Ciri-ciri bayi diare sering kali sulit dikenali, apalagi karena perubahan tekstur dan warna feses pada bayi bisa berbeda-beda seiring pertumbuhan dan pola makan. Namun, memahami perbedaannya sangat penting agar orang tua bisa segera memberikan penanganan yang tepat dan mencegah risiko terjadinya komplikasi berbahaya pada bayi.
Bayi memang sering mengalami perubahan pada frekuensi atau tekstur buang air besar, terutama ketika mulai MPASI, terjadi perubahan pola makan, atau saat tubuh bayi menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Namun, ciri-ciri bayi diare memiliki pola yang berbeda dari BAB normal dan sering kali disertai gejala lain yang harus diperhatikan.

Pada bayi, penyebab diare paling umum adalah infeksi virus, misalnya rotavirus, tetapi bisa juga karena infeksi bakteri. Selain itu, diare pada bayi juga bisa terjadi karena alergi makanan, intoleransi laktosa, atau kebersihan makanan yang kurang terjaga.
Ciri-Ciri Bayi Diare yang Harus Diperhatikan
Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri bayi diare yang perlu diwaspadai oleh orang tua:
1. BAB lebih sering dari biasanya
Pada bayi yang sehat, jadwal BAB biasanya tetap, bisa 1 hingga beberapa kali dalam sehari tergantung usia dan asupan makanannya. Namun, jika tiba-tiba bayi BAB lebih sering dari biasanya, misalnya biasanya hanya 2 kali, kemudian menjadi 4 atau 5 kali dalam sehari, hal ini patut dicurigai karena merupakan ciri-ciri bayi diare.
Selain itu, jumlah feses atau tinja yang keluar saat bayi mengalami diare juga biasanya akan lebih banyak daripada kondisi normal.
2. Feses cair atau sangat encer
Feses bayi, terutama yang diberi ASI, memang umumnya cenderung lunak. Namun, jika feses bayi benar-benar tidak berbentuk, sangat encer, dan mudah menyebar atau terserap di popok, ini bisa menjadi ciri-ciri bayi diare.
Pada beberapa kasus, feses bayi yang mengalami diare juga biasanya akan tampak berbuih atau bercampur lendir. Ini tentu berbeda dengan feses normal yang biasanya lebih kental dan bisa “menggumpal” atau berbentuk pasta.
3. Warna feses berubah
Ciri-ciri bayi diare juga bisa dilihat dari warna feses bayi. Umumnya, feses bayi akan berwarna kekuningan atau kecoklatan, tergantung pada makanan atau minuman yang ia konsumsi.
Namun, jika warna tinja bayi mengalami perubahan, misalnya menjadi lebih pucat, kehijauan, atau keabu-abuan, Bunda perlu waspada karena bisa jadi Si Kecil mengalami diare. Perlu diketahui juga, pada kondisi yang lebih serius, feses bayi yang mengalami diare juga dapat disertai dengan darah.
4. Bau feses lebih menyengat
Ketika mengalami diare, feses bayi juga biasanya akan lebih bau dan asam daripada biasanya. Ciri-ciri bayi diare ini bisa terjadi karena proses pencernaan di usus terganggu, biasanya akibat infeksi atau perubahan bakteri di saluran pencernaan.
Jika Bunda mencium bau feses bayi yang sangat berbeda dari biasanya, terutama jika disertai tekstur yang cair, itu bisa menjadi tanda diare.
5. Bayi rewel atau tampak tidak nyaman
Bayi yang mengalami diare sering kali menjadi lebih rewel, ia mungkin mudah menangis, tampak gelisah, susah tidur, sering minta digendong, atau tampak tidak nyaman setelah BAB.
Selain itu, beberapa bayi juga akan terlihat sering menarik atau melipat kaki ke arah perut, yang menandakan perutnya terasa tidak nyaman atau mulas. Bayi juga bisa menolak minum atau makan karena perutnya terasa tidak nyaman akibat diare yang terus-menerus.
6. Mual dan Muntah
Pada beberapa kasus, bayi yang diare juga bisa mengalami mual dan muntah. Kondisi ini membuat bayi lebih berisiko kehilangan cairan dan elektrolit.Mual dan muntah dapat muncul sebelum atau saat diare terjadi, dan sering membuat bayi tampak lemas atau enggan makan maupun minum.
Mual dan muntah saat diare ini bisa disebabkan oleh keracunan makanan maupun infeksi, misalnya gastroenteritis. Jika bayi muntah berulang kali atau tidak bisa menahan asupan cairan, risiko dehidrasi akan semakin meningkat.
7. Muncul tanda-tanda dehidrasi
Saat mengalami diare, tubuh bayi akan lebih mudah kehilangan cairan. Nah, jika diare terjadi secara terus-menerus, hal itu bisa menyebabkan terjadinya dehidrasi pada bayi.
Dehidrasi merupakan ciri-ciri bayi diare yang sudah berat dan berbahaya. Kondisi ini biasanya membuat mulut dan bibir bayi tampak kering, air mata bayi berkurang saat menangis, mata bayi tampak cekung, bayi menjadi lemas, dan bayi tampak sangat haus atau justru menolak minum.
Tak hanya itu, popok bayi yang mengalami dehidrasi juga menjadi jarang basah karena bayi jarang buang air kecil. Nah, kondisi ini tidak boleh dibiarkan, Bun, karena dapat berbahaya untuk Si Kecil. Oleh karena itu, Bila ada tanda-tanda ini Bunda perlu segera membawa bayi ke dokter atau IGD rumah sakit.
Itulah beberapa ciri-ciri bayi diare yang perlu orang tua ketahui. Mengenali ciri-ciri ini sangat penting agar diare bisa segera diatasi, sehingga risiko terjadinya komplikasi yang berbahaya bisa dicegah.
Jika diare pada bayi terjadi tanpa disertai tanda dehidrasi, Bunda dan Ayah dapat memantau kondisi bayi di rumah sambil memastikan asupan cairan Si Kecil cukup. Jika masih diberikan ASI, Bunda bisa tetap menyusui Si Kecil saat ia diare. Sementara itu, jika sudah bisa makan MPASI, Si Kecil bisa diberi minum oralit atau air putih setiap kali ia diare atau muntah.
Bunda dan Ayah juga dapat memanfaatkan fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER untuk mendapatkan panduan awal penanganan di rumah dan kepastian terhadap gejala yang dialami bayi.
Namun, jika muncul tanda dehidrasi dan diare disertai dengan muntah terus-menerus, darah pada feses, demam tinggi, atau bayi tampak sangat lemas, segera bawa ke dokter atau IGD rumah sakit terdekat.