Usia wanita yang terlalu muda saat hamil dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi ketika hamil maupun bersalin. Yuk, kenali berbagai risiko hamil di bawah usia 20 tahun agar Anda lebih bijak dalam merencakan kehamilan dan mencegah komplikasi yang berisiko terjadi.
Usia ideal bagi perempuan untuk hamil adalah 20–30 tahun atau di awal usia 30-an. Menjalani kehamilan di bawah usia 20 tahun dapat dikatakan berisiko karena berdasarkan anatomi tubuh, perkembangan panggul perempuan pada usia tersebut belum sempurna sehingga dapat menyebabkan kesulitan saat melahirkan.
Tak hanya secara fisik, hamil di bawah usia 20 tahun juga dapat memengaruhi psikologis wanita yang menjalaninya.
Risiko Hamil di Bawah Usia 20 Tahun pada Ibu
Perempuan yang hamil di bawah usia 20 tahun sering kali menerima stigma negatif dari teman sebaya atau lingkungan di sekitarnya, terlebih jika kehamilan tersebut tidak direncanakan.
Masalah ekonomi juga kerap menjadi kendala perempuan yang hamil di usia yang sangat muda karena umumnya belum mapan dan tidak memiliki pendidikan atau kemampuan yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan pekerjaan.
Selain risiko sosial dan ekonomi, hamil di bawah usia 20 tahun juga dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi. Berikut ini adalah beberapa komplikasi yang mungkin terjadi:
1. Depresi
Beberapa studi menunjukkan bahwa wanita yang hamil di bawah usia 20 tahun lebih berisiko mengalami stres atau depresi pascamelahirkan dibandingkan dengan wanita yang hamil di usia lebih dari 25 tahun.
Selain itu, hamil di usia terlalu muda atau masih remaja juga dapat meningkatkan risiko stres, baby blues, hingga keinginan untuk bunuh diri. Hal ini mungkin saja disebabkan oleh beban dan tuntutan yang harus dihadapi karena belum siap merawat dan mengasuh bayinya.
2. Kurangnya perawatan prenatal
Hamil di bawah usia 20 tahun bisa membuat perempuan tidak mendapatkan perawatan prenatal yang tepat, terutama jika tidak mendapat dukungan dari orang tua atau pasangannya.
Perawatan prenatal atau pemeriksaan kandungan secara rutin sangat penting, terutama pada bulan pertama kehamilan, agar kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin di dalam kandungan dapat terpantau selama masa kehamilan.
3. Tekanan darah tinggi
Berbagai studi menunjukkan bahwa ibu hamil berusia di bawah 20 tahun lebih banyak yang mengalami hipertensi saat hamil dan preeklamsia, jika dibandingkan dengan wanita hamil berusia 20-an atau 30-an tahun.
Jika tidak terdeteksi sejak dini dan ditangani dengan baik, kondisi ini dapat membahayakan kondisi kesehatan ibu hamil dan janin.
4. Anemia
Hamil di usia remaja juga dapat meningkatkan risiko anemia. Kondisi ini dapat membuat ibu hamil merasa lemah dan lelah hingga dapat memengaruhi tumbuh kembang janin. Kondisi ini juga dapat meningkatkan risiko ibu hamil yang terlalu muda untuk mengalami perdarahan pascapersalinan.
Dampak Kehamilan Ibu di Bawah Usia 20 Tahun pada Janin
Tak hanya memengaruhi ibu hamil, komplikasi atau risiko hamil di bawah usia 20 tahun juga bisa dialami oleh janin, di antaranya:
Lahir prematur
Ibu yang hamil di bawah usia 20 tahun memiliki risiko lebih tinggi mengalami kelahiran prematur. Semakin awal bayi dilahirkan, semakin besar pula risiko terjadinya gangguan tumbuh kembang, cacat bawaan lahir, hingga gangguan fungsi pernapasan dan pencernaan pada bayi.
Pada kasus tertentu, hamil di bawah usia 20 tahun juga dapat meningkatkan risiko terjadinya keguguran atau kematian janin.
Berat badan lahir rendah
Bayi prematur cenderung memiliki berat badan yang lebih rendah dari bayi yang lahir cukup bulan. Kondisi ini membuat bayi rentan mengalami hal-hal berikut:
- Kesulitan bernapas dan menyusu hingga memerlukan ventilator dan menjalani perawatan di ruang NICU rumah sakit
- Kesulitan belajar serta lebih rentan terhadap penyakit diabetes dan penyakit jantung saat dewasa nanti
- Kematian sewaktu masih dalam kandungan
Sebagai bentuk pencegahan dari berbagai risiko yang harus dihadapi oleh perempuan yang hamil di bawah usia 20 tahun, pemerintah Republik Indonesia mengubah batas minimal usia menikah bagi perempuan dari 16 tahun menjadi 19 tahun.
Memang tak semua kehamilan di usia muda akan menimbulkan berbagai dampak di atas. Sebagian ibu yang hamil di usia muda tetap bisa melahirkan bayi dalam keadaan sehat.
Akan tetapi, secara umum, lebih banyak ibu hamil di usia muda yang mengalami berbagai masalah kesehatan atau komplikasi terkait kehamilan atau persalinan. Oleh karena itu, jika Anda berumur di bawah 20 tahun dan sedang mengandung, periksakan kehamilan Anda secara rutin ke dokter kandungan demi kesehatan Anda dan janin.
Untuk mendukung kondisi kehamilan Anda, dokter dapat memberikan berbagai saran dan meresepkan vitamin prenatal agar kondisi Anda dan janin tetap sehat.