Memiliki ASI yang melimpah merupakan suatu anugerah yang perlu Busui syukuri. Akan tetapi, produksi ASI yang banyak ini kadang kala dapat bocor dan membuat Busui tidak nyaman atau bahkan malu. Tidak perlu risau. Yuk, terapkan tips mencegah kebocoran ASI berikut ini.
ASI bocor merupakan hal yang umum dialami oleh ibu menyusui setelah 1–2 minggu persalinan. Kebocoran ini dapat terjadi karena produksi ASI masih belum terkontrol. Sebenarnya, pengeluaran ASI secara tak terduga ini adalah hal yang baik karena dapat mencegah Busui mengalami pembengkakan payudara atau mastitis.

ASI bocor bisa terjadi saat ibu menyusui memikirkan atau mendengar tangisan bayinya, mandi dengan air hangat, atau bisa juga saat sedang tidak melakukan apa-apa.
Di samping itu, seks juga dapat menyebabkan ASI bocor, karena hormon oksitosin yang dilepaskan saat berhubungan intim bisa merangsang payudara layaknya saat bayi menyusu.
Tips Mencegah Kebocoran ASI
Sebagian besar ibu menyusui tidak merasa terganggu dengan kebocoran ASI. Namun, ada ibu menyusui yang merasa tidak nyaman, bahkan hingga menjadi frustrasi. Untuk mencegah kebocoran ASI yang dapat merembes sampai baju, berikut ini adalah tips yang bisa Busui terapkan:
1. Gunakan bantalan payudara
Busui bisa menggunakan bantalan payudara agar ASI yang bocor tidak merembes sampai ke baju. Bantalan payudara ini tersedia dalam bentuk sekali pakai atau kain yang dapat dicuci dan digunakan kembali.
Pilihlah bantalan payudara yang berbahan lembut dan berdaya serap tinggi. Selain itu, pilih juga bantalan yang ukurannya sesuai dengan payudara Busui agar nyaman dipakai.
Pastikan Busui membawa persedian bantalan payudara saat hendak pergi keluar rumah, ya. Gantilah bantalan tersebut jika dirasa sudah basah atau sangat lembap, untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur pada area puting.
2. Gunakan wadah penampung ASI
Selain bantalan payudara, Busui juga bisa memakai wadah penampung ASI (breast shells) untuk mencegah ASI merembes pada pakaian. Berbeda dengan bantalan payudara, wadah ini dapat menampung ASI yang bocor sehingga tidak terbuang begitu saja.
Umumnya, wadah ini berbahan silikon. Jika ingin menggunakan ASI tampungan dari wadah ini, Busui harus mensterilkan wadahnya sebelum dipakai. Hal ini penting untuk mengurangi risiko ASI terkontaminasi kuman dan bakteri.
3. Beri tekanan pada puting
Jika Busui merasakan kontraksi pada payudara atau ASI telah bocor di waktu yang tidak tepat, misalnya ketika Busui sedang berbincang dengan teman, silangkan tangan pada payudara dan tekan secara perlahan. Hal ini dapat mencegah ASI bocor atau menghentikan ASI mengalir lebih banyak.
4. Pompa ASI sesering mungkin
Ketika hendak pergi bekerja atau melakukan aktivitas lain di luar rumah, Busui disarankan untuk tetap rutin memompa ASI setiap 3–4 jam, supaya ASI tidak membendung di payudara. Pastikan Busui mencuci tangan terlebih dahulu sebelum memompa dan menyimpan ASI perah, ya.
5. Kenakan pakaian yang dapat menyamarkan kebocoran ASI
Busui bisa menggunakan pakaian berwarna gelap dan bermotif untuk membantu menyamarkan bila sewaktu-waktu ASI bocor. Selain itu, Busui juga disarankan membawa bra, pakaian cadangan, atau jaket untuk mengantisipasi kebocoran ASI.
Itulah tips yang bisa Busui terapkan untuk mencegah kebocoran ASI. Biasanya, kendala ASI bocor akan hilang 6–10 minggu setelah persalinan. Ini bukan berarti produksi ASI berkurang, ya. Saat ini, tubuh Busui sudah terbiasa menyediakan ASI dalam jumlah yang dibutuhkan Si Kecil.
ASI bocor sebenarnya bisa saja berlanjut selama Busui menyusui dan ini tergolong normal. Namun, bila ini masih berlanjut hingga 3 bulan setelah anak disapih, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.