Sebelum memutuskan untuk berkomitmen dan menikah, kamu perlu menanyakan beberapa hal kepada pasanganmu. Selain untuk mengenalnya lebih dalam, mengetahui hal-hal tersebut dapat membuat hubunganmu dengannya menjadi langgeng.

Sebelum menikah, ada beberapa pertanyaan sensitif yang perlu kamu tanyakan kepada pasangan. Tujuannya untuk menghindari kesalahpahaman yang bisa terjadi setelah kalian menikah nanti. Meski memang penting untuk ditanyakan, cara menanyakannya juga harus tepat agar pasanganmu tetap merasa nyaman.

6 Hal yang Dapat Ditanyakan kepada Pasangan agar Hubungan Langgeng - Alodokter

Hal-Hal yang Penting untuk Ditanyakan kepada Pasangan

Agar lebih mudah memulai pembicaraan, pilihlah waktu yang tepat dan saat mood pasanganmu sedang baik. Ketika waktunya pun sudah pas, sebaiknya kamu tidak langsung masuk ke pembahasan utama, tapi awali dulu dengan percakapan ringan.

Nah, jika pasanganmu sudah bisa diajak ngobrol dengan nyaman, barulah kamu bisa tanyakan 6 hal berikut ini:

1. Riwayat kehidupan seksual

Membicarakan kehidupan seksual bersama pasangan menjadi hal yang penting dilakukan sebelum menikah. Tujuannya agar ketika menikah nanti tidak ada selisih paham soal urusan ranjang.

Kamu juga bisa bertanya terkait risiko infeksi menular seksual. Apabila salah satu di antara kalian memiliki risikonya, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu guna mendeteksi serta mencegah penularan dan keparahan penyakit.

2. Riwayat utang

Menikah bukan hanya berbagi cinta, tetapi juga berbagi harta dan tanggungan. Supaya kamu memiliki gambaran yang lebih utuh tentang perencanaan keuangan setelah menikah, tanyakan kepada pasanganmu apakah saat ini ia memiliki utang atau tidak.

Bila ada, tanyakan alasan ia berutang dan upaya apa yang dilakukan untuk menyelesaikannya. Soalnya, tidak menutup kemungkinan, riwayat utang pasangan dapat berdampak buruk pada kesempatanmu untuk mengatur keuangan di masa depan.

3. Rencana memiliki anak

Kalian perlu bertukar pikiran mengenai anak, contohnya mendiskusikan kapan ingin merencanakan kehamilan dan berapa banyak anak yang diinginkan. Rencanakan juga tentang kemungkinan terburuk yang dapat terjadi, misalnya bila salah seorang dari kalian atau kalian berdua memiliki masalah kesuburan.

Selain itu, kamu juga bisa berdiskusi dengan pasangan tentang cara merawat dan mendidik anak-anak nanti. Dengan membangun rencana ini, kamu dan pasangan dapat mempersiapkan berbagai hal untuk keperluan anakmu, mulai dari masa kehamilan hingga setelah ia lahir.

4. Rencana mewujudkan mimpi bersama

Pembahasan yang satu ini bisa menjadi sesi diskusi yang cukup menyenangkan nih karena kalian berdua bisa merencanakan dan membayangkan rumah tangga yang ingin dibangun nantinya.

Namun, walaupun bebas bermimpi, tetapi tetapkan tujuan yang realistis. Bila perlu, tetapkan target-target tertentu, misalnya dalam 5 tahun mendatang sudah bisa membeli rumah.

5. Kemauan untuk bertoleransi

Tanyakan kepada pasanganmu apa yang ia inginkan untuk lebih kamu pahami, terutama setelah menikah nanti. Soalnya, bisa saja selama ini kamu belum sepenuhnya memahami pasanganmu sebagai pribadi yang utuh.

Misalnya, kamu selalu mengeluh ketika pasangan bersikap kaku terhadap teman-temanmu atau ia kurang seru. Padahal, karakter pasanganmu sebenarnya memang pendiam dan bisa jadi ia sering merasa tersiksa ketika harus berpura-pura asyik di depan semua orang.

Saat kamu dan pasangan sudah bisa memahami satu sama lain, maka perbedaan apa pun yang akan kalian hadapi nantinya dapat diselesaikan dengan lebih mudah.  Ini karena kunci hubungan yang langgeng adalah keterbukaan dan kemauan untuk saling mengerti serta bertoleransi.

6. Perhatian yang diharapkan

Sebelum menikah, tanyakan kepada pasanganmu apakah kamu sudah memberikannya perhatian yang cukup atau belum. Jika ia merasa kamu kurang perhatian atau justru terlalu perhatian sampai-sampai ia merasa terkekang, jangan keburu emosi dulu, ya.

Sebaiknya, tanyakan kepadanya mengenai perhatian seperti apa yang ia inginkan. Bila kamu memang salah, akui kesalahan tersebut dan minta maaf. Namun, bila kamu punya alasan yang kuat, kemukakanlah alasanmu baik-baik, agar pasanganmu juga mengerti.

Masa-masa pendekatan sebelum menikah harus dimanfaatkan sebagai momen untuk mengakrabkan diri. Jadi, jangan merasa sungkan untuk menanyakan hal-hal yang memang perlu ditanyakan.

Kalau kamu memiliki topik lain untuk dibahas bersama pasangan, tetapi bingung bagaimana cara terbaik untuk melakukannya, kamu bisa berkonsultasi terlebih dulu dengan psikolog mengenai hal tersebut.