Tes crossmatch adalah prosedur pemeriksaan kecocokan darah antara pendonor dan penerima darah. Pemeriksaan ini perlu dilakukan sebelum transfusi darah untuk memastikan bahwa darah aman diberikan ke penerima dan mencegah efek samping, seperti reaksi ketidakcocokan darah atau infeksi, pada penerima.
Transfusi darah biasanya diperlukan untuk menggantikan darah yang hilang, baik akibat perdarahan, anemia, atau bahkan tindakan operasi. Agar transfusi darah bisa dilakukan dengan aman, darah pendonor maupun penerima harus dipastikan cocok terlebih dahulu. Nah, tes crossmatch merupakan satu dari serangkaian pemeriksaan untuk memastikan kecocokan darah pendonor dan penerima.
Pengertian Tes Crossmatch
Tes crossmatch adalah prosedur pengecekan kecocokan darah di laboratorium yang dilakukan sebelum transfusi darah, tepatnya setelah pemeriksaan golongan darah dan skrining antibodi. Tes ini bertujuan untuk mengetahui apakah sistem kekebalan tubuh penerima darah berpotensi menyerang antigen dalam sel darah merah pendonor jika keduanya digabungkan.
Bila seseorang menerima darah yang tidak cocok dengan sistem kekebalan tubuhnya, antibodi dalam plasma darahnya justru dapat menyerang sel darah merah yang baru diterima. Hal ini bisa menimbulkan reaksi pemecahan darah (hemolisis), seperti menggigil, nyeri punggung dan pinggang, kencing berdarah, bahkan pingsan.
Nah, untuk mencegah terjadinya hal ini, tes crossmatch bisa dilakukan sebelum pasien menerima transfusi.
Prosedur Pelaksanaan Tes Crossmatch
Tes crossmatch umumnya dilakukan di laboratorium oleh petugas laboratorium atau dokter. Tes ini secara umum terbagi menjadi dua jenis, yakni major crossmatch dan minor crossmatch.
Major crossmatch dilakukan dengan mencampur plasma darah penerima dan sel darah merah pendonor. Tes crossmatch inilah yang paling umum dilakukan untuk memastikan kecocokan kedua sampel darah.
Sebaliknya, minor crossmatch dilakukan dengan mencampur plasma darah pendonor dengan sel darah merah penerima. Jenis tes crossmatch ini jarang dilakukan karena darah yang didonorkan biasanya hanya mengandung sedikit plasma.
Selama prosesnya, tes crossmatch adalah pemeriksaan yang dilakukan dalam beberapa tahap, yakni:
- Sampel darah diambil dari bank darah atau pendonor dan penerima transfusi darah.
- Kedua sampel darah akan dicocokkan dengan mencampur sedikit darah pendonor dengan plasma darah penerima transfusi darah atau sebaliknya. Pencampuran ini dilakukan menggunakan alat khusus di laboratorium rumah sakit atau Palang Merah Indonesia (PMI).
- Setelah dicampur, sampel tersebut akan diamati untuk mendeteksi adanya reaksi tertentu, misalnya penggumpalan (aglutinasi). Reaksi inilah yang menunjukkan kecocokan antara kedua sampel darah.
- Jika tidak ditemukan reaksi tersebut dalam campuran sampel, artinya kedua darah cocok dan transfusi bisa dilakukan dengan aman.
- Bila terdapat reaksi dari pencampuran kedua sampel, artinya kedua darah tersebut tidak cocok dan tidak aman untuk disatukan melalui transfusi darah. Diperlukan darah dari pendonor lain yang cocok dengan penerima transfusi darah.
Lamanya pemeriksaan tes crossmatch adalah 30–60 menit. Namun, waktu ini bisa lebih lama jika terdapat banyak pasien yang membutuhkan darah di waktu yang bersamaan. Oleh karena itu, tes crossmatch idealnya dilakukan setidaknya 24 jam sebelum rencana pemberian transfusi darah.
Tes crossmatch adalah prosedur yang penting dilakukan sebelum transfusi darah karena bisa mencegah reaksi berbahaya setelah seseorang menerima danah donor. Meski begitu, tes ini tidak bisa menjamin tubuh penerima darah tidak akan bereaksi sama sekali terhadap darah donor.
Penerima darah masih dapat merasakan efek samping transfusi, seperti demam, menggigil, ruam, dan gatal-gatal. Hal ini umum terjadi dan tidak selalu menjadi tanda bahaya setelah menerima transfusi darah. Namun, risiko terjadinya komplikasi setidaknya rendah.
Mengingat keterbatasan ini, tes crossmatch terkadang tidak dilakukan pada kasus kegawatdaruratan di mana pasien membutuhkan darah secepatnya, misalnya pada pasien dengan perdarahan berat. Hal ini dilakukan untuk memastikan kondisi pasien bisa lebih stabil dan tertangani dengan lebih dini.
Informasi tentang tes crossmatch bisa saja Anda perlukan saat akan menerima atau bahkan mendonorkan darah. Bila Anda masih penasaran tentang tes ini maupun pemeriksaan darah lainnya, jangan ragu untuk Chat Bersama Dokter ya.