Ciri-ciri bayi tidak bisa melihat perlu dikenali sedini mungkin oleh orang tua. Dengan mengenali kondisi ini, orang tua tahu kapan harus waspada dan tindakan apa yang dapat diambil untuk membantu memperbaiki penglihatan mata bayi.

Bayi baru lahir tidak langsung memiliki kemampuan melihat yang baik. Fungsi penglihatannya ini akan mulai berkembang dalam bulan-bulan pertama kehidupannya. Dimulai dari hanya bisa melihat beberapa jenis warna tertentu hingga mampu melihat dalam jarak yang lebih jauh.

5 Ciri-Ciri Bayi Tidak Bisa Melihat yang Perlu Dikenali Orang Tua - Alodokter

Meski begitu, ada beberapa kondisi bisa menyebabkan kemampuan penglihatan bayi terhambat, baik itu tidak bisa melihat dengan jelas bahkan tidak bisa melihat sama sekali. Orang tua perlu mengenali ciri-ciri bayi tidak bisa melihat agar ia bisa mendapatkan penanganan yang sesuai.

Ini Ciri-Ciri Bayi Tidak Bisa Melihat

Ciri-ciri bayi yang tidak bisa melihat sebenarnya cukup sulit dikenali karena bayi belum mampu menyampaikan ketidaknyamanan atau kesulitan yang dirasakan. Namun, ada beberapa tanda yang bisa menunjukkan ciri-ciri bayi tidak bisa melihat.

Berikut ini adalah ciri-ciri bayi tidak bisa melihat yang dapat orang tua kenali:

1. Tidak responsif terhadap cahaya

Pada usia 1 bulan, umumnya bayi sudah bisa merespons cahaya. Bila pada usia ini bayi terlihat tidak berkedip atau menyipitkan mata saat ada cahaya yang mengarah ke matanya, bisa jadi bayi mengalami gangguan penglihatan.

Selain itu, saat terkena cahaya, seharusnya pupil mata akan mengecil untuk membatasi cahaya yang masuk ke mata. Namun, jika pupil mata tidak menunjukkan perubahan saat terkena cahaya, mungkin ini termasuk dari ciri-ciri bayi tidak bisa melihat.

2. Terlihat sering menggosok mata

Bayi menggosok mata umumnya memberi isyarat bahwa dirinya sudah mengantuk. Di satu sisi, kebiasaan ini juga mungkin pertanda bahwa bayi memiliki gangguan penglihatan.

Ketika mata bekerja keras untuk mencapai fokus yang baik, mata akan menjadi lelah dan terasa nyeri. Hal inilah yang membuat bayi sering menggosok matanya.

3. Gerakan kedua bola mata tidak selaras

Pada usia 3 bulan, bayi seharusnya mulai dapat mengikuti benda atau objek yang bergerak di depannya. Bayi yang tidak mampu melakukan ini mungkin mengalami masalah penglihatan atau perkembangan mata yang tidak normal.

Selain itu, kedua bola mata seharusnya bergerak ke satu tujuan dengan selaras. Namun, jika salah satu bola mata bergerak berlawan dengan bola mata lainnya atau tidak mengikuti gerak suatu objek, kondisi ini bisa menjadi ciri-ciri mata bayi tidak bisa melihat.

4. Mata terlihat keruh

Anda dapat memerhatikan mata bayi untuk mengetahui ciri-ciri mata bayi tidak bisa melihat. Jika matanya terlihat keruh atau bagian pupilnya terdapat titik-titik berwarna putih, keabuan, atau kekuningan, mungkin ini merupakan tanda adanya gangguan penglihatan.

Titik putih juga mungkin terlihat dari hasil foto bayi dengan menggunakan flash kamera.

5. Mata juling

Mata juling pada bayi tergolong normal dan akan hilang saat usianya 4 bulan. Namun, kondisi ini juga bisa menjadi ciri-ciri mata bayi tidak bisa melihat akibat adanya gangguan penglihatan.

Selain ciri-ciri di atas, mata bayi tidak bisa melihat juga dapat dilihat dari kedua ukuran mata atau pupil yang tidak sama, sering menyipitkan mata, atau salah satu atau kedua mata bayi tampak melotot.

Penanganan Mata Bayi Tidak Bisa Melihat

Mata bayi tidak bisa melihat sebagian besar disebabkan oleh cacat mata bawaan. Penyebabnya cukup beragam, bisa karena kelainan genetik, kelahiran prematur, atau infeksi selama kehamilan, seperti cytomegalovirus, toksoplasmosis, sifilis, atau rubella.

Jenis cacat mata bawaan yang dapat terjadi pada bayi adalah katarak kongenital, glaukoma kongenital, dan retinopathy of prematurity (ROP). Jika dibiarkan dan tidak diberikan penanganan, kondisi tersebut dapat memburuk dan menyebabkan kebutaan permanen pada bayi.

Penanganan mata bayi tidak bisa melihat akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Contohnya, pada kondisi katarak kongenital, bayi mungkin perlu menjalani operasi katarak dan penggunaan kacamata untuk membantu penglihatan bayi.

Sementara itu, gangguan penglihatan bayi yang disebabkan oleh glaukoma kongenital dapat ditangani dengan operasi glaukoma. Setelah menjalani operasi, kondisi mata bayi perlu dipantau secara berkala dan mungkin membutuhkan kacamata atau lensa kontak agar penglihatannya bisa berfungsi dengan lebih baik.

Jika Anda mendapati ciri-ciri bayi tidak bisa melihat terjadi pada Si Kecil, sebaiknya jangan tunda untuk memeriksakannya ke dokter. Makin cepat penanganannya, maka makin besar pula tingkat kesembuhannya. Penanganan sedini mungkin juga dapat mencegah bayi tidak bisa melihat secara permanen.