Saraf kejepit adalah kondisi ketika saraf menerima tekanan berlebih dari jaringan di sekitarnya. Akibatnya, muncul nyeri yang tidak tertahankan, baik saat beraktivitas maupun beristirahat. Saraf kejepit yang ringan umumnya akan membaik dengan sendirinya maupun dengan terapi rutin. Namun, saraf kejepit yang parah perlu ditangani dengan tindakan operasi.

Karena saraf menjalar di seluruh bagian tubuh, saraf kejepit bisa terjadi di bagian tubuh mana pun. Umumnya, saraf kejepit akan menyebabkan nyeri hebat atau kebas ketika berada di posisi tertentu, seperti membungkuk.

Saraf Kejepit, Gejala, Penyebab, dan Penanganannya - Alodokter

Keluhan saraf kejepit yang bisa mereda dengan sendirinya setelah beberapa saat biasanya akan dianggap sebagai nyeri biasa. Padahal, bila tidak segera ditangani, kondisi saraf kejepit bisa makin parah, bahkan memicu cedera atau peradangan permanen pada saraf.

Gejala Saraf Kejepit

Saraf kejepit sering kali dianggap sebagai nyeri sendi biasa. Namun, ada beberapa gejala khas dari saraf kejepit, antara lain:

  • Mati rasa atau berkurangnya sensasi di area yang dilalui oleh saraf
  • Munculnya rasa nyeri yang tajam atau seperti terbakar
  • Kesemutan
  • Otot terasa lemah
  • Kaki dan tangan sering sulit digerakkan

Berbagai gejala saraf kejepit ini dapat memburuk saat Anda tertidur. Oleh karena itu, segera periksakan diri ke dokter jika gejala di atas berlangsung selama beberapa hari dan tak kunjung sembuh meski sudah beristirahat atau mengonsumsi obat pereda nyeri.

Penyebab Terjadinya Saraf Kejepit

Beberapa posisi tubuh dapat meningkatkan tekanan di sekitar saraf sehingga dapat menyebabkan saraf kejepit, seperti menopang kepala menggunakan tangan dengan siku sebagai tumpuan atau kebiasaan menyilangkan kaki dalam waktu lama. Cedera, memar, atau kondisi lain yang menyebabkan pembengkakan juga bisa memicu terjadinya saraf kejepit.

Selain itu, ada beberapa kondisi kesehatan yang juga dapat menyebabkan saraf kejepit, di antaranya:

  • Herniasi diskus, yaitu kondisi yang terjadi akibat bantalan tulang belakang bergeser dari tempat yang seharusnya
  • Rheumatoid arthritis atau peradangan pada sendi
  • Stenosis spinal, yaitu penyempitan yang tidak normal pada tulang belakang
  • Carpal tunnel syndrome, yaitu ketika saraf di pergelangan tangan tertekan

Selain karena cedera dan kondisi kesehatan di atas, saraf kejepit juga lebih mungkin dialami oleh orang dengan kondisi berikut:

  • Wanita, karena memiliki tulang jari dan telapak tangan yang lebih kecil
  • Orang yang sering menggunakan pergelangan tangan atau bahunya secara berulang
  • Orang yang mengalami kegemukan dan edema
  • Penderita penyakit terkait kelenjar tiroid, seperti hipotiroidisme
  • Ibu hamil
  • Penderita diabetes
  • Orang yang sering berbaring dalam waktu yang lama

Penanganan Saraf Kejepit

Kunci utama untuk menangani saraf kejepit adalah mengurangi aktivitas pada bagian tubuh yang terpengaruh. Penderita saraf kejepit sebaiknya menghentikan aktivitas yang diduga sebagai penyebab dan bisa memperburuk tekanan pada saraf.

Misalnya, jika saraf kejepit disebabkan oleh carpal tunnel syndrome, pemakaian pembebat pada tangan akan direkomendasikan oleh dokter. Pembebat tersebut harus digunakan setiap saat, bahkan saat tidur sekalipun.

Selain itu, ada beberapa penanganan saraf kejepit yang bisa dilakukan, antara lain:

Fisioterapi

Fisioterapi dilakukan untuk memperkuat otot-otot di daerah yang mengalami saraf kejepit. Latihan memperkuat otot diperlukan guna mengurangi tekanan pada saraf. Terapi fisik untuk saraf kejepit juga bisa ditambahkan dengan anjuran perubahan postur tubuh yang lebih baik saat beraktivitas sehari-hari.

Pemberian obat penghilang nyeri

Pemberian obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen atau naproxen, bisa diberikan untuk meredakan rasa sakit. Dokter juga dapat memberikan suntikan kortikosteroid untuk mengurangi peradangan dan rasa nyeri.

Operasi

Saraf kejepit yang berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan dan tidak membaik meski sudah diberikan perawatan di atas, bisa diatasi dengan operasi. Jenis operasi yang dilakukan tergantung pada lokasi nyeri.

Meski terkadang sulit dihindari, saraf kejepit bisa dicegah dengan menjalankan gaya hidup sehat, seperti menjaga berat badan ideal, berolahraga secara teratur, dan berhenti merokok. Postur tubuh saat beraktivitas atau istirahat juga perlu dijaga, misalnya tidak menyilangkan kaki atau berbaring pada satu sisi saja dalam waktu yang lama.

Pemeriksaan sedini mungkin dapat membuat penanganan saraf kejepit lebih cepat. Jadi, kondisi saraf kejepit tidak makin memburuk. Oleh karena itu, bila Anda mengalami gejala saraf kejepit, segera periksakan diri ke dokter untuk memastikan penyebab dan mendapatkan penanganan yang tepat.