Perbedaan cacar air dan cacar api sering kali membingungkan. Soalnya, kedua kondisi ini sama-sama menyebabkan ruam atau bintil pada kulit. Namun, ciri khas dan penularannya berbeda. Dengan mengetahui perbedaannya, Anda bisa mengambil langkah yang tepat untuk mencegah komplikasi akibat kondisi tersebut.
Perbedaan cacar air dan cacar api terletak pada cara virus yang sama bekerja di dalam tubuh. Cacar air muncul saat pertama kali terinfeksi virus varicella-zoster, sedangkan cacar api terjadi ketika virus yang sudah menetap kembali aktif setelah seseorang pernah mengalami cacar air.

Selain itu, sebagian orang sering menyamakan antara cacar air dan cacar api karena menimbulkan ruam yang terlihat serupa. Padahal, kedua kondisi ini memiliki ciri khas lain, penularan, dan risiko komplikasi yang berbeda.
Berbagai Perbedaan Cacar Air dan Cacar Api
Berikut ini adalah perbedaan cacar air dan cacar api yang perlu diketahui:
1. Berdasarkan ciri khasnya
Perbedaan cacar air dan cacar api bisa diketahui berdasarkan ciri khas yang ditimbulkan. Penderita cacar air biasanya akan mengalami gejala berikut ini:
- Muncul ruam yang menyebar di seluruh tubuh berupa bintil berisi cairan
- Berukuran kecil dan muncul bersamaan dalam berbagai tahap (bintil baru hingga mengering)
- Terasa gatal
- Disertai demam, badan lemas, sakit tenggorokan, dan penurunan nafsu makan
Sementara itu, penderita cacar api biasanya akan mengalami ciri khas berikut ini:
- Muncul ruam yang sering terjadi pada satu sisi tubuh saja, misalnya di area badan atau wajah
- Berbentuk bintil kecil berisi cairan yang berkelompok
- Terasa nyeri atau sensasi terbakar
- Disertai demam ringan, gatal, sakit kepala, kesemutan, bahkan gangguan saraf seperti neuralgia pascaherpes (nyeri saraf berkepanjangan)
2. Berdasarkan penularannya
Biasanya, cacar air mudah menular melalui udara dari droplet batuk atau bersin, kontak langsung dengan cairan bintil, atau benda yang terkontaminasi cairan bintil. Kondisi ini sering terjadi pada anak-anak.
Sedangkan, cacar api umumnya tidak menular secara langsung antara orang dewasa. Namun, seseorang yang belum pernah terkena cacar air atau belum menerima vaksin varicella bisa tertular virus varicella-zoster dan mengalami cacar air jika bersentuhan langsung dengan cairan dari bintil penderita cacar api.
3. Berdasarkan komplikasi yang bisa terjadi
Cacar air biasanya dialami saat masa kanak-kanak dan umumnya tergolong ringan sehingga jarang menimbulkan komplikasi. Namun, pada sebagian orang seperti bayi, lansia, ibu hamil, atau orang dengan daya tahan tubuh lemah, kondisi ini berisiko menimbulkan komplikasi, mulai dari infeksi kulit, bopeng, hingga pneumonia.
Sementara itu, cacar api yang terjadi pada orang dewasa dengan daya tahan tubuh lemah atau lansia berisiko menimbulkan komplikasi, seperti nyeri saraf berkepanjangan (neuralgia pascaherpes) atau infeksi bakteri sekunder pada kulit yang terinfeksi.
4. Berdasarkan masa pemulihannya
Perbedaan cacar air dan cacar api selanjutnya adalah berdasarkan masa pemulihannya. Masa pemulihan cacar air dan cacar api tergantung dari kondisi tubuh dan tingkat keparahan yang terjadi.
Cacar air yang tergolong ringan dan tanpa komplikasi biasanya akan sembuh dalam waktu 1–2 minggu. Selain itu, ruam yang muncul akan berkembang menjadi lepuh, mengering, lalu menjadi koreng.
Nah, cacar api biasanya membutuhkan waktu pemulihan yang sedikit lama, yakni sekitar 2–4 minggu. Selain itu, nyeri saraf dapat bertahan lebih lama bahkan setelah ruam sembuh, terutama pada lansia.
Itulah beberapa perbedaan cacar air dan cacar api yang perlu dipahami. Untuk menurunkan risiko terkena cacar air maupun cacar api, Anda disarankan melakukan vaksinasi sejak dini.
Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala cacar air atau cacar api, batasi kontak dengan bayi, ibu hamil, dan orang dengan daya tahan tubuh lemah. Jangan lupa jaga kebersihan agar penularan virus bisa dicegah.
Meski kedua kondisi ini umumnya bisa sembuh dalam beberapa waktu, bayi, ibu hamil, dan lansia memerlukan pemantauan lebih ketat karena berisiko mengalami komplikasi. Oleh karena itu, penanganan yang tepat sejak dini perlu dilakukan guna mencegah terjadinya masalah kesehatan yang lebih serius.
Pastikan juga untuk tidak melakukan self diagnose ketika mengalami ruam gatal menyerupai cacar air atau cacar api. Soalnya, gejala tersebut juga bisa mengarah pada kondisi lain, seperti flu Singapura, campak, atau reaksi alergi.
Dengan mengetahui perbedaan cacar air dan cacar api, penanganan yang tepat bisa segera dilakukan. Oleh karena itu, bila Anda mengalami keluhan yang mengarah pada gejala cacar air atau cacar api, jangan tunda untuk berkonsultasi ke dokter.
Konsultasi dapat dilakukan secara cepat, praktis, dan tanpa keluar rumah melalui Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER. Dengan begitu, dokter dapat memastikan diagnosis dan memberikan pengobatan yang sesuai kondisi Anda.