Memutihkan gigi tidak jarang menjadi salah satu cara yang ditempuh untuk meningkatkan kepercayaan diri. Tetapi, cara pemutihan gigi dianjurkan dilakukan dengan hati-hati oleh dokter.

Pemutih gigi bekerja dengan mempercerah warna gigi asli. Perawatan ini dapat dikerjakan oleh dokter gigi profesional, salon kecantikan, atau dilakukan sendiri dengan perangkat yang dijual bebas di pasaran. Namun, selain tidak bersifat permanen, terdapat risiko lainnya jika menjalani pemutihan gigi oleh pihak-pihak yang bukan tenaga profesional.

Rambu-rambu Pemutihan Gigi - Alodokter

 

Umumnya, cara pemutihan gigi dilakukan dokter dengan dua cara utama:

  • Cetakan gigi: dokter akan membuat cetakan gigi Anda untuk dikenakan di rumah bersamaan dengan penggunaan gel pemutih pada gigi. Perawatan yang berlangsung selama kurang lebih sebulan ini mengharuskan Anda berkunjung rutin ke dokter untuk memeriksakan gigi. Beberapa jenis gel pemutih tertentu dapat digunakan selama delapan jam, sehingga periode perawatan dapat menjadi lebih singkat.
  • Laser pemutih: laser disorotkan ke jajaran gigi yang sudah diolesi produk pemutih. Sorotan yang dilakukan selama sekitar 60 menit ini berguna untuk mengaktifkan pemutih tersebut. Perawatan ini berharga lebih mahal dibanding metode yang menggunakan cetakan.

Hal yang patut diperhatikan, pemutihan gigi disarankan hanya diaplikasikan pada orang dengan gigi dan gusi yang sehat. Ini karena seperti prosedur lain, pemutihan gigi juga mengandung risiko tertentu.

Amankah Memutihkan Gigi?

Secara medis, prosedur pemutihan gigi dapat dilakukan jika terjadi masalah pada gigi seperti matinya saraf maupun dengan tujuan estetika atau untuk kecantikan. Namun, pemutihan gigi yang dilakukan di salon-salon kecantikan tanpa arahan dokter memiliki risiko yang bisa membahayakan kesehatan gigi Anda.

Cetakan gigi yang tidak dibuat oleh dokter mungkin tidak terpasang dengan tepat, sehingga menyebabkan gusi melepuh akibat bocornya gel pemutih. Risiko serupa juga dapat terjadi dengan produk-produk pemutih gigi yang dijual bebas. Produk-produk ini dinilai tidak efektif dalam memutihkan gigi. Selain itu, penggunaan produk pemutih pada gigi sensitif justru bisa memperburuk kondisi.

Sementara itu, produk pemutih atau bleaching yang mengandung peroksida ataupun produk lain yang dijual bebas berisiko menyebabkan gigi sensitif, iritasi gusi, hingga kerusakan enamel atau email gigi.

Sebelum Memutihkan Gigi

Mengingat risiko yang mungkin timbul, penting untuk memperhatikan hal-hal di bawah ini sebelum memutihkan gigi.

  • Masalah-masalah seperti sakit gigi, gigi berlubang dan gusi yang bengkak disarankan dituntaskan penanganannya sebelum menjalani perawatan.
  • Jika Anda memutuskan menggunakan produk pemutih gigi yang dijual bebas, baca cara pakai dan bahan-bahan yang terkandung di dalamnya dengan cermat. Hindari kandungan bahan seperti peroksida dengan persentase tinggi untuk mengurangi risiko penggunaannya.
  • Bahan yang terkandung di dalam pemutih gigi tidak disarankan untuk digunakan pada ibu hamil dan menyusui.
  • Pemutih gigi yang diaplikasikan pada gigi dan gusi yang sehat sekalipun tetap berisiko menyebabkan gigi sensitif untuk beberapa saat.
  • Hasil pemutihan gigi hanya dapat bertahan dalam hitungan bulan hingga maksimal selama 2 tahun. Efeknya akan makin cepat hilang jika Anda sering mengonsumsi teh, kopi, soda, atau merokok.

Konsultasikan kepada dokter gigi atau orang yang sudah menjalani cara pemutihan gigi di atas untuk membuat Anda merasa lebih yakin dalam memilih perawatan. Pastikan Anda mendapatkan informasi program secara tertulis berikut estimasi biaya yang dibutuhkan, serta risiko yang mungkin timbul sebelum menjalani perawatan.