Pup bayi warna hijau dan berlendir sering membuat orang tua cemas karena dianggap tidak biasa. Padahal, perubahan warna dan tekstur pup bayi bisa dipengaruhi banyak hal, mulai dari makanan hingga kondisi kesehatan tertentu.
Selain warna kuning yang dianggap normal, pup bayi warna hijau dan berlendir merupakan salah satu variasi yang sering ditemui, terutama saat awal bayi dilahirkan. Meski warnanya berbeda, hal ini tidak selalu menandakan adanya masalah serius.

Sebab, perubahan warna pup bayi terkadang disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman tertentu, seperti ASI, susu formula, atau makanan pendamping ASI (MPASI). Namun, memang ada juga pup berwarna hijau dan berlendir yang menjadi tanda adanya infeksi atau gangguan pencernaan pada bayi.
Penyebab Pup Bayi Warna Hijau dan Berlendir
Berikut ini adalah beberapa penyebab pup bayi warna hijau dan berlendir beserta penjelasannya:
1. ASI foremilk lebih banyak
Foremilk adalah ASI yang keluar di awal proses menyusui, biasanya lebih encer dan kaya laktosa (gula susu), tetapi lebih rendah lemak. Apabila Si Kecil terlalu sering berpindah payudara sebelum selesai menyusu, ia mungkin hanya mendapatkan foremilk saja. Kondisi ini bisa membuat pup bayi menjadi lebih cair, berwarna hijau, serta kadang berlendir.
Kelebihan laktosa dari foremilk juga bisa menyebabkan bayi kembung, sering buang angin, atau menjadi lebih rewel setelah menyusu.
2. Pengaruh susu formula
Susu formula, terutama yang kaya zat besi, bisa mengubah warna pup bayi menjadi hijau. Perubahan ini umumnya terjadi saat bayi baru mulai atau berganti jenis susu formula. Penyesuaian sistem pencernaan bayi terhadap susu baru juga bisa menyebabkan pup berlendir sebagai reaksi sementara.
Apabila Si Kecil tampak nyaman dan tidak ada gejala lain, biasanya pup bayi warna hijau dan berlendir tidak perlu dikhawatirkan.
3. Infeksi saluran cerna
Infeksi saluran cerna karena virus atau bakteri bisa menyebabkan peradangan, sehingga pup bayi menjadi hijau dan berlendir. Salah satu infeksi yang cukup sering terjadi adalah infeksi rotavirus, yang dapat menyebabkan diare, lendir, bahkan darah pada feses bayi.
Gejala lain yang menyertai bisa berupa demam, muntah, bayi menjadi sangat rewel, atau tampak lemas. Kondisi ini perlu perhatian khusus karena bisa menyebabkan dehidrasi.
4. Alergi makanan atau intoleransi laktosa
Beberapa bayi dapat mengalami alergi terhadap protein susu sapi, protein makanan tertentu, atau intoleransi laktosa. Reaksi alergi ini menyebabkan iritasi pada usus, sehingga pup bayi berwarna hijau, berlendir, bahkan kadang bercampur darah. Pada bayi ASI, alergi bisa dipicu oleh makanan yang dikonsumsi ibu.
Apabila Si Kecil mengonsumsi susu formula, protein susu sapi atau soya juga bisa menjadi pemicunya. Biasanya gejala lain juga muncul, seperti kemerahan pada kulit, kolik, atau berat badan sulit naik.
5. Perubahan pola makan (MPASI)
Ketika bayi mulai mengonsumsi makanan pendamping ASI, terutama sayuran hijau seperti bayam atau brokoli, pigmen klorofil di makanan bisa mengubah warna pup menjadi hijau. Selain itu, adaptasi usus bayi terhadap makanan padat juga dapat memicu munculnya lendir pada pup. Kondisi ini umumnya sementara dan akan kembali normal setelah pencernaan bayi beradaptasi.
Cara Mengatasi Pup Bayi Warna Hijau dan Berlendir
Jika pup bayi warna hijau dan berlendir tidak disertai gejala berat, berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat Bunda lakukan:
- Pantau perubahan pola makan ibu menyusui, terutama jika ada makanan baru atau produk susu.
- Pastikan bayi mendapat ASI hingga tuntas, agar bayi mendapat hindmilk yang lebih kaya lemak.
- Perhatikan tanda infeksi atau reaksi alergi, seperti demam, lebih rewel, muntah, atau keluar darah bersama pup, yang bisa saja terjadi.
- Pastikan asupan cairan bayi cukup, terutama jika pup bayi hijau disertai diare.
- Bicarakan dengan dokter apabila ingin mengganti susu formula.
Pup bayi warna hijau dan berlendir memang sering kali tidak berbahaya, Bun. Meski begitu, Bunda tetap harus segera membawa Si Kecil ke dokter apabila muncul gejala lain, seperti bayi tampak lemas atau tidak mau minum sama sekali, pup berdarah, demam tinggi, serta muncul tanda dehidrasi misalnya mulut kering dan jarang pipis.
Selain itu, Bunda juga jangan ragu untuk menggunakan fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi Alodokter jika ingin memastikan kondisi Si Kecil tetap aman atau membutuhkan saran perawatan lebih lanjut.