Efek samping kortikosteroid bisa muncul jika obat ini digunakan dalam jangka panjang atau tanpa pengawasan dokter. Meski efektif untuk mengatasi berbagai gangguan, seperti alergi, asma, dan penyakit autoimun, penggunaan yang tidak tepat dapat menimbulkan risiko kesehatan serius.
Efek samping kortikosteroid bisa berbeda pada setiap orang, tergantung dosis, lama penggunaan, bentuk obat, dan kondisi kesehatan masing-masing. Sebagian efek samping kortikosteroid bersifat ringan atau hanya sementara, seperti perubahan suasana hati atau kenaikan berat badan.

Namun, pada sebagian orang, efek samping kortikosteroid bisa lebih serius dan memengaruhi organ penting, seperti tulang, mata, bahkan sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, penting untuk memahami risikonya dan menggunakan obat ini sesuai anjuran dokter agar manfaat tetap optimal dan efek samping dapat diminimalkan.
Berbagai Macam Efek Samping Kortikosteroid
Kortikosteroid adalah kelompok obat yang sering digunakan untuk meredakan peradangan dan menekan respons sistem imun. Sama seperti jenis obat lainnya, kortikosteroid juga dapat menimbulkan efek samping bagi kesehatan bila penggunaanya tidak tepat.
Berikut ini adalah beberapa efek samping kortikosteroid yang perlu diketahui:
1. Gangguan pada kulit
Efek samping kortikosteroid pada kulit dapat, meliputi penipisan kulit, mudah memar, timbul stretch mark, dan jerawat. Bahkan, luka menjadi lebih sulit sembuh, terutama jika krim kortikosteroid digunakan dalam waktu lama pada area yang sama. Kondisi tersebut sering terjadi bila kortikosteroid digunakan tanpa pengawasan dokter.
2. Gangguan hormonal dan metabolik
Efek samping kortikosteroid selanjutnya adalah gangguan hormonal dan metabolik, misalnya siklus haid menjadi tidak teratur, kenaikan berat badan, atau peningkatan gula darah. Kondisi ini biasanya muncul bila obat kortikosteroid digunakan dalam jangka panjang atau tanpa pengawasan dokter.
3. Gangguan pada tulang dan otot
Penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang bisa membuat tulang lebih rapuh (osteoporosis) dan otot menjadi lemah atau mudah terasa nyeri. Akibatnya, risiko patah tulang atau cedera otot meningkat, terutama pada orang lanjut usia.
Untuk membantu mencegah hal ini, Anda disarankan rutin berolahraga serta mencukupi asupan kalsium dan vitamin D selama menjalani terapi.
4. Masalah pada mata
Selain itu, efek samping kortikosteroid juga bisa menimbulkan masalah kesehatan pada mata, seperti glaukoma, katarak, atau infeksi, terutama jika obat kortikosteroid digunakan dalam jangka waktu lama.
Bahkan, penglihatan bisa terganggu secara perlahan tanpa disadari. Oleh karena itu, jika muncul keluhan pada mata selama penggunaan obat kortikosteroid, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
5. Gangguan saluran cerna
Obat kortikosteroid yang digunakan secara bersamaan dengan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) berpotensi memicu gangguan saluran cerna, seperti nyeri ulu hati, mual, atau bahkan luka di lambung yang berisiko berdarah.
Untuk mencegah hal tersebut, Anda disarankan untuk menginformasikan kepada dokter mengenai obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
6. Penurunan daya tahan tubuh
Obat ini bekerja dengan menekan sistem imun, sehingga tubuh lebih mudah terkena infeksi, baik ringan maupun berat. Gejala infeksi juga bisa muncul lebih lambat atau tidak seperti biasanya. Oleh karena itu, bila mengalami demam atau tanda infeksi saat menggunakan kortikosteroid, segera periksakan diri ke dokter, ya.
7. Gangguan psikologis
Efek samping kortikosteroid berikutnya adalah gangguan psikologis, seperti perubahan suasana hati, sulit tidur, rasa gelisah, atau bahkan depresi. Meski begitu, efek ini umumnya bersifat sementara, tetapi pada sebagian orang bisa cukup berat hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.
8. Gangguan pertumbuhan pada anak-anak
Penggunaan kortikosteroid jangka panjang dapat memperlambat pertumbuhan anak sehingga tinggi badan berpotensi menjadi tidak optimal. Oleh karena itu, dokter akan memantau pertumbuhan anak secara rutin selama pengobatan dan hanya meresepkan obat ini jika manfaatnya lebih besar daripada risikonya.
Agar manfaat kortikosteroid tetap optimal dan risiko efek samping dapat ditekan, ada beberapa langkah penting yang perlu Anda perhatikan selama menjalani pengobatan berikut ini:
- Gunakan kortikosteroid hanya sesuai resep dan arahan dokter.
- Jangan mengubah dosis atau menghentikan obat secara tiba-tiba tanpa berkonsultasi.
- Lakukan kontrol rutin dengan dokter selama penggunaan.
- Terapkan pola makan bergizi seimbang dan olahraga teratur, setidaknya 30 menit per hari.
- Cukupi makanan tinggi kalsium dan vitamin D sesuai anjuran.
- Sampaikan pada dokter semua obat dan suplemen yang sedang digunakan.
Menghindari penggunaan kortikosteroid tanpa pengawasan dokter sangat penting, terutama jika digunakan dalam jangka panjang atau pada orang yang rentan mengalami efek samping tersebut.
Selain itu, penting juga mengenali gejala komplikasi serius, seperti perdarahan saluran cerna, infeksi berat, gangguan penglihatan mendadak, atau tanda-tanda sindrom Cushing.
Oleh karena itu, bila Anda merasakan keluhan yang tidak biasa atau tergolong ringan selama menggunakan obat ini, jangan tunda untuk berkonsultasi ke dokter, ya. Konsultasi dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja serta cepat dan praktis melalui Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER.
Namun, jika muncul gejala berat atau gawat darurat, misalnya kesulitan bernapas, muntah darah, atau penurunan kesadaran, segera pergi IGD di rumah sakit terdekat.