Pubertas umumnya terjadi di usia sekitar 11 tahun pada anak perempuan dan sekitar 12 tahun pada anak laki-laki. Namun, terkadang pubertas bisa terjadi lebih dini pada beberapa anak. Pubertas sebelum waktunya bisa disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya faktor genetik atau kelainan hormon.

Seorang anak bisa dikatakan mengalami pubertas sebelum waktunya atau pubertas dini ketika usianya masih terlalu muda untuk mengalami pubertas. Pada anak perempuan, pubertas dini bisa terjadi di usia 7–8 tahun, sedangkan pada anak laki-laki, kondisi ini bisa terjadi di usia 8–9 tahun.Kenali Penyebab Pubertas Dini dan Cara Menghadapinya - Alodokter

Beberapa Penyebab Pubertas Dini

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seorang anak mengalami pubertas dini, di antaranya:

1. Faktor genetik

Ini merupakan salah satu faktor risiko utama terjadinya pubertas dini pada anak. Berbagai riset menyebutkan bahwa pubertas dini lebih berisiko terjadi pada anak yang memiliki orang tua atau saudara kandung yang juga memiliki riwayat kondisi serupa.

Pubertasi dini juga lebih umum terjadi pada perempuan, dengan risiko 10 kali lebih besar dibandingkan anak laki-laki.

2. Obesitas

Sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa obesitas pada anak turut berperan dalam meningkatkan risiko mereka untuk mengalami pubertas dini. Pasalnya, obesitas membuat tubuh anak menghasilkan lebih banyak hormon leptin.

Hormon ini normalnya dilepaskan ketika anak laki-laki dan perempuan sudah memasuki usia remaja. Namun, pada anak yang obesitas, jumlah jaringan lemak yang berlebihan di tubuh bisa menyebabkan hormon leptin dihasilkan lebih dini.

3. Paparan bahan kimia

Paparan bahan kimia atau racun tertentu juga disebut dapat meningkatkan risiko anak untuk mengalami pubertas dini. Bahan kimia tersebut antara lain DDT, PCB, phthalate, paraben, timbal, pestisida, dan bisphenol A. N.

Selain paparan bahan kimia, paparan hormon estrogen atau testosteron dari obat-obatan hormonal juga bisa menyebabkan anak mengalami pubertas dini.

4. Stres dan depresi

Masalah kesehatan mental pada anak, seperti depresi dan stres berkepanjangan, turut berkontribusi terhadap terjadinya pubertas dini. Hal ini diduga terjadi karena efek stres dan gangguan mental terhadap perubahan hormonal di tubuh anak.

5. Kondisi medis tertentu

Beberapa penyakit atau kondisi medis yang bisa menyebabkan anak mengalami pubertas dini antara lain tumor pada otak, testis, atau indung telur, kelainan hormon, dan cedera otak.

Menyikapi Pubertas Dini pada Anak

Tanda-tanda pubertas pada anak perempuan umumnya adalah perubahan bentuk payudara, mulainya menstruasi, dan tumbuhnya bulu atau rambut di sekitar kemaluan. Sementara pada anak laki-laki, pubertas bisa menyebabkan ukuran penis dan testis bertambah besar, suara menjadi lebih berat, dan ejakulasi.

Meski pubertas adalah hal yang umum dialami oleh semua orang, beberapa anak yang mengalami pubertas dini mungkin untuk mendapati sejumlah masalah, baik secara fisik maupun psikologis.

Pubertas dini bisa membuat anak merasa kurang percaya diri karena merasa berbeda dengan teman-temannya, stres, kurang nafsu makan, hingga penurunan prestasi akademik di sekolah. Terutama, pada anak laki-laki, pubertas dini juga bisa membuat mereka cenderung berperilaku lebih agresif.

Peran orang tua sangat penting dalam mendukung anak menghadapi masa pubertas, terutama pubertas dini. Beberapa hal yang bisa orang tua lakukan antara lain:

Menjaga komunikasi

Sangat penting untuk menjaga komunikasi yang baik dengan anak, terlebih ketika ia mengalami pubertas. Orang tua dapat memberi penjelasan yang sederhana dan positif bahwa pubertas adalah hal yang normal.

Beri pula pemahaman kepada anak bahwa ia tidak perlu merasa malu dan cemas tentang perubahan yang terjadi pada tubuhnya, karena setiap anak akan mengalami pubertas meski pada usia yang berbeda.

Memberikan buku atau informasi berisi pemahaman tentang pubertas

Berikan anak buku-buku yang berisi pemahaman tentang pubertas. Kemudian, ajak ia berdiskusi mengenai isi buku tersebut dan bicarakan pula pengalaman yang ia rasakan. Cara ini dapat membantu anak memahami dan menghadapi pubertas dini yang dialaminya.

Penting juga bagi orang tua untuk memberikan pendidikan seksual, agar anak bisa memahami risiko hubungan seks di luar nikah, seperti terjadinya penyakit menular seksual atau kehamilan yang tidak direncankan.

Mengajak anak mengunjungi dokter

Ketika buah hati Anda mengalami tanda-tanda pubertas dini, sebaiknya periksakan kondisinya ke dokter. Hal ini penting dilakukan, agar dokter dapat memastikan kondisi kesehatan anak, menentukan penyebab pubertas dini, serta memberikan pengobatan yang tepat.

Jika anak Anda mengalami pubertas sebelum waktunya atau pubertas dini, penting untuk tetap memberinya dukungan. Pasalnya, masa-masa ini bisa menjadi masa yang menyulitkan dan membingungkan untuknya.

Jika Anda masih bingung dalam menghadapi anak yang mengalami pubertas dini, konsultasi ke dokter untuk membantu anak memperoleh pemahaman yang tepat serta penanganan yang sesuai.