Efek samping CTM bisa timbul meski obat ini banyak digunakan untuk mengatasi gejala alergi, seperti pilek, bersin, atau gatal-gatal. Oleh karena itu, konsumsi obat ini harus diperhatikan, terutama jika digunakan dalam jangka panjang atau pada kelompok tertentu, misalnya anak-anak, ibu hamil, dan lansia.

Sebagai antihistamin generasi pertama, CTM (chlorpheniramine maleate) sering menjadi pilihan awal untuk meredakan gejala alergi. Namun, banyak orang yang belum tahu bahwa CTM lebih mudah menyebabkan efek samping dibandingkan antihistamin generasi berikutnya.

7 Efek Samping CTM, Waspadai Gejala Ini Saat Minum Obat Alergi - Alodokter

Penggunaan CTM tidak disarankan untuk jangka panjang karena risiko efek samping yang lebih besar, terutama pada kelompok usia tertentu atau penderita kondisi medis tertentu. Efek samping CTM juga dapat diperparah bila dikonsumsi bersamaan dengan obat atau zat lain, seperti alkohol atau obat penenang.

Efek Samping CTM yang Umum Terjadi

Berikut ini adalah beberapa efek samping CTM yang paling sering dialami pengguna, mulai dari yang ringan hingga berat:

1. Rasa kantuk dan lelah berlebihan

CTM dapat menyebabkan rasa kantuk yang signifikan. Setelah minum obat ini, penggunanya cenderung merasa ingin tidur atau kesulitan berkonsentrasi. Efek kantuk seringkali muncul dalam kurun waktu 30 menit hingga 2 jam setelah konsumsi dan bisa bertahan selama beberapa jam.

Selain mengantuk, pengguna juga bisa merasa tubuhnya lemas atau tidak berenergi. Oleh karena iitu, sebaiknya hindari menyetir kendaraan atau menggunakan alat berat setelah mengonsumsi CTM, agar tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

2. Mulut, tenggorokan, atau hidung kering

Mulut dan hidung terasa kering serta tenggorokan gatal juga termasuk efek samping CTM. Jika CTM dikonsumsi secara terus-menerus, kondisi ini bisa menyebabkan bau mulut, bibir pecah-pecah, bahkan sariawan. Pada beberapa orang, efek kering juga bisa membuat suara menjadi serak.

3. Gangguan pencernaan

Beberapa orang yang menggunakan CTM juga umumnya mengalami mual, ingin muntah, perut terasa perih, atau bahkan sembelit. Pada anak-anak, CTM bisa menyebabkan berkurangnya nafsu makan.

Efek samping CTM ini biasanya akan terasa 1–3 jam setelah minum obat. Untuk mencegah gangguan pencernaan, CTM sebaiknya diminum sesudah makan atau mengikuti anjuran dokter.

4. Pusing dan sakit kepala

Beberapa pengguna CTM mengeluhkan kepala terasa berputar atau berat setelah minum obat ini. Efek samping CTM ini bisa memburuk jika mengonsumsi obat dalam jumlah tinggi atau menggunakan CTM secara rutin dalam waktu lama.

5. Gangguan penglihatan

CTM dapat membuat pandangan menjadi buram, kabur, atau sulit fokus. Hal ini umumnya dialami setelah dosis pertama atau pada lansia yang memang sudah memiliki masalah mata.

Contohnya, seseorang tiba-tiba melihat huruf pada buku menjadi samar, sulit mengenali wajah, atau harus memicingkan mata agar jelas. Jika gangguan penglihatan ini terjadi mendadak atau berlangsung lama, segera konsultasikan ke dokter.

6. Gangguan buang air kecil

Efek samping CTM ini lebih banyak dialami oleh pria, terutama yang memiliki riwayat pembesaran prostat. Gejalanya bisa berupa sulit mengeluarkan urine, nyeri saat buang air kecil, atau urine yang keluar hanya sedikit-sedikit.

Jika terjadi penumpukan urine atau rasa penuh yang tidak hilang, ini memerlukan pertolongan medis lebih lanjut karena bisa menyebabkan infeksi saluran kemih.

7. Reaksi alergi obat

Meski jarang, CTM dapat menyebabkan reaksi alergi sebagai efek samping. Gejalanya meliputi kulit gatal-gatal, muncul ruam merah, biduran, pembengkakan pada wajah, bibir, atau tenggorokan, bahkan sesak napas. Jika muncul tanda-tanda ini, hentikan konsumsi CTM dan segera cari pertolongan medis.

Penting untuk diketahui bahwa tidak semua orang aman menggunakan CTM. Anak-anak, lansia, ibu hamil, dan ibu menyusui berisiko tinggi mengalami efek samping CTM yang lebih berat, bila mengonsumsi obat ini tanpa pengawasan dari dokter.

Selain itu, konsumsi CTM juga dapat memperparah kondisi tertentu, seperti glaukoma, asma, pembesaran prostat, gangguan ginjal, atau gangguan hati. Hindari juga penggunaan CTM bersamaan dengan antihistamin lain atau minuman beralkohol.

Meskipun CTM cukup efektif untuk meredakan alergi, obat ini sebaiknya tidak digunakan secara rutin tanpa pengawasan dokter. Perhatikan tanda-tanda reaksi alergi atau efek samping berat, seperti sesak napas, kejang, atau gangguan kesadaran.

Jika mengalami efek samping CTM yang tidak membaik, manfaatkan fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER untuk mendapatkan saran cepat. Namun, jika muncul gejala serius atau reaksi alergi berat, segera periksakan ke dokter agar penanganan diberikan secepatnya.