Nyeri saat pipis adalah keluhan yang sering dialami oleh banyak orang, baik laki-laki maupun perempuan. Selain mengganggu aktivitas sehari-hari, nyeri ini juga dapat menjadi tanda adanya gangguan kesehatan tertentu pada saluran kemih yang perlu diwaspadai.

Rasa nyeri saat pipis biasanya muncul tiba-tiba dan bisa terasa seperti perih, panas, atau menusuk. Banyak orang menganggap keluhan ini sepele dan membiarkannya tanpa penanganan, padahal nyeri saat pipis dapat disebabkan oleh kondisi medis.

Nyeri Saat Pipis, Inilah Penyebab, Cara Mengatasi, dan Tanda Bahayanya - Alodokter

Penting untuk mengenali berbagai penyebab nyeri saat pipis dan mengetahui kapan harus segera mencari pertolongan medis agar masalah kesehatan yang lebih serius bisa dicegah.

Berbagai Penyebab Nyeri Saat Pipis

Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan nyeri saat pipis. Berikut ini adalah beberapa penyebab yang sering terjadi:

1. Infeksi saluran kemih (ISK)

Infeksi bakteri pada saluran kemih (uretra) merupakan penyebab paling umum nyeri saat pipis. Kondisi ini biasanya disertai dengan beberapa gejala lain, misalnya sering ingin buang air kecil, anyang-anyangan, atau urine keruh atau berbau tidak sedap. Selain itu, infeksi saluran kemih juga bisa menyebabkan demam.

2. Batu saluran kemih

Batu yang terbentuk di ginjal, ureter, atau kandung kemih bisa menyebabkan luka dan iritasi saat urine melewati saluran tersebut. Akibatnya, muncul rasa nyeri, terutama saat pipis. Kondisi ini terkadang juga bisa membuat urine terlihat kemerahan karena bercampur darah.

3. Iritasi akibat produk kebersihan

Penggunaan sabun, antiseptik, atau cairan pembersih area genital yang mengandung bahan kimia keras dapat menyebabkan iritasi pada saluran kencing. Hal inilah yang membuat rasa perih muncul saat buang air kecil.

4. Infeksi menular seksual (IMS)

Beberapa infeksi menular seksual, seperti gonore dan klamidia, juga dapat menyebabkan nyeri saat pipis. Selain itu, kondisi ini juga disertai dengan keluarnya cairan tidak normal dari kemaluan, gatal, atau nyeri saat berhubungan seksual.

5. Peradangan prostat

Peradangan pada kelenjar prostat (prostatitis) dapat menyebabkan rasa nyeri, terutama saat buang air kecil atau setelah ejakulasi. Selain itu, kondisi ini juga disertai rasa ingin buang air kecil yang sering atau nyeri di area antara anus dan skrotum.

6. Efek samping obat atau kemoterapi

Beberapa jenis obat, termasuk obat kemoterapi dan antibiotik tertentu, dapat menimbulkan efek samping berupa iritasi atau peradangan pada saluran kemih. Kondisi ini biasanya menyebabkan rasa nyeri, panas, atau perih saat buang air kecil.

Selain itu, obat-obatan tertentu dapat membuat urine berubah warna, menjadi lebih pekat, atau bahkan menimbulkan darah pada urine. Efek samping ini tidak dialami semua orang, tetapi risiko bisa meningkat apabila obat digunakan dalam dosis tinggi atau dalam waktu lama.

Cara Mengatasi Nyeri Saat Pipis di Rumah

Untuk mengurangi keluhan nyeri saat pipis yang ringan, berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa Anda lakukan di rumah:

  • Minum air putih yang cukup minimal 8 gelas per hari untuk membantu membersihkan saluran kemih dari bakteri serta membuat urine lebih encer, sehingga nyeri saat pipis berkurang.
  • Batasi penggunaan sabun, pembersih area genital, atau produk kewanitaan yang mengandung pewangi, alkohol, atau bahan kimia keras.
  • Hindari menahan keinginan buang air kecil terlalu lama. Menahan pipis dapat memperparah infeksi dan menyebabkan penumpukan bakteri di saluran kemih.
  • Bersihkan area genital dengan air bersih dan keringkan secara perlahan setelah buang air kecil, agar bakteri tidak mudah berkembang.
  • Konsumsi obat sesuai anjuran dokter, terlebih jika dokter memberikan resep antibiotik. Jangan menghentikan pengobatan tanpa persetujuan dokter meski gejala sudah membaik.

Meskipun kebanyakan nyeri saat pipis bersifat ringan dan dapat membaik dengan perawatan mandiri, ada beberapa tanda yang harus diwaspadai, seperti:

  • Nyeri saat pipis disertai demam tinggi, menggigil, atau nyeri pinggang
  • Urine bercampur darah atau berwarna merah
  • Keluhan nyeri tidak membaik setelah 2–3 hari perawatan di rumah
  • Pembengkakan, nyeri hebat pada perut bagian bawah, atau kesulitan buang air kecil sama sekali
  • Keluar cairan tidak normal dari saluran kencing atau kemaluan

Jika Anda tidak yakin dengan kondisi yang sedang dialami, jangan ragu untuk Chat Bersama Dokter di Alodokter atau segera buat janji konsultasi offline dengan dokter agar penyebabnya dapat diketahui dan diobati dengan tepat.

Menunda penanganan pada kondisi-kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi ginjal, kerusakan saluran kemih, atau komplikasi lain yang lebih berat. Terlebih lagi, bila Anda sedang hamil, memiliki penyakit ginjal, atau daya tahan tubuh sedang lemah.