Waktu dilarang berhubungan saat hamil perlu diketahui oleh setiap pasangan. Sebab, ada kondisi yang membuat ibu hamil dilarang berhubungan intim, meski secara umum memang aman. Dengan mengetahui kapan waktunya, kehamilan bisa tetap sehat sampai hari persalinan tiba.
Banyak pasangan merasa ragu untuk tetap menjalani hubungan intim selama kehamilan karena adanya kekhawatiran akan membahayakan janin. Namun, penting untuk diketahui bahwa berhubungan seksual saat hamil sebenarnya tidak berbahaya jika kondisi kehamilan normal.

Justru, dalam banyak kasus, berhubungan seksual aman dilakukan dengan beberapa penyesuaian. Yang perlu dipahami adalah kapan aktivitas ini harus dihindari karena kondisi kesehatan tertentu.
Kapan Waktu Dilarang Berhubungan Saat Hamil?
Sebagian besar kehamilan berjalan normal dan tidak ada larangan untuk Bumil berhubungan intim. Namun, dalam kondisi tertentu, dokter akan menyarankan untuk menghindari aktivitas seksual karena bisa menimbulkan dampak negatif. Nah, berikut ini adalah beberapa waktu dilarang berhubungan saat hamil:
1. Mengalami plasenta previa
Plasenta previa merupakan kondisi ketika plasenta menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. Dalam kondisi ini, hubungan seksual berisiko tinggi menyebabkan perdarahan hebat karena leher rahim (serviks) dan area sekitarnya sangat sensitif. Penetrasi atau kontraksi akibat orgasme juga bisa memicu trauma pada plasenta.
Oleh karena itu, kondisi ini menjadi waktu dilarang berhubungan saat hamil hingga kondisi membaik atau sampai waktu persalinan tiba.
2. Mengalami ketuban pecah dini
Jika ketuban pecah sebelum waktunya dan belum ada tanda-tanda persalinan, hubungan seksual sangat tidak disarankan. Sebab, pada kondisi ini, pelindung janin sudah terbuka dan memungkinkan bakteri dari luar masuk ke dalam rahim. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko infeksi serius.
3. Memiliki riwayat persalinan prematur
Waktu dilarang berhubungan saat hamil salah satunya apabila Bumil memiliki riwayat kelahiran prematur sebelumnya. Sebab, aktivitas seksual bisa memicu kontraksi, baik karena prostaglandin dalam air mani maupun respons tubuh terhadap orgasme.
4. Mengalami perdarahan vagina
Setiap perdarahan vagina selama kehamilan memang perlu diwaspadai. Dalam kondisi ini, hubungan seksual bisa memperburuk perdarahan dan meningkatkan risiko gangguan pada janin. Sampai kondisi stabil, aktivitas seksual sebaiknya dihentikan.
5. Memiliki leher rahim yang lemah
Pada kehamilan dengan leher rahim yang lemah, penetrasi atau rangsangan seksual berisiko mempercepat pembukaan serviks. Serviks yang terbuka lebih awal bisa menyebabkan keguguran pada trimester kedua atau kelahiran prematur. Makanya, kondisi ini menjadi waktu dilarang berhubungan saat hamil.
Tips Aman Berhubungan Saat Hamil
Apabila Bumil dan kandungan dalam keadaan sehat, berhubungan saat hamil umumnya aman. Namun, agar tetap bisa aman dan nyaman, Bumil bisa melakukan berbagai tips berikut ini:
- Cari posisi yang tidak menekan perut, terutama saat kehamilan memasuki trimester kedua dan ketiga.
- Bicarakan dengan pasangan mengenai kenyamanan, rasa sakit, atau ketidaknyamanan yang dirasakan.
- Hindari penetrasi yang terlalu dalam jika ada riwayat perdarahan atau risiko tinggi.
- Gunakan pelumas agar vagina lebih licin, sehingga tidak menimbulkan rasa sakit.
- Pastikan ada izin dari dokter terlebih dahulu, apalagi jika mengalami komplikasi kehamilan.
Setiap kehamilan memiliki kondisi yang berbeda-beda, sehingga penting bagi setiap pasangan untuk memahami kapan hubungan intim aman dilakukan dan kapan harus dihindari. Mengetahui waktu dilarang berhubungan saat hamil tidak hanya mencegah komplikasi, tetapi juga memberikan rasa aman secara emosional bagi ibu hamil.
Apabila Bumil mengalami gejala seperti perdarahan, nyeri perut, atau kontraksi dini, segera konsultasikan dengan dokter. Bumil juga bisa menggunakan fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi Alodokter untuk bertanya seputar kehamilan, sehingga Bumil bisa mendapatkan jawaban yang tepat dan akurat.