewasa serta bisa mengurus dirinya sendiri. Ia tetaplah anak-anak yang sedang mengidolakan orang tuanya serta membutuhkan kasih sayang mereka.

Jangan sampai Si Kakak mencari perhatian dari Bunda dengan berperilaku nakal, menyakiti adiknya, atau bahkan menyakiti dirinya sendiri. Hal ini bisa terjadi dan tentu saja akan mengagetkan Bunda. Namun, Bunda bisa menghindarinya dengan tetap membagi waktu untuk Si Kakak.

Tetap meluangkan waktu berkualitas untuknya, seperti mendengarkan celotehannya atau bermain bersamanya, bisa membuat Si Kakak tidak merasa diabaikan dan terasingkan. Ia tetap mendapatkan perhatian Bunda, tidak kekurangan kasih sayang, serta merasa dihargai keberadaannya.

Dengan melalui waktu bersama Si Kakak, Bunda jadi tahu apa yang ia rasakan, pikirkan, dan inginkan. Ini juga bisa membuat ikatan emosional antara Bunda dan Si Kakak semakin erat, lho.

Tips Membuat Anak Sulung Bahagia

Anak sulung sering kali memikul beban sebagai anak yang paling dewasa. Secara tidak sengaja, perlakuan Bunda terhadap anak pertama bisa saja membuatnya merasa tersisih.

Agar Si Kakak tetap bahagia dan ceria setelah kelahiran Si Adik, berikut ini adalah tips yang bisa Bunda lakukan untuk menjalin kedekatan dan membangun hubungan yang baik dengan anak pertama:

1. Tidak banyak menuntutnya

Walau ia akan segera memiliki adik, cobalah untuk tidak selalu memerintah dan menuntutnya untuk tampil sempurna. Kendati anak sulung, ia tetaplah seorang anak yang perlu diapresiasi dengan pujian dan perhatian Bunda. 

Oleh karena itu, jangan lupa untuk tetap memberikannya kasih sayang, perhatian, dan memujinya bila ia telah berperilaku baik.

2. Ajak bernostalgia dengan album fotonya

Menjelang kelahiran Sang Adik, mengajak Si Kakak bernostalgia dengan foto-foto atau video selama Bunda merawatnya bisa menjadi cara agar ia tidak merasa ditinggalkan atau kehilangan kasih sayang.

Dengan sedikit bernostalgia, ia jadi tahu bagaimana Bunda dan Ayah mengasuhnya dulu dengan penuh kasih sayang dan mengerti bahwa setelah ini adalah giliran adiknya.

3. Ceritakan kepadanya tentang struktur keluarga

Jika Ayah atau Bunda juga seorang kakak, menceritakan pengalaman yang dulu pernah dialami juga bisa saat momen quality time dengan Si Sulung, lho. Ceritakan bagaimana dulunya Ayah atau Bunda menerima, menyayangi, dan berperilaku sebagai kakak untuk adik.

4. Libatkan Si Kakak dalam berbagai aktivitas dengan adik

Jika kakak sudah mengerti arti adik untuknya, sesekali melibatkannya dalam merawat adik tidak apa-apa lho, Bun. Nantinya akan terlihat apakah ia antusias dengan kehadiran adiknya atau tidak. Jika ia bersemangat, bantulah ia untuk lebih akrab dengan adiknya.

Kendati tidak mudah dilakukan, Bunda tetap harus melakukan dan mencoba untuk memberikan perhatian pada kedua buah hati Bunda secara adil. Tidak bisa dipungkiri memang fokus Bunda akan condong ke Si Adik yang baru lahir. Namun, jangan biarkan Si Kakak jadi sendirian, ya.

Meski ia telah menjadi seorang kakak, bukan berarti Bunda bisa meminta ia menjadi lebih mandiri, apalagi jika usianya masih balita. Meminta anak kecil untuk cepat dewasa bisa membuatnya merasa terbebani atau tidak disayangi. 

Hal ini bisa memicu perilaku seperti mengompol lagi, marah-marah, atau menarik diri dari orang tua. Oleh karena itu, menjelang persalinan anak kedua, penting bagi Bunda untuk lebih peka terhadap perubahan emosi dan perilaku Si Kakak.

Bila Bunda merasakan perubahan perilaku yang drastis atau mengkhawatirkan pada Si Kakak, terutama setelah adiknya lahir, jangan tunda untuk berkonsultasi dengan psikolog anak, ya. Konsultasi dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja serta cepat dan praktis melalui Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER.