Tumor pankreas adalah pertumbuhan jaringan abnormal di pankreas yang dapat bersifat jinak maupun ganas (kanker). Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai keluhan, seperti nyeri di perut bagian atas, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, kulit dan mata yang menguning, serta gangguan pencernaan.
Tumor pankreas dapat berkembang dari berbagai jenis sel di pankreas, sehingga gejala yang muncul bisa berbeda pada tiap penderita. Tumor pankreas jinak umumnya jarang terjadi dan tidak menyebar ke organ lain. Sebaliknya, tumor ganas atau kanker pankreas cenderung lebih sering dijumpai, bersifat agresif, dan berpotensi menimbulkan komplikasi serius.

Tumor pankreas termasuk penyakit serius karena sering tidak menimbulkan gejala pada tahap awal, sehingga sulit terdeteksi sejak dini. Akibatnya, banyak kasus baru terdiagnosis saat sudah memasuki stadium lanjut. Karena itu, orang dengan risiko tinggi, seperti usia lanjut atau memiliki keluarga dengan riwayat kanker pankreas, dianjurkan lebih waspada dan rutin memeriksakan kesehatan.
Penyebab Tumor Pankreas
Penyebab utama tumor pankreas adalah perubahan (mutasi) genetik pada sel pankreas. Mutasi ini membuat sel tumbuh secara tidak terkendali dan membentuk jaringan abnormal.
Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan mutasi tersebut. Namun, ada beberapa kondisi dan faktor yang diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya tumor pankreas, yaitu:
- Riwayat keluarga dengan kanker pankreas
- Merokok
- Konsumsi alkohol berlebihan
- Diabetes atau pankreatitis kronis
- Obesitas
- Paparan zat kimia tertentu, seperti pestisida atau bahan kimia industri
- Usia lanjut, terutama di atas 60 tahun
Jenis Tumor Pankreas
Tumor pankreas terbagi menjadi beberapa jenis, mulai dari yang jinak (tidak berbahaya) hingga ganas (kanker). Selain itu, ada juga tumor yang tumbuh dari sel penghasil hormon di pankreas. Berikut penjelasannya:
1. Tumor jinak pankreas
Jenis ini biasanya tumbuh lebih lambat dan jarang menyebar. Contohnya adalah kista pankreas, yaitu kantung berisi cairan yang sering tidak menimbulkan gejala. Sebagian besar tidak berbahaya, tetapi ada beberapa yang bisa berkembang menjadi kanker bila dibiarkan.
2. Kanker pankreas
Ini adalah jenis tumor ganas yang paling sering ditemui. Bentuk yang paling umum adalah adenokarsinoma pankreas, yaitu kanker yang berasal dari saluran pankreas. Jenis ini cenderung tumbuh cepat dan sering baru terdeteksi saat sudah stadium lanjut.
3. Tumor neuroendokrin pankreas
Jenis tumor ini lebih jarang, tetapi cukup dikenal karena menimbulkan gejala akibat produksi hormon berlebih. Beberapa contohnya:
- Insulinoma, membuat kadar gula darah turun drastis
- Gastrinoma, memicu produksi asam lambung berlebihan
- Glukagonoma, menyebabkan gula darah tinggi dan bisa menimbulkan ruam kulit
Gejala Tumor Pankreas
Tumor pankreas sering kali tidak menimbulkan gejala khas pada tahap awal. Namun, seiring perkembangan penyakit, beberapa keluhan berikut dapat dirasakan:
- Nyeri di perut bagian atas yang dapat menjalar hingga ke punggung
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
- Kulit dan bagian putih mata menguning (penyakit kuning)
- Perubahan warna tinja menjadi pucat dan urine tampak lebih gelap
- Nafsu makan menurun
- Mual, muntah, atau gangguan pencernaan
- Perut terasa kembung atau cepat merasa penuh
Jika tumor menekan saluran empedu, keluhan berupa kulit dan mata yang menguning biasanya akan lebih menonjol. Pada sebagian penderita, dapat juga muncul diabetes secara tiba-tiba atau kesulitan mengontrol kadar gula darah.
Bila Anda mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Anda juga bisa memanfaatkan fitur Chat Bersama Dokter untuk mendapatkan saran medis yang sesuai sebelum menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Kapan Harus ke Dokter
Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala di atas, terutama bila disertai penurunan berat badan yang signifikan, nyeri perut yang terus-menerus, atau kulit dan mata yang menguning. Anda bisa menggunakan layanan booking dokter secara online untuk membuat janji dengan dokter spesialis tanpa harus antre lama di rumah sakit.
Jika keluhan mendadak memburuk, misalnya muntah terus-menerus atau nyeri perut hebat, segera ke IGD rumah sakit terdekat.
Diagnosis Tumor Pankreas
Untuk memastikan adanya tumor di pankreas, dokter biasanya akan melakukan beberapa langkah pemeriksaan, antara lain:
Wawancara medis dan pemeriksaan fisik
Dokter akan menanyakan beberapa hal, seperti:
- Gejala yang dirasakan
- Riwayat penyakit sebelumnya, seperti diabetes, pankreatitis, atau penyakit hati
- Riwayat kesehatan keluarga, terutama jika ada anggota keluarga yang pernah mengalami kanker pankreas
- Kebiasaan sehari-hari, misalnya pola makan, konsumsi alkohol, dan riwayat merokok
Tes darah
Tes ini bisa membantu melihat fungsi hati dan pankreas, serta mendeteksi adanya zat penanda tumor yang kadang meningkat bila ada kanker pankreas.
Pemindaian
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai kondisi pankreas. Beberapa jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain:
- USG perut, untuk melihat ada tidaknya benjolan di sekitar pankreas
- CT scan atau MRI, memberikan gambaran lebih detail mengenai ukuran, lokasi, dan penyebaran tumor
- Endoscopic ultrasound (EUS), menggunakan alat endoskop dengan gelombang suara untuk melihat pankreas dari dekat
Biopsi
Bila diperlukan, dokter akan mengambil sampel jaringan dari pankreas untuk diperiksa di laboratorium, guna memastikan apakah tumor bersifat jinak atau ganas.
Pemeriksaan tambahan
Dalam kondisi tertentu, dokter dapat melakukan pemeriksaan lain, seperti PET scan atau ERCP, untuk mengetahui stadium tumor dan menentukan rencana pengobatan yang tepat.
Pengobatan Tumor Pankreas
Pilihan pengobatan tumor pankreas tergantung pada jenis, ukuran, lokasi, dan stadium tumor. Beberapa metode penanganan yang dapat dilakukan:
Operasi
Operasi menjadi pilihan utama jika tumor masih bisa diangkat. Prosedur yang sering dilakukan adalah Whipple procedure, yaitu operasi pengangkatan kepala pankreas dan sebagian organ sekitarnya. Operasi juga dapat dilakukan pada tumor jinak yang berisiko menjadi kanker.
Kemoterapi
Kemoterapi menggunakan obat untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel kanker, misalnya gemcitabine, 5-FU, capecitabine, atau FOLFIRINOX (kombinasi folinic acid, fluorouracil, irinotecan hydrochloride, dan oxaliplatin). Terapi ini bisa diberikan sebelum, sesudah, atau tanpa operasi, tergantung kondisi pasien.
Radioterapi
Radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk mengecilkan ukuran tumor dan membunuh sel kanker. Terapi ini kadang digabung dengan kemoterapi agar hasilnya lebih baik, serta dapat membantu meredakan nyeri atau gejala lain yang mengganggu.
Terapi target dan imunoterapi
Beberapa obat, seperti erlotinib, dirancang untuk menyerang sel kanker dengan kelainan genetik tertentu. Terapi ini tidak diberikan pada semua pasien, melainkan hanya pada kanker pankreas yang terbukti memiliki mutasi gen spesifik.
Obat pereda gejala (paliatif)
Jika kanker tidak bisa diangkat, fokus terapi adalah mengurangi keluhan. Nyeri bisa diatasi dengan parasetamol dalam Sanmol, ibuprofen dalam Bufect, atau morphine. Dokter juga dapat memasang stent di saluran empedu dan memberikan obat tambahan sesuai gejala yang muncul.
Pengobatan tumor jinak pankreas
Sebagian besar tumor jinak hanya dipantau dengan USG atau CT scan. Jika menimbulkan keluhan atau berisiko jadi kanker, dokter dapat melakukan operasi pengangkatan tanpa perlu kemoterapi atau radioterapi.
Komplikasi Tumor Pankreas
Tumor pankreas bisa menimbulkan berbagai komplikasi serius jika tidak segera ditangani, antara lain:
- Penyumbatan saluran empedu
- Malnutrisi akibat gangguan penyerapan makanan
- Diabetes akibat kerusakan sel pankreas penghasil insulin
- Penyebaran kanker ke organ lain (metastasis), seperti hati atau paru-paru
- Penurunan berat badan dan kelemahan berat
Komplikasi ini dapat memperburuk kondisi pasien dan menyulitkan pengobatan, sehingga deteksi dan penanganan dini sangat penting.
Pencegahan Tumor Pankreas
Tidak ada cara pasti untuk mencegah tumor pankreas, tetapi langkah-langkah berikut dapat membantu menurunkan risikonya:
- Menghindari kebiasaan merokok
- Menjaga berat badan ideal
- Mengontrol gula darah serta mengelola diabetes dengan baik
- Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang
- Beraktivitas fisik secara rutin
- Menghindari paparan bahan kimia berbahaya di lingkungan kerja