Ibu hamil mungkin sering merasa sedih, marah, atau cemas secara tiba-tiba. Emosi saat hamil yang tidak stabil ini sebenarnya disebabkan oleh pengaruh hormon atau stres selama kehamilan. Meski umum terjadi, perubahan emosi yang drastis ini bisa berdampak pada kesehatan ibu, bahkan pada janin, lho.

Mungkin Bumil bertanya-tanya, “kok saat hamil rasanya sulit untuk menahan emosi dan sering marah, ya?”. Faktanya, hal tersebut umum terjadi selama kehamilan yang disebabkan oleh meningkatnya hormon kehamilan atau karena faktor lain, seperti rasa tidak nyaman akibat perubahan tubuh atau stres.

Dampak Meledaknya Emosi Saat Hamil pada Bayi - Alodokter

Pada sebagian ibu hamil, meledaknya emosi saat hamil juga bisa menandakan adanya masalah psikologis, misalnya depresi atau gangguan cemas selama kehamilan.

Emosi Saat Hamil Memicu Beragam Gangguan

Tak hanya membuat ibu hamil merasa lelah dan tidak nyaman, emosi yang sering meledak saat hamil juga dapat berdampak pada janin. Berikut ini adalah beberapa dampak stres atau terlalu emosi saat hamil:

1. Menghambat pertumbuhan janin

Saat stres atau sedang marah, tubuh ibu hamil akan memproduksi hormon stres yang bernama kortisol.

Nah, ketika jumlah kortisol meningkat, pembuluh darah di dalam tubuh akan menyempit. Hal ini membuat aliran darah dan pasokan oksigen ke janin berkurang dan akhirnya mengganggu tumbuh kembang janin.

2. Meningkatkan risiko persalinan prematur

Tahukah Bumil? Peningkatan hormon stres akibat emosi yang sering meledak juga dapat meningkatkan risiko ibu hamil menjalani persalinan prematur.

Hal ini dibuktikan oleh beberapa studi, yang mana disebutkan bahwa ibu hamil dengan gangguan mood dan stres berat lebih banyak menjalani persalinan prematur dibandingkan ibu hamil yang emosinya stabil.

Makanya, jika masalah emosi dan stres tersebut sudah dirasakan sejak awal masa kehamilan, jangan dibiarkan berkepanjangan, ya.

3. Meningkatkan risiko bayi terlahir dengan berat badan lahir rendah

Penelitian menyebutkan bahwa sering marah-marah atau stres saat hamil dapat meningkatkan risiko bayi terlahir dengan berat badan lahir lebih rendah, yaitu kurang dari 2,5 kg. Ini artinya, emosi ibu hamil yang sulit terkontrol dapat membuat janinnya mengalami IUGR atau gangguan pertumbuhan di dalam kandungan.

4. Memengaruhi temperamen bayi

Kondisi psikologis ibu selama masa kehamilan juga akan memengaruhi temperamen bayi. Ibu hamil yang mengalami stres berat atau sering marah, terutama saat trimester pertama kehamilan, diduga membuat bayi menjadi rewel, lekas marah, dan rentan mengalami depresi kelak setelah ia lahir.

5. Meningkatkan risiko gangguan tidur pada bayi

Gangguan tidur tak hanya bisa dialami oleh orang dewasa, tetapi juga pada bayi. Salah satu penyebabnya adalah kecemasan atau depresi yang dialami ibu saat hamil.

Hal tersebut kemungkinan dipicu oleh hormon stres kortisol yang diproduksi secara berlebihan oleh tubuh saat Bumil merasa stres. Nah, hormon ini masuk ke dalam plasenta dan memengaruhi bagian otak yang mengatur siklus tidur dan bangun bayi.

6. Membuat bayi rentan terserang penyakit

Emosi saat hamil nggak hanya berdampak saat bayi lahir saja, tetapi juga sampai ia besar nanti, lho. Penelitian mengungkapkan bahwa stres berkepanjangan pada ibu hamil dapat membuat bayinya lebih berisiko terserang penyakit jantung, tekanan darah tinggi, obesitas, dan diabetes kelak ketika ia beranjak dewasa.

Tips Meredam Emosi Saat Hamil

Perubahan emosi saat hamil memang terkadang sulit untuk ditahan. Oleh karena itu, jika merasa sulit mengendalikan emosi, Bumil dapat mencoba beberapa tips berikut ini agar bisa merasa lebih tenang:

  • Curhat dengan pasangan, teman, keluarga, atau psikolog untuk mengutarakan hal atau beban pikiran yang membuat Bumil emosi.
  • Cobalah menulis buku harian sebagai media untuk mengeluarkan keluh kesah.
  • Luapkan emosi melalui aktivitas fisik yang menyehatkan atau olahraga, seperti jalan kaki di sekitar rumah, yoga, atau senam ibu hamil.
  • Perbanyak waktu istirahat dengan tidur, setidaknya 8 jam setiap malam.
  • Lakukan hal-hal yang disenangi, misalnya menonton film, membaca buku, atau mendengarkan musik favorit.

Wajar, kok, jika Bumil merasa tegang atau stres menjelang kelahiran Si Kecil. Namun, jangan sampai Bumil menyikapinya secara berlebihan ya, karena hal ini hanya akan berdampak negatif bagi Bumil dan janin dalam kandungan. Pikirkan kembali tentang kesehatan Si Kecil dalam kandungan dan dampaknya ketika ia besar nanti.

Apabila masalah emosi saat hamil sulit diatasi, coba konsultasikan dengan dokter kandungan atau psikolog untuk mendapatkan saran dan penanganan yang tepat agar emosi Bumil bisa lebih terkendali.