Jantung merupakan organ vital yang bertugas memompa darah ke seluruh organ tubuh. Oleh karena itu, bila terjadi penyakit jantung, kinerja seluruh organ tubuh pun akan mengalami gangguan. Jika tidak ditangani secepatnya, penyakit jantung berisiko tinggi menyebabkan komplikasi berbahaya, bahkan kematian.

Penyakit jantung bukan lagi topik yang asing untuk diperbincangkan. Tak hanya berpotensi besar untuk mengancam nyawa, pengobatan dan perawatan medis yang diperlukan untuk menangani penyakit ini pun membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Beberapa Fakta Terkait Penyakit Jantung yang Perlu Diketahui - Alodokter

Terlebih lagi, gangguan pada jantung dapat dialami oleh siapa saja tanpa pengecualian, mulai dari lansia, orang dewasa, hingga anak-anak. Untuk melindungi diri sendiri dan keluarga dari penyakit jantung, Anda perlu mengetahui dulu fakta-fakta mengenai penyakit jantung dan cara mencegahnya.

Fakta di Balik Penyakit Jantung di Indonesia

Penyakit jantung, apa pun jenisnya, merupakan masalah kesehatan serius yang perlu segera ditangani oleh dokter. Jika penyakit jantung dibiarkan tanpa penanganan, dapat terjadi komplikasi berupa serangan jantung, gagal jantung, hingga kematian.

Selain itu, ada beberapa fakta lain yang penting untuk Anda ketahui tentang penyakit ini:

1. Angka kematian akibat penyakit jantung masih sangat tinggi

Angka kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung tidak main-main. Di seluruh dunia, penyakit jantung diklaim sebagai penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa di tahun 2016 sendiri, ada lebih dari 15 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung.

Fakta itu pun tak jauh berbeda dengan yang terjadi di Indonesia. Penyakit jantung diklaim sebagai penyebab kematian terbanyak di Indonesia, selain stroke. Diperkirakan ada sekitar 100.000–500.000 orang yang meninggal akibat penyakit jantung setiap tahunnya.

2. Tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit jantung masih rendah

Ada banyak faktor yang diduga menyebabkan tingginya angka kematian akibat penyakit jantung di Indonesia. Salah satu faktor tersebut adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang penyakit jantung.

Menurut data yang dihimpun Kementerian Kesehatan Republik Indonesia di tahun 2018, diperkirakan hanya sekitar 20% orang Indonesia yang memiliki pemahaman baik tentang kesehatan, termasuk tentang penyakit jantung.

Kurangnya pemahaman tentang kesehatan membuat banyak orang rentan terkena penyakit jantung. Salah satu dampak dari minimya pemahaman terhadap kesehatan dan penyakit jantung adalah sulit mengenali gejala penyakit jantung.

3. Penanganan penyakit jantung yang sering kali terlambat didapatkan

Karena rendahnya pengetahuan dan pemahaman tentang penyakit jantung di masyarakat, banyak orang yang menganggap gejala penyakit jantung, seperti nyeri dada, keringat dingin, dan mual, sebagai gejala penyakit ringan.

Alhasil, penyakit jantung pun dibiarkan tanpa penanganan hingga menimbulkan komplikasi berupa serangan jantung dan kematian.

4. Pengetahuan terkait pencegahan penyakit jantung masih rendah

Kerugian lain yang bisa dialami oleh seseorang akibat kurangnya pemahaman tentang kesehatan adalah tidak dapat menghindari faktor risiko penyakit jantung.

Akibatnya, masih banyak orang yang menjalani pola hidup atau kebiasaan kurang sehat yang dapat meningkatkan risiko mereka untuk terkena penyakit jantung, seperti sering mengonsumsi makanan tinggi garam dan lemak, kurang makan sayur, malas berolahraga, dan jarang memeriksakan diri ke dokter (medical check-up).

Karena beberapa alasan di atas, dokter sering kali menyarankan agar pemeriksaan kesehatan dan pemeriksaan jantung sebaiknya dilakukan sedini mungkin dan rutin, terutama pada orang yang berisiko tinggi menderita penyakit jantung, misalnya orang yang menderita obesitas, hipertensi, diabetes, atau kolesterol tinggi.

Tujuannya tentu untuk mengevaluasi kondisi penyakit dan melakukan penanganan dengan cepat apabila terdeteksi adanya masalah pada jantung, supaya tidak sampai terjadi komplikasi akibat penyakit jantung.

Mengubah Gaya Hidup Demi Mencegah Penyakit jantung

Gaya hidup sehat merupakan salah satu kunci utama untuk mengurangi risiko berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mulai menjalani pola hidup yang lebih sehat mulai dari sekarang dengan beberapa cara berikut ini:

  • Mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang dan membatasi konsumsi garam, gula, serta makanan berlemak jenuh yang banyak mengandung kolesterol
  • Membiasakan diri untuk berolahraga secara rutin, setidaknya 30 menit sehari
  • Tidak merokok, menghindari asap rokok, serta mengurangi konsumsi minuman beralkohol
  • Mencukupi waktu istirahat, setidaknya 7–9 jam sehari bagi orang dewasa dan 8–11 jam sehari untuk anak-anak dan remaja
  • Mengelola stres

Lengkapi juga upaya pencegahan penyakit jantung di atas dengan rutin memeriksakan kesehatan ke dokter, apalagi jika Anda berisiko terkena penyakit jantung.

Hal tersebut penting dilakukan agar dokter dapat mendeteksi secara dini bila ada penyakit jantung dan mengobatinya seawal mungkin. Semakin cepat penyakit jantung ditangani, semakin kecil pula risiko terjadinya komplikasi penyakit jantung yang berbahaya.

Selain itu, mengingat biaya pengobatan dan perawatan penyakit jantung terbilang cukup besar, tak ada salahnya Anda mempertimbangkan untuk memiliki asuransi kesehatan. Jika Anda seorang karyawan, pastikan pula diri Anda dilengkapi dengan asuransi kesehatan karyawan.

Bila perlu, lengkapi juga dengan asuransi penyakit kritis yang bisa meng-cover di tahap awal maupun akhir tanpa batasan jumlah penyakit kritis, termasuk penyakit jantung.

Asuransi jenis ini akan memberikan dukungan finansial (biaya santunan) ketika Anda mengalami ketidakmampuan dan memerlukan tindakan serta perawatan akibat menderita penyakit kritis sesuai ketentuan di polis asuransi tersebut. Bahkan, ketika Anda tidak bisa lagi beraktivitas, kebutuhan biaya hidup lainnya bisa di-cover oleh asuransi jenis ini.

Namun, pastikan Anda memilih asuransi sesuai kebutuhan Anda dan baca dulu dengan jelas kebijakan dari perusahaan asuransi sebelum Anda menyetujuinya.