Hipomenorea adalah gangguan menstruasi di mana darah haid yang keluar sangat sedikit. Kondisi ini juga menyebabkan masa haid atau menstruasi berlangsung lebih singkat. Hipomenorea dapat disebabkan oleh berbagai hal, sehingga cara mengatasinya juga perlu disesuaikan dengan penyebabnya.

Menstruasi adalah perdarahan dari vagina yang terjadi setiap bulan dan umumnya berlangsung selama 2–7 hari. Darah yang keluar biasanya sebanyak 30–50 mililiter atau 2–3 sendok makan.

Hipomenorea, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya - Alodokter

Namun, darah menstruasi terkadang bisa keluar lebih sedikit daripada biasanya, bahkan hanya berupa bercak. Periode menstruasi pun bisa sangat sebentar atau kurang dari 2 hari. Secara medis, kondisi tersebut disebut sebagai hipomenorea dan umumnya tidak berbahaya.

Namun, hipomenorea tetap perlu mendapat pemeriksaan, terutama jika berlangsung terus-menerus dan disertai keluhan lain, karena bisa saja ini adalah gejala dari kondisi medis tertentu, seperti PCOS.

Penyebab Hipomenorea

Ada berbagai kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami hipomenorea, antara lain:

1. Usia

Hipomenorea umumnya dialami oleh remaja yang baru mengalami menstruasi pertama (menarche) dan wanita yang berada di masa pramenopause.

Kondisi ini terjadi karena kadar hormon yang memengaruhi siklus menstruasi mengalami perubahan keseimbangan pada rentang usia tersebut. Dengan alasan inilah usia dianggap sebagai salah satu penyebab hipomenorea.

2. Berat badan

Berat badan kurang maupun perubahan berat badan yang terjadi secara drastis diketahui dapat mengganggu keseimbangan hormon menstruasi dan menyebabkan terjadinya perubahan siklus haid, termasuk hipomenorea.

3. Olahraga yang terlalu berat

Berolahraga rutin adalah salah satu cara untuk menjaga kesehatan. Namun, melakukan olahraga yang terlalu berat dengan intensitas yang melebihi kemampuan tubuh justru dapat menyebabkan gangguan kesehatan, termasuk hipomenorea, dan ketidakseimbangan hormon menstruasi.

4. Stres

Stres akan memicu pelepasan hormon stres yang kemudian memengaruhi keseimbangan hormon menstruasi. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gangguan menstruasi, termasuk hipomenorea, amenorrhea, atau bahkan tidak mens sama sekali. Namun, hipomenorea yang disebabkan oleh stres akan sembuh setelah stres teratasi.

5. Efek samping alat kontrasepsi

Hipomenorea juga bisa terjadi saat wanita menggunakan alat kontrasepsi hormonal, seperti pil KB atau suntik KB. Kontrasepsi hormonal bekerja dengan cara mencegah pelepasan sel telur. Ketika tidak ada sel telur yang dilepaskan, dinding rahim tidak akan menebal dan menyebabkan darah menstruasi menjadi sangat sedikit, bahkan tidak berdarah sama sekali.

6. Hamil

Saat hamil, wanita tidak akan mengalami menstruasi. Namun, pada awal kehamilan, beberapa wanita bisa saja mengalami hipomenorea, yang sering disalahartikan sebagai menstruasi. Bercak darah yang lebih sedikit pada awal kehamilan ini disebabkan oleh pendarahan implantasi. Kondisi ini biasanya berlangsung tidak lebih dari 2 hari.

7. Kondisi medis tertentu

Meskipun umumnya tidak berbahaya, hipomenorea tetap harus diwaspadai jika berlangsung dalam waktu yang lama. Hal ini bisa menandakan adanya kondisi medis tertentu, seperti PCOS maupun sindrom Asherman.

Cara Mengatasi Hipomenorea

Untuk mengatasi hipomenorea, dokter akan mencari tahu penyebabnya terlebih dahulu. Hal ini karena pengobatan hipomenorea perlu disesuaikan dengan penyebabnya.

Hipomenorea yang terjadi karena faktor usia dan kehamilan adalah hal yang wajar, sehingga tidak diperlukan penanganan khusus.

Pada hipomenorea yang terjadi akibat berat badan kurang atau perubahan berat badan yang drastis, olahraga yang terlalu berat, maupun stres, dokter akan menyarankan untuk menerapkan gaya hidup sehat, antara lain:

  • Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
  • Mengelola stres dengan bijaksana
  • Mencukupi waktu tidur
  • Menjaga berat badan ideal

Sementara itu, hipomenorea yang terjadi akibat efek samping alat kontrasepsi dan kondisi medis harus mendapatkan penanganan dari dokter kandungan. Dokter mungkin akan mengganti jenis alat kontrasepsi atau memberikan obat untuk mengatasi hipomenorea.

Jangan tunda untuk memeriksakan diri ke dokter jika Anda mengalami hipomenorea atau bahkan tidak mengalami menstruasi selama 3 bulan berturut-turut padahal tidak sedang tidak hamil. Ini dilakukan agar Anda mendapatkan diagnosis dan penanganan yang sesuai.