Dampak strict parents pada remaja bisa sangat beragam, mulai dari menurunnya kepercayaan diri, mudah stres dan cemas, hingga renggangnya hubungan dengan orang tua. Pola asuh yang terlalu ketat tanpa ruang diskusi dapat membuat remaja merasa tertekan, kurang dihargai, dan lebih sulit terbuka kepada orang tua.
Strict parents adalah orang tua yang menerapkan aturan sangat ketat, disiplin tinggi, dan cenderung membatasi kebebasan anak dalam mengambil keputusan. Pola asuh seperti ini umumnya minim dialog terbuka dan kurang memberi ruang bagi anak untuk berekspresi. Akibatnya, pola asuh ini bisa berdampak buruk pada perkembangan mental, emosional, hingga hubungan anak dengan orang tua.

Dampak strict parents pada remaja bisa muncul karena masa remaja adalah masa transisi yang penuh perubahan, baik secara fisik maupun psikologis. Pada masa ini, remaja sangat membutuhkan kemandirian, kepercayaan diri, dan kesempatan untuk belajar mengambil keputusan sendiri.
Jika sejak kecil anak sudah dibiasakan hidup di bawah tekanan aturan orang tua yang sangat ketat tanpa ruang bertukar pikiran, remaja bisa kehilangan rasa percaya diri atau justru memilih untuk memberontak lho, Bunda.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua memahami dampak strict parents pada remaja agar pola asuh yang diterapkan tidak menimbulkan masalah di masa depan.
Berbagai Dampak Strict Parents pada Remaja
Sebagian orang tua menerapkan pola asuh strict parents karena menginginkan yang terbaik untuk buah hatinya. Namun, di balik niat baik orang tua yang menerapkan aturan serba ketat, ada sejumlah dampak yang bisa memengaruhi perkembangan remaja, baik dari segi mental maupun sosial.
Berikut ini beberapa dampak strict parents pada remaja yang penting diketahui:
1. Menurunnya kepercayaan diri
Dampak strict parents pada remaja yang pertama adalah menurunnya kepercayaan diri. Remaja yang tumbuh dengan strict parents sering merasa serba salah dan takut mengecewakan orang tua.
Akibatnya, mereka menjadi ragu untuk mengambil keputusan sendiri karena terbiasa menunggu persetujuan dari orang tua. Lama-kelamaan, kepercayaan diri bisa menurun dan remaja pun jadi sulit mengembangkan potensi dirinya.
2. Mudah stres dan cemas
Dampak strict parents pada remaja berikutnya adalah meningkatnya risiko stres dan kecemasan. Tekanan dari aturan yang sangat ketat membuat remaja lebih rentan mengalami stres, bahkan setiap kesalahan kecil bisa menjadi beban besar, apalagi jika tidak ada ruang untuk mengekspresikan pendapat atau perasaan.
Kondisi ini dapat menurunkan kesehatan mental remaja dan membuat mereka lebih mudah merasa tertekan.
3. Kurang keterampilan sosial
Dampak strict parents pada remaja selanjutnya adalah kurangnya keterampilan sosial. Remaja yang tidak diberi kesempatan untuk menjalin pertemanan atau mencoba hal baru akan kesulitan mengembangkan keterampilan sosialnya.
Mereka jadi kurang percaya diri saat berkomunikasi, sulit bekerja sama, dan kurang mampu beradaptasi di lingkungan baru. Akibatnya, saat dewasa, mereka bisa mengalami kesulitan membangun relasi yang sehat dengan orang lain.
4. Hubungan dengan orang tua kurang harmonis
Dampak strict parents pada remaja juga dapat terlihat dari hubungan yang semakin renggang antara anak dan orang tua. Aturan yang terlalu kaku dan komunikasi yang minim membuat remaja merasa takut dimarahi atau tidak dipercaya, sehingga mereka memilih diam, menutup diri, atau bahkan menyembunyikan masalah.
Kondisi ini akhirnya bisa berujung pada perilaku memberontak atau membuat remaja semakin tertutup dari keluarganya.
5. Berisiko mengalami masalah perilaku
Dampak strict parents pada remaja ternyata juga bisa mendorong perilaku yang tidak diinginkan lho, Bunda. Tidak sedikit remaja yang akhirnya mencari celah untuk mendapatkan kebebasan, misalnya dengan melanggar aturan, berbohong, atau bahkan terlibat dalam pergaulan bebas dan penyalahgunaan zat.
Tekanan berlebihan dari pola asuh yang terlalu ketat bisa menyebabkan remaja ingin lepas kontrol, sehingga mereka berisiko mengambil keputusan yang justru merugikan diri sendiri.
Memahami berbagai dampak strict parents pada remaja sangat penting, agar orang tua bisa lebih bijak dalam menerapkan aturan sekaligus tetap memberikan ruang bagi anak untuk berkembang. Dengan pendekatan ini, remaja dapat tumbuh menjadi pribadi yang sehat, baik secara mental maupun sosial.
Cara Membangun Pola Asuh yang Sehat untuk Remaja
Agar perkembangan remaja lebih sehat, berikut beberapa tips yang bisa dilakukan oleh orang tua, yaitu:
- Bangun komunikasi yang terbuka dan saling menghargai.
- Berikan kesempatan pada remaja untuk belajar mengambil keputusan dan bertanggung jawab.
- Libatkan anak dalam membuat aturan beserta hukumannya jika aturan tersebut dilanggar.
- Tetapkan aturan yang jelas, tetapi tetap fleksibel sesuai kebutuhan anak.
- Beri dukungan dan apresiasi saat remaja melakukan hal positif.
- Jadilah contoh yang baik dalam bersikap dan mengelola emosi.
Dengan menerapkan tips di atas, orang tua dapat membantu remaja tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri, mandiri, dan mudah beradaptasi dalam berbagai situasi.
Pada dasarnya, dampak strict parents pada remaja bisa membawa efek yang tidak diinginkan pada perkembangan mental, emosional, maupun sosial anak. Oleh sebab itu, orang tua disarankan untuk menyeimbangkan aturan dengan kasih sayang, komunikasi, dan kepercayaan agar dampak strict parents pada remaja dapat diminimalkan dan anak dapat berkembang secara optimal.
Jika Bunda khawatir dengan perilaku remaja atau merasa kesulitan membangun komunikasi yang sehat, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau dokter melalui fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER untuk mendapatkan solusi terbaik bagi keluarga.