Untuk mendiagnosis alergi dan zat pemicunya (alergen), dokter akan bertanya mengenai gejala yang muncul, aktivitas yang dilakukan sebelum gejala muncul, dan riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik.

Setelah itu, dokter dapat melakukan beberapa tes alergi, seperti:

  • Tes tempel (patch test)
    Pada tes ini, alergen akan diletakkan di wadah khusus. Setelah itu, alergen akan ditempelkan pada kulit selama 2 hari sambil memantau reaksi kulit.
  • Tes tusuk kulit
    Pada tes ini, kulit pasien akan ditetesi cairan alergen yang umum lalu ditusuk jarum untuk melihat reaksinya. Jika muncul benjolan merah dan terasa gatal, pasien dinyatakan positif mengalami alergi.
  • Tes darah
    Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah. Sampel darah tersebut akan digunakan untuk mengukur kadar antibodi yang dihasilkan oleh sistem imun (antibodi IgE) dalam darah yang berperan dalam reaksi alergi.
  • Tes eliminasi
    Tes ini dilakukan dengan cara menghindari jenis makanan yang diduga menjadi alergen. Setelah beberapa minggu, makanan yang sama kembali dimakan untuk mengetahui reaksi yang muncul.

Selain memeriksakan diri ke dokter, penderita juga dapat mengevaluasi pemicu alergi yang dialami dengan memerhatikan jenis makanan yang dikonsumsi dan reaksi alergi yang ditimbulkannya.