Telinga berair adalah kondisi keluarnya cairan dari dalam telinga yang bisa berupa cairan bening, kekuningan, kehijauan, atau bercampur darah. Kondisi ini dapat dialami oleh siapa saja dan biasanya menandakan adanya infeksi, iritasi, atau gangguan pada saluran telinga.

Telinga berair atau otore bisa menandakan adanya gangguan pada telinga bagian luar, telinga tengah, atau akibat cedera. Kondisi ini sering dialami anak-anak, terutama setelah berenang, mandi, atau membersihkan telinga dengan cara yang salah. Selain keluarnya cairan, telinga berair juga dapat disertai gejala lain, seperti nyeri, gatal, atau gangguan pendengaran.

Telinga Berair

Faktor lingkungan tropis yang lembap juga dapat meningkatkan risiko telinga berair karena pertumbuhan kuman lebih mudah terjadi. Pada beberapa kasus, cairan dapat berhenti dengan sendirinya. Namun, jika berlangsung lama atau disertai gejala berat, pemeriksaan medis sangat dianjurkan.

Penyebab Telinga Berair

Ada beberapa penyebab yang dapat memicu telinga berair. Berikut ini adalah penyebab yang paling sering ditemui, mulai dari yang ringan hingga yang memerlukan perhatian khusus:

Infeksi telinga luar (otitis eksterna)

Kondisi ini terjadi ketika saluran telinga luar mengalami peradangan atau infeksi. Masalah ini sering disebut swimmer’s ear karena biasanya muncul setelah berenang atau terlalu sering terkena air. Cairan yang keluar bisa berwarna bening, kuning, atau kehijauan.

Infeksi telinga tengah (otitis media)

Infeksi di telinga tengah dapat menyebabkan penumpukan cairan di balik gendang telinga. Bila gendang telinga pecah, cairan dapat keluar melalui saluran telinga. Kondisi ini sering kali terjadi setelah infeksi saluran pernapasan atas.

Luka atau cedera saluran telinga

Cedera pada saluran telinga bisa terjadi akibat membersihkan telinga dengan benda tajam atau cotton bud. Kondisi ini dapat menimbulkan luka dan mengeluarkan cairan, bahkan kadang bercampur darah.

Telinga kemasukan benda asing

Masuknya benda asing, seperti serangga kecil atau kotoran telinga yang menumpuk, bisa mengiritasi saluran telinga. Iritasi ini berpotensi menyebabkan infeksi. Akibatnya, cairan dapat keluar dari telinga.

Radang telinga akibat jamur (otomycosis)

Jamur lebih mudah tumbuh di lingkungan lembap, sehingga dapat menyerang telinga. Kondisi ini biasanya membuat cairan telinga tampak keputihan. Gejala lain yang sering muncul adalah rasa gatal yang cukup hebat.

Trauma kepala berat

Cedera kepala parah dapat menimbulkan keluarnya cairan bening dari telinga. Cairan ini bisa berasal dari otak sehingga sangat berbahaya. Kondisi ini merupakan darurat medis yang perlu segera mendapat penanganan dokter.

Gejala Telinga Berair

Keluhan telinga berair bisa berbeda pada setiap orang, tergantung penyebab yang mendasarinya. Namun, beberapa gejala yang sering dialami antara lain:

  • Keluarnya cairan dari telinga, bisa berupa bening, kekuningan, kehijauan, kental, atau bercampur darah
  • Nyeri atau rasa penuh di telinga
  • Gatal pada saluran telinga
  • Gangguan pendengaran atau telinga terasa tersumbat
  • Bau tidak sedap dari cairan telinga
  • Demam, sakit kepala, atau pusing, terutama bila disebabkan infeksi
  • Bengkak atau kemerahan di sekitar telinga

Kapan Harus ke Dokter

Telinga berair umumnya bisa membaik dengan perawatan sederhana, terutama bila disebabkan oleh iritasi ringan atau setelah berenang. Namun, Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter jika telinga berair disertai:

  • Nyeri telinga yang parah
  • Demam tinggi
  • Cairan telinga bercampur darah atau nanah kental berbau busuk
  • Penurunan pendengaran secara tiba-tiba atau makin berat
  • Pembengkakan atau kemerahan di area sekitar telinga
  • Cairan bening keluar terus-menerus setelah cedera kepala

Kondisi-kondisi tersebut dapat menandakan adanya infeksi serius, kerusakan gendang telinga, atau bahkan cedera kepala yang berbahaya. Untuk mendapatkan penanganan yang tepat, Anda dapat memanfaatkan fitur Chat Bersama Dokter

Bila diperlukan pemeriksaan langsung, gunakan booking dokter online agar lebih mudah memilih dokter spesialis THT, melihat jadwal praktik, dan menghemat waktu tanpa harus antre di rumah sakit.

Diagnosis Telinga Berair

Untuk mengetahui penyebab telinga berair, dokter akan melakukan sesi tanya jawab. Umumnya, dokter akan memulai pemeriksaan dengan menanyakan riwayat medis dan gejala yang dirasakan. Beberapa pertanyaan yang biasanya diajukan meliputi:

  • Gejala yang dialami
  • Riwayat cedera kepala atau trauma pada telinga
  • Riwayat infeksi telinga berulang atau alergi
  • Gejala lain yang muncul, gangguan pendengaran, pusing, atau sakit kepala

Setelah itu, dokter akan memeriksa kondisi telinga. Dokter akan menilai jenis cairan yang keluar, kondisi saluran telinga, serta melihat apakah ada tanda infeksi, peradangan, atau kerusakan gendang telinga.

Selain pemeriksaan fisik telinga, dokter mungkin dapat menyarankan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Tes pendengaran, untuk menilai gangguan fungsi telinga
  • Kultur cairan telinga, untuk mengetahui jenis kuman penyebab infeksi
  • CT scan/MRI, bila diduga ada cedera kepala, tumor, atau komplikasi pada telinga tengah

Pengobatan Telinga Berair

Penanganan telinga berair akan disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahannya. Kondisi ini bisa ditangani dengan perawatan di rumah atau dengan menggunakan obat-obatan yang tepat. Berikut adalah penjelasannya:

Perawatan mandiri

Ada beberapa langkah perawatan mandiri yang dapat membantu meringankan keluhan telinga berair, antara lain:

  • Menjaga telinga tetap kering, misalnya dengan menghindari berenang atau menutup telinga saat mandi
  • Membersihkan bagian luar telinga dengan lembut menggunakan kain atau tisu bersih, tanpa memasukkan benda apa pun ke dalam saluran telinga
  • Mengompres hangat telinga untuk membantu meredakan nyeri dan rasa tidak nyaman
  • Beristirahat cukup agar daya tahan tubuh tetap optimal dalam melawan infeksi

Obat-obatan

Dokter juga dapat memberikan obat-obatan untuk meredakan keluhan berdasarkan penyebabnya. Berikut adalah beberapa obat-obatan yang umum diberikan:

Jika terdapat nanah, jamur, atau benda asing di dalam telinga, dokter akan melakukan tindakan pembersihan telinga secara profesional di fasilitas kesehatan. Penanganan di rumah sakit juga mungkin diperlukan bila cairan yang keluar merupakan cairan otak akibat cedera atau jika terjadi komplikasi serius.

Komplikasi Telinga Berair

Jika tidak ditangani dengan tepat, telinga berair dapat menimbulkan berbagai komplikasi, antara lain:

  • Gangguan pendengaran, baik sementara maupun permanen, akibat kerusakan saluran telinga atau gendang telinga
  • Penyebaran infeksi, misalnya ke tulang di sekitar telinga (mastoiditis) atau ke jaringan lain di kepala
  • Perforasi gendang telinga, yaitu robeknya gendang telinga yang membuat cairan terus keluar dan pendengaran terganggu
  • Vertigo atau gangguan keseimbangan bila infeksi menyebar ke telinga dalam
  • Meningitis atau abses otak, meski jarang, kondisi bisa terjadi bila infeksi telinga menyebar ke sistem saraf pusat

Pencegahan Telinga Berair

Keluhan telinga berair bisa dicegah dengan beberapa cara, yaitu:

  • Hindari membersihkan telinga dengan benda tajam atau kapas.
  • Keringkan telinga setelah berenang atau mandi, terutama pada anak-anak.
  • Jangan memasukkan benda asing ke dalam telinga.
  • Segera obati infeksi saluran pernapasan atas.
  • Jika memiliki gangguan pendengaran atau infeksi telinga yang sering kambuh, lakukanlah kontrol rutin ke dokter THT.