Hipomenorea adalah kondisi ketika darah yang keluar saat menstruasi lebih sedikit dari biasanya. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya, terutama jika hanya terjadi sesekali. Hipomenorea terkadang juga bisa membuat periode menstruasi menjadi lebih singkat.

Menstruasi atau haid merupakan siklus bulanan pada organ reproduksi wanita yang ditandai dengan keluarnya darah dari vagina. Darah menstruasi berasal dari lapisan dinding rahim dan sel telur yang meluruh karena tidak dibuahi oleh sel sperma.

Hipomenorea

Siklus menstruasi pada tiap wanita bisa berbeda, yakni setiap 21–35 hari dengan periode menstruasi rata-rata selama 2–7 hari. Saat menstruasi, darah yang keluar biasanya sebanyak 30–60 mililiter. Ketika haid, wanita umumnya perlu mengganti pembalut hingga 3 atau 4 kali sehari.

Pada penderita hipomenorea, darah menstruasi yang keluar lebih sedikit daripada biasanya. Alhasil, periode menstruasi pun menjadi lebih singkat, yaitu kurang dari 2 hari.

Penyebab Hipomenorea

Ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan hipomenorea, yaitu:

1. Hamil

Pada awal kehamilan, beberapa wanita mengalami hipomenorea sehingga sering disalahartikan sebagai menstruasi. Bercak darah yang keluar lebih sedikit dengan warna cokelat atau merah muda. Kondisi ini disebabkan oleh pendarahan implantasi.

2. Usia

Hipomenorea bisa terjadi pada remaja perempuan yang baru mengalami menstruasi dan wanita pada masa menjelang menopause. Kondisi ini terjadi akibat perubahan kadar hormon yang memengaruhi siklus menstruasi.

3. Penggunaan alat kontrasepsi

Penggunaan alat kontrasepsi, seperti pil KB atau KB suntik, dapat menyebabkan hipomenorea. Kontrasepsi hormonal bekerja mencegah pelepasan sel telur sehingga dinding rahim tidak akan menebal. Kondisi tersebut menyebabkan darah menstruasi menjadi sedikit, bahkan tidak berdarah sama sekali.

4. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)

Sindrom ovarium polikistik (PCOS) bisa menyebabkan hipomenorea akibat kelebihan hormon androgen (testosteron). Hormon tersebut dapat membuat proses ovulasi tertunda atau bahkan tidak terjadi. Selain itu, gangguan hormon ini juga bisa membuat darah menstruasi menjadi lebih sedikit dan siklus menstruasi tidak teratur.

5. Sindrom Asherman

Hiponemorea juga bisa disebabkan oleh sindrom Asherman, yaitu penyakit yang ditandai dengan terbentuknya jaringan parut di rahim atau leher rahim. Jaringan parut tersebut dapat menutup leher rahim dan memperkecil ruang rahim. Akibatnya, darah menstruasi sulit keluar dan menjadi lebih sedikit.

6. Masa menyusui

Ibu menyusui memiliki kadar prolaktin yang tinggi di dalam tubuhnya untuk merangsang produksi ASI. Jika kadarnya berlebihan, prolaktin bisa mengganggu siklus menstruasi dan mengakibatkan hipomenorea. Meski begitu, menstruasi akan kembali normal bila masa menyusui telah selesai.

Faktor Risiko Hipomenorea

Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena hipomenorea adalah:

  • Obesitas
  • Berat badan naik atau turun drastis
  • Stres berat
  • Sering melakukan aktivitas berat, seperti olahraga angkat beban
  • Kebiasaan merokok

Gejala Hipomenorea

Hipomenorea bisa dikenali dari beberapa gejala berikut:

  • Periode menstruasi sebentar, yakni kurang dari 2 hari
  • Darah menstruasi yang keluar sedikit
  • Siklus menstruasi berubah, bisa menjadi lebih singkat atau lebih lama dari biasanya
  • Volume darah menstruasi lebih sedikit daripada biasanya
  • Tidak ada bercak darah di pembalut mesti sudah dipakai selama lebih dari 6 jam

Kapan harus ke dokter

Periksakan diri ke dokter bila darah haid yang keluar sedikit, atau tidak menstruasi sama sekali selama lebih dari 1 periode siklus haid. Dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mengetahui penyebabnya, kemudian memberikan penanganan yang tepat.

Diagnosis Hipomenorea

Dokter akan melakukan pemeriksaan dengan bertanya mengenai awal mula perubahan siklus haid, periode menstruasi yang dialami, kadar darah menstruasi, dan keluhan lain yang mungkin dialami, seperti nyeri di bagian bawah perut.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang di bawah ini untuk memastikan diagnosis:

  • USG panggul
    USG panggul bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas pada vagina dan leher rahim.
  • Biopsi rahim
    Metode ini dilakukan dengan mengambil sampel jaringan dari dinding rahim untuk kemudian diteliti di laboratorium.
  • Histeroskopi
    Histeroskopi bertujuan untuk memeriksa bagian dalam rahim dengan bantuan endoskopi.

Pengobatan Hipomenorea

Pengobatan hipomenorea akan disesuaikan berdasarkan penyebab dan kondisi pasien. Hipomenorea yang dipengaruhi faktor usia dan kehamilan merupakan hal yang wajar sehingga tidak membutuhkan penanganan khusus.

Jika diperlukan, dokter akan menganjurkan beberapa metode pengobatan berikut untuk mengatasi hipomenorea:

Obat-obatan

Hipomenorea dapat ditangani dengan obat-obatan, baik yang bisa dibeli bebas maupun yang diresepkan dokter.

Berikut ini adalah obat-obatan yang bisa digunakan:

  • Alat kontrasepsi hormonal
    Penggunaan alat kontrasepsi hormonal dapat mengatasi menstruasi tidak teratur yang disebabkan oleh PCOS, fibroid rahim, atau endrometriosis. Alat kontrasepsi hormonal bisa berupa pil KB kombinasi yang terdiri dari estrogen dan progestin, atau pil KB yang hanya mengandung progestin.
  • Obat pereda nyeri
    Obat pereda nyeri juga bisa digunakan untuk mengobati hipomenorea yang menimbulkan nyeri atau kram. Jenis obat pereda nyeri yang bisa digunakan meliputi ibuprofen dan paracetamol.
  • Terapi hormon
    Terapi hormon juga berguna untuk menangani menstruasi yang tidak teratur, termasuk hipomenorea. Terapi hormon ini dilakukan untuk meredakan gejala pramenopause, seperti vagina terasa panas dan kering.

Operasi

Selain dengan obat-obatan, hipomenorea juga bisa ditangani melalui operasi yang jenisnya tergantung pada kondisi pasien. Tindakan yang dilakukan bisa berupa bedah endoskopi.

Dalam bedah endoskopi, dokter dapat memotong dan mengangkat jaringan parut pada rahim dan serviks akibat sindrom Asherman. Dengan begitu, darah menstruasi bisa keluar dengan lancar.

Komplikasi Hipomenorea

Hipomenorea yang terjadi karena sebab apa pun dapat menyulitkan pembuahan. Oleh sebab itu, kondisi ini perlu diperiksakan ke dokter agar ditangani dengan tepat. Penanganan yang tepat dapat menurunkan risiko terjadinya kemandulan (infertilitas).

Pencegahan Hipomenorea

Hipomenorea bisa dicegah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, seperti:

  • Menjaga berat badan tetap ideal
  • Menurunkan berat badan jika berlebih atau obsesitas
  • Mengurangi asupan kalori
  • Mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang
  • Mengelola stres dengan baik
  • Meningkatkan kualitas tidur