Mitos tentang ciri hamil anak laki-laki hingga kini masih ramai beredar di masyarakat, mulai dari bentuk perut ibu hamil yang tidak terlalu bulat hingga ngidam makanan asin atau asam. Mari kita telusuri kebenaran mitos-mitos tersebut secara medis.

Munculnya mitos ciri hamil anak laki-laki sebenarnya sudah berkembang sejak lama, dan hingga kini masih beredar secara turun-temurun. Hal ini mungkin dikaitkan dengan terbatasnya sarana dan peralatan medis pada waktu itu.

Kenali Ragam Mitos Ciri Hamil Anak Laki-laki dan Faktanya - Alodokter

Namun, seiring perkembangan zaman, kini ada cara yang lebih baik dan akurat untuk mendeteksi jenis kelamin bayi dalam kandungan, yaitu melalui pemeriksaan USG. Bahkan, studi menyebutkan bahwa pemeriksaan USG pada usia kehamilan 18–22 minggu memiliki tingkat akurasi hingga 98% dalam mendeteksi kelamin janin.

Fakta di Balik Mitos Ciri Hamil Anak Laki-laki

Meski sudah ada pemeriksaan USG yang diklaim lebih akurat dalam mendeteksi jenis kelamin janin, tetapi tak ada salahnya untuk mengetahui apa saja mitos seputar ciri hamil anak laki-laki yang beredar serta pembuktiannya menurut medis.

Berikut adalah di antaranya:

1. Bentuk perut ibu hamil

Ibu hamil yang perutnya terlihat kurang bulat kerap dianggap sedang mengandung bayi laki-laki. Sebaliknya, bila perutnya tampak lebih bulat atau lonjong, berarti ia mengandung bayi perempuan.

Faktanya, jenis kelamin janin sama sekali tidak berhubungan dengan penampilan dan bentuk perut ibu hamil. Ini karena tampilan perut ibu hamil memang sangat bervariasi, dan hal ini tergantung dari bentuk tubuh dan tahap atau usia kehamilannya.

2. Denyut jantung janin

Bila detak jantung janin di bawah 140 per menit, ini menandakan janin berjenis kelamin laki-laki. Begitu pun sebaliknya, detak jantung janin di atas 140 per menit menandakan bahwa janin berjenis kelamin perempuan.

Faktanya, tidak ada penelitian yang menyatakan bahwa detak jantung menjadi penanda jenis kelamin janin. Denyut jantung janin dapat bervariasi sesuai pergerakan dan usia janin. Yang jelas, detak jantung janin yang normal berada pada kisaran 120–160 kali per menit.

3. Bulu kaki ibu hamil

Bila bulu kaki ibu hamil tumbuh dengan cepat, berarti janin dalam kandungannya adalah laki-laki.

Faktanya, kuku dan rambut pada wanita yang sedang hamil bisa lebih cepat memanjang. Ini karena adanya perubahan hormon di dalam tubuhnya. Namun, hormon ini tidak berkaitan dengan jenis kelamin janin.

Jadi, banyaknya bulu atau rambut yang tumbuh selama kehamilan tidak bisa jadi faktor penentu jenis kelamin janin, ya.

4. Warna urine ibu hamil

Ada mitos yang menyebutkan bahwa urine ibu hamil yang berwarna terang menandakan bahwa janin dalam rahim berjenis kelamin laki-laki. Sebaliknya, bila urine berwarna gelap, sang janin adalah perempuan.

Faktanya, warna urine sama sekali tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin janin. Warna urine bisa berubah dari jernih, kekuningan, atau kuning pekat, tergantung pada jumlah asupan cairan tubuh atau seberapa banyak ibu hamil minum air putih atau minuman lainnya.

Selain itu, makanan atau obat-obatan tertentu juga bisa menimbulkan efek samping berupa perubahan warna urine.

5. Morning sickness

Jika ibu hamil mengalami mual dan muntah (morning sickness) sepanjang hari, berarti janin berjenis kelamin perempuan. Sebaliknya, mual muntah akan lebih jarang terjadi jika hamil anak laki-laki.

Hormon hCG yang memicu morning sickness memang cenderung lebih tinggi pada kehamilan janin perempuan. Meski demikian, ibu hamil dengan jenis kelamin laki-laki tetap bisa mengalami morning sickness, kok.

6. Ngidam

Ibu hamil yang mengidam makanan asin atau asam dianggap sedang mengandung janin laki-laki, tapi bila yang diidamkan adalah makanan manis berarti mengandung janin perempuan.

Faktanya, hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang dapat menjelaskan kaitan antara ngidam makanan tertentu dengan jenis kelamin janin. Saat hamil bayi laki-laki atau perempuan, ibu hamil bisa ngidam makanan apa pun.

Hal-Hal yang Memengaruhi Terbentuknya Bayi Laki-laki

Meski tidak sepenuhnya berhasil, ada beberapa faktor yang bisa memperbesar peluang ibu hamil untuk memiliki bayi dengan jenis kelamin laki-laki, di antaranya:

Berhubungan seks pada waktu tertentu

Waktu yang tepat untuk berhubungan seks agar mendapat anak laki-laki adalah di awal dan di akhir masa subur, termasuk 2 hingga 4 hari sebelum ovulasi. Ini karena sperma pembawa gen laki-laki bentuknya lebih kecil dan ekornya lebih pendek, sehingga akan lebih mudah mencapai sel telur di waktu tersebut.

Mengonsumsi makanan sehat

Beberapa studi mengungkapkan bahwa ibu hamil yang mengonsumsi lebih banyak kalori, dinilai lebih berpeluang untuk memiliki janin berjenis kelamin laki-laki. Ini karena kekurangan nutrisi cenderung bisa menghalangi terbentuknya jenis kelamin laki-laki.

Selain itu, kekurangan nutrisi juga menyulitkan janin laki-laki untuk bertahan dalam kandungan. Namun, apa pun jenis kelamin janin, ibu hamil tetap perlu mengonsumsi makanan sehat dan seimbang, sebelum dan selama kehamilan, ya.

Meski demikian, tips-tips di atas tidak bisa secara mutlak dijadikan patokan agar Bumil bisa hamil anak laki-laki. Ini karena faktor penentu jenis kelamin janin tergolong kompleks dan semuanya bergantung pada faktor genetik.

Setelah memahami penjelasan di atas, jangan lagi mudah percaya dengan berbagai mitos ciri hamil anak laki-laki yang beredar di masyarakat, ya. Untuk bisa memastikan apakah janin Bumil laki-laki atau perempuan, ada baiknya Bumil rutin melakukan pemeriksaan kehamilan ke dokter kandungan.

Ketika sudah memasuki usia kehamilan tertentu, dokter bisa melakukan pemeriksaan USG untuk mendeteksi jenis kelamin janin, sekaligus memantau kondisi kesehatan janin.