Telinga kotor adalah kondisi ketika kotoran atau lilin telinga (serumen) menumpuk di saluran telinga. Penumpukan ini dapat menimbulkan gangguan pendengaran, rasa penuh di telinga, hingga infeksi jika tidak ditangani dengan tepat. 

Serumen sebenarnya berfungsi untuk melindungi saluran telinga dari debu, kotoran, dan mikroorganisme. Namun, jika serumen diproduksi secara berlebihan atau cara membersihkannya salah, kotoran ini bisa menumpuk, mengeras, dan menutup saluran telinga. 

Telinga Kotor

Meski sering dianggap sepele, membersihkan telinga dengan cara yang tidak benar justru dapat memicu komplikasi serius. Kebiasaan membersihkan telinga dengan cotton bud atau benda tajam berisiko mendorong kotoran semakin masuk ke dalam, bahkan dapat melukai saluran telinga. 

Penyebab Telinga Kotor

Kotoran telinga terbentuk secara alami untuk menjaga kesehatan telinga, tetapi ada beberapa penyebab yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penumpukan, seperti:

Produksi serumen berlebihan

Beberapa orang memiliki kelenjar penghasil serumen yang lebih aktif dibandingkan orang lain. Kondisi ini membuat kotoran telinga lebih cepat menumpuk. Akibatnya, telinga terasa penuh, gatal, atau bahkan tersumbat.

Struktur saluran telinga sempit atau berliku

Bentuk saluran telinga yang sempit atau melengkung bisa membuat kotoran sulit keluar dengan sendirinya. Serumen yang terperangkap akan menumpuk dari waktu ke waktu. Hal ini dapat memicu rasa tidak nyaman atau gangguan pendengaran.

Sering menggunakan cotton bud 

Banyak orang mengira cotton bud dapat membersihkan telinga dengan baik. Faktanya, kebiasaan ini justru mendorong serumen masuk lebih dalam. Lama-kelamaan, hal ini bisa membuat telinga tersumbat dan lebih sulit dibersihkan.

Menggunakan alat bantu dengar atau earphone

Pemakaian alat bantu dengar atau earphone setiap hari bisa menekan serumen ke dalam saluran telinga. Kondisi ini membuat kotoran lebih mudah menumpuk. Selain itu, pemakaian jangka panjang juga dapat meningkatkan risiko infeksi telinga.

Faktor usia

Pada orang lanjut usia, serumen biasanya lebih kering dibandingkan pada usia muda. Kotoran yang mengeras ini lebih sulit keluar secara alami. Akibatnya, telinga lebih sering mengalami penumpukan kotoran.

Gejala Telinga Kotor

Penumpukan kotoran telinga dapat menimbulkan berbagai gejala, antara lain:

  • Pendengaran berkurang atau terasa tersumbat di salah satu atau kedua telinga
  • Rasa penuh atau tekanan di telinga
  • Gatal atau nyeri pada saluran telinga
  • Telinga berdenging (tinnitus)
  • Bau tidak sedap dari dalam telinga
  • Keluarnya cairan berwarna kekuningan atau kecokelatan dari telinga

Jika penumpukan kotoran telinga sampai menyebabkan infeksi, keluhan yang muncul bisa menjadi lebih berat, misalnya:

  • Nyeri telinga yang semakin parah
  • Keluarnya cairan bernanah
  • Demam
  • Pusing atau gangguan keseimbangan

Jika Anda mengalami keluhan tersebut, segera konsultasikan dengan dokter. Anda dapat memanfaatkan fitur Chat Bersama Dokter untuk mendapatkan saran dan penanganan yang tepat.

Kapan Harus ke Dokter

Telinga kotor umumnya bisa membaik dengan perawatan sederhana di rumah. Namun, sebaiknya segera periksa ke dokter jika mengalami kondisi berikut:

  • Saluran telinga tertutup serumen hingga menyebabkan hilangnya pendengaran mendadak
  • Nyeri telinga yang hebat atau tidak tertahankan
  • Keluar cairan bernanah atau berdarah dari telinga
  • Demam atau gejala infeksi
  • Kotoran telinga sudah sangat keras sehingga sulit dibersihkan sendiri
  • Riwayat gangguan atau cedera pada gendang telinga, misalnya pernah pecah gendang telinga

Penanganan oleh dokter penting untuk mencegah komplikasi dan memastikan keluhan bukan disebabkan oleh penyakit telinga lain. Segera periksakan diri ke dokter THT agar mendapatkan penanganan yang aman dan tepat.

Anda bisa dengan mudah booking dokter THT melalui aplikasi Alodokter untuk mendapatkan pemeriksaan langsung tanpa perlu antre.

Diagnosis Telinga Kotor

Untuk memastikan keluhan disebabkan oleh penumpukan kotoran, dokter akan memulai pemeriksaan dengan menanyakan gejala yang dialami serta riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan telinga menggunakan alat bernama otoskop.

Dengan otoskop, dokter dapat melihat langsung kondisi saluran telinga dan memastikan apakah terdapat serumen yang menumpuk, mengeras, atau bahkan menutup saluran telinga sepenuhnya.

Jika diperlukan, pemeriksaan tambahan seperti tes pendengaran (audiometri) bisa dilakukan untuk menilai sejauh mana penumpukan kotoran telinga memengaruhi kemampuan mendengar.

Pengobatan Telinga Kotor

Penanganan telinga kotor dapat dilakukan secara mandiri di rumah maupun dengan bantuan dokter, tergantung pada tingkat keparahan penumpukan serumen. Berikut adalah penjelasannya:

Perawatan Mandiri

Pada kasus ringan, kotoran telinga biasanya bisa keluar dengan sendirinya. Namun, beberapa langkah berikut dapat membantu mempercepat proses tersebut:

  • Membersihkan bagian luar telinga dengan kain lembap atau tisu
  • Membiarkan serumen keluar dengan sendirinya
  • Meletakkan handuk hangat di sekitar telinga dapat membantu meredakan rasa penuh atau tidak nyaman

Obat dan tindakan medis

Jika kotoran telinga sudah mengeras, menutup saluran telinga, atau menimbulkan infeksi, dokter akan memberikan penanganan yang lebih intensif, seperti:

  • Obat tetes telinga medis
    Dokter dapat meresepkan obat tetes khusus (cerumenolytic) untuk melunakkan kotoran yang membandel.
  • Irigasi telinga
    Prosedur ini dilakukan dengan menyemprotkan cairan steril ke dalam telinga untuk mengeluarkan serumen.
  • Pengangkatan manual
    Dokter dapat mengeluarkan kotoran telinga yang menumpuk atau sudah mengeras dengan alat khusus, misalnya kuret telinga atau alat penyedot kecil.

Penting untuk tidak membersihkan telinga sendiri dengan cotton bud atau benda lain. Penanganan yang salah dapat menyebabkan luka, infeksi, bahkan gangguan pendengaran permanen.

Komplikasi Telinga Kotor

Jika tidak ditangani dengan benar, penumpukan kotoran telinga bisa menimbulkan sejumlah komplikasi, seperti:

  • Infeksi telinga luar (otitis eksterna)
  • Luka atau peradangan pada saluran telinga
  • Gangguan pendengaran, baik sementara maupun permanen
  • Tinnitus atau telinga berdenging yang menetap
  • Gangguan keseimbangan akibat tekanan berlebih di telinga bagian dalam

Pencegahan Telinga Kotor

Kotoran telinga sebenarnya bisa keluar dengan sendirinya. Namun, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah penumpukan berlebihan, yaitu:

  • Hindari menggunakan cotton bud untuk membersihkan telinga.
  • Bersihkan bagian luar telinga saja dengan kain bersih dan lembap.
  • Jika menggunakan alat bantu dengar, bersihkan alat secara rutin agar tidak memicu penumpukan serumen.
  • Segera konsultasi ke dokter jika muncul keluhan pada telinga.

Dengan langkah-langkah sederhana tersebut, risiko telinga kotor yang menimbulkan keluhan bisa diminimalkan.