Sakit gigi adalah kondisi ketika bagian dalam atau sekitar gigi dan rahang terasa sakit atau nyeri. Tingkat keparahan nyeri tersebut bisa bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Sakit gigi juga dapat hilang timbul atau berlangsung secara terus-menerus.
Umumnya, sakit gigi merupakan gejala akibat penyakit pada gigi atau gusi. Namun, pada kasus tertentu, sakit gigi juga bisa menjadi tanda adanya penyakit di bagian tubuh lain yang nyerinya menjalar sampai ke sekitar gigi, misalnya gangguan pada sendi rahang, sakit telinga, sinus, atau penyakit jantung.
Meski umumnya tidak mengancam nyawa, sebaiknya lakukan pemeriksaan ke dokter gigi agar sakit gigi segera ditangani dengan tepat. Hal ini karena sakit gigi bisa saja disebabkan oleh penyakit yang berbahaya, seperti pembusukan gigi atau serangan jantung.
Penyebab Sakit Gigi
Sakit gigi biasanya muncul sebagai gejala dari suatu penyakit, baik itu penyakit yang berasal dari rongga mulut maupun bagian tubuh yang lain. Sakit gigi akibat masalah di dalam rongga mulut dapat disebabkan oleh:
- Gigi berlubang atau tambalan gigi yang rusak
- Gigi atau gusi yang meradang atau infeksi
- Gigi retak atau patah
- Gigi membusuk
- Gigi tanggal atau copot
- Gigi sensitif
- Proses tumbuh gigi
- Gigi bungsu yang tumbuh tidak normal (impaksi gigi)
- Nanah di gigi
- Gusi bengkak
- Permasalahan pada kawat gigi
- Kebiasaan menggeretakkan gigi (bruxism)
Sedangkan sakit gigi akibat nyeri yang menjalar dari bagian tubuh lain dapat terjadi akibat:
- Migrain
- Sinusitis
- Penyakit jantung
- Penyakit paru-paru
- Gangguan pada saraf wajah (trigeminal neuralgia)
Selain penyebab di atas, faktor-faktor di bawah ini juga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami sakit gigi:
- Merokok
- Menderita diabetes
- Menderita AIDS
- Mengonsumsi obat tertentu, seperti obat imunosupresif
Gejala Sakit Gigi
Tingkat keparahan sakit gigi sangat beragam, mulai dari nyeri ringan yang hanya menimbulkan rasa tidak nyaman, hingga nyeri parah yang tidak tertahankan. Nyeri akibat sakit gigi pun dapat terasa tajam, berdenyut, atau seperti ditusuk-tusuk.
Selain nyeri, beberapa gejala lain yang dapat timbul akibat sakit gigi adalah:
- Bengkak di gusi sekitar gigi yang sakit
- Bengkak pada rahang dan wajah
- Bau mulut yang tidak sedap (halitosis)
- Perdarahan dari gigi atau gusi
- Sulit dan sakit saat membuka mulut
Nyeri pada sakit gigi umumnya memburuk di malam hari, terutama saat penderita berbaring. Nyeri juga dapat memburuk ketika penderita makan dan minum, terlebih jika mengonsumsi makanan atau minuman yang panas, dingin, terlalu manis, atau terlalu asam.
Kapan harus ke dokter
Segera temui dokter bila sakit gigi sudah berlangsung lebih dari 2 hari, atau bila nyeri tidak juga membaik meski telah melakukan penanganan mandiri. Selain itu, pemeriksaan oleh dokter diperlukan jika sakit gigi disertai dengan:
- Demam dan sakit kepala
- Nyeri saat mengunyah
- Sulit menelan
- Sesak napas
- Nyeri telinga
Diagnosis Sakit Gigi
Pada pasien yang mengeluh sakit gigi, dokter akan menelusuri terlebih dahulu gejala yang dirasakan oleh pasien, yaitu dengan menanyakan:
- Letak nyeri
- Tingkat keparahan nyeri
- Kapan nyeri tersebut biasanya muncul
- Hal yang menyebabkan nyeri memburuk
- Hal yang dapat meredakan nyeri
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan pada mulut, gigi, gusi, rahang, lidah, tenggorokan, sinus, telinga, hidung, dan leher pasien.
Dokter juga akan memeriksa rangsangan pada gigi, misalnya dengan memaparkan suhu dingin pada gigi, mengetuk gigi dengan alat, meminta pasien untuk menggigit atau mengunyah sesuatu, serta menekan gigi pasien dengan jari.
Jika pasien dicurigai menderita penyakit atau kondisi lain yang dapat menyebabkan sakit gigi, dokter akan menjalankan pemeriksaan tambahan, berupa:
- Foto Rontgen gigi, untuk memeriksa abses dan lubang pada gigi
- CT scan atau MRI, untuk memeriksa gigi, gusi, tulang rahang, dan jaringan sekitarnya dengan lebih detail
Jika pemeriksaan tidak menemukan kelainan pada gigi, kemungkinan sakit gigi disebabkan oleh gangguan pada bagian tubuh lain. Maka dari itu, dokter gigi akan merujuk pasien ke dokter yang terkait dengan penyakit atau kondisi tersebut.
Pengobatan Sakit Gigi
Jika mengalami sakit gigi, sebaiknya segera temui dokter gigi untuk mencari tahu penyebabnya agar dapat diobati dengan tepat. Namun, jika sakit gigi yang dialami masih dalam tahap ringan, ada beberapa langkah pengobatan mandiri yang bisa dilakukan di rumah untuk meredakannya, yaitu:
- Membersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi (dental floss), untuk menyingkirkan plak dan sisa makanan yang tersangkut
- Berkumur dengan campuran air hangat dan garam, untuk membantu membersihkan kotoran di mulut serta untuk mengurangi radang gusi
- Berkumur dengan obat kumur antiseptik, untuk mengurangi bakteri di mulut sekaligus mengobati radang gusi
- Mengompres pipi dengan kompres dingin, apabila sakit gigi disebabkan oleh cedera
- Mengonsumsi obat sakit gigi herbal maupun golongan analgetik-antipiretik seperti paracetamol atau ibuprofen, untuk meredakan nyeri
Jika sedang hamil atau menyusui, sebaiknya konsultasikan dengan dokter mengenai obat sakit gigi yang tepat. Apotek menyediakan obat sakit gigi untuk ibu menyusui atau ibu hamil. Namun, tidak semua obat pereda nyeri gigi tersebut aman untuk digunakan tanpa pengawasan dokter.
Jika penanganan mandiri tidak bisa meredakan sakit gigi, dokter dapat melakukan beberapa tindakan berikut:
- Menambal gigi jika sakit gigi disebabkan oleh gigi berlubang, dengan terlebih dahulu membersihkannya
- Melakukan penambalan ulang jika sakit gigi disebabkan oleh kerusakan pada tambalan sebelumnya
- Melakukan perawatan saluran akar gigi (root canal treatment) jika akar gigi telah terinfeksi
- Melakukan tindakan cabut gigi jika cara-cara pengobatan di atas tidak berhasil atau bila sakit gigi disebabkan oleh masalah pada pertumbuhan gigi bungsu
- Meresepkan antibiotik, seperti amoxicillin jika sakit gigi disebabkan oleh infeksi bakteri
Komplikasi Sakit Gigi
Sakit gigi umumnya tidak berbahaya. Meski demikian, infeksi yang terjadi pada gigi berisiko menyebar ke bagian tubuh lain. Jika infeksi menyebar, komplikasi yang dapat terjadi antara lain:
- Abses gigi
- Dehidrasi karena sulit makan dan minum akibat nyeri
- Gigi tanggal
- Sepsis
Pencegahan Sakit Gigi
Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Oleh sebab itu, untuk mencegah terjadinya sakit gigi, mulailah lakukan langkah-langkah berikut ini:
- Menyikat gigi dengan cara yang benar dua kali sehari, dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride
- Membersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi (dental floss) dan obat kumur bila diperlukan
- Membatasi konsumsi makanan yang terlalu keras, terlalu manis, dan terlalu asam
- Menjaga kadar gula darah agar tetap normal, bila mengalami diabetes
- Memeriksakan gigi ke dokter gigi setidaknya setiap 6 bulan sekali
- Berhenti merokok