Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia. Namun, tahukah Anda bahwa ada beberapa jenis makanan yang dianggap sebagai makanan pencegah depresi? Berbagai kandungan di dalam jenis makanan ini dipercaya dapat mendukung kesehatan mental. Yuk, ketahui fakta makanan pencegah depresi di sini!
Banyak studi yang membuktikan bahwa pola makan yang sehat sangat penting untuk menjaga kesehatan, tak hanya kesehatan fisik namun juga kesehatan mental. Hal ini dikarenakan apa yang Anda makan dapat memengaruhi kinerja sel tubuh, sistem kekebalan tubuh, dan bagaimana tubuh merespons stres.
Fakta Penelitian Mengenai Makanan Pencegah Depresi
Sistem pencernaan manusia tidak hanya berperan dalam mengolah dan menyerap nutrisi dari makanan dan minuman, tetapi juga memengaruhi emosi. Sekitar 95% hormon serotonin yang membantu tubuh mengelola suasana hati, diproduksi di saluran pencernaan yang dikelilingi jutaan sel saraf.
Serotonin merupakan salah satu zat yang dapat menghasilkan emosi bahagia atau senang. Selain itu, serotonin juga berperan dalam mengurangi rasa sakit serta mengatur waktu tidur dan nafsu makan.
Oleh karena itu, apa yang Anda konsumsi dapat memengaruhi suasana hati, kondisi mental, dan kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Menurut penelitian, terbiasa mengonsumsi makanan sehat seperti sayuran, buah, ikan, daging tanpa lemak, dan gandum utuh, diketahui dapat menurunkan risiko depresi hingga 25–35% dibandingkan mengonsumsi makanan kemasan yang rendah nutrisinya.
Sebaliknya, mengonsumsi makanan tidak sehat seperti makanan yang terbuat dari gula olahan dan lemak jenuh, dapat berdampak negatif pada otak.
Kandungan Makanan Pencegah Depresi
Berikut ini adalah beberapa nutirisi di dalam makanan yang berperan dalam menjaga kesehatan mental dan mencegah terjadinya depresi:
1. Vitamin B12
Vitamin B12 diketahui dapat mengurangi peradangan pada jaringan tubuh, termasuk di otak, serta menurunkan risiko demensia dan depresi. Makanan yang mengandung vitamin B12 meliputi telur, ayam, hati sapi, dan juga sereal yang sudah diperkaya dengan vitamin B12.
2. Asam folat
Kekurangan asam folat atau vitamin B9 berhubungan dengan suasana hati yang buruk. Oleh karena itu, Anda dianjurkan untuk mengonsumsi beberapa jenis makanan sumber asam folat, seperti sayuran hijau, buah jeruk, kacang-kacangan, roti, pasta, nasi, dan sereal.
3. Omega-3
Asam lemak omega-3 yang terkandung di dalam ikan, seperti salmon dan makarel, berperan dalam menjaga fungsi otak. Selain itu, nutrisi ini juga dapat membantu mencegah peradangan, serta berpengaruh terhadap pengantaran hormon serotonin dan dopamin dalam tubuh.
4. Zinc
Seng (zinc) dapat membantu memperkuat respons tubuh terhadap stress dan mengurangi depresi. Zinc banyak terkandung di dalam makanan laut, contohnya kerang, lobster, dan kepiting. Selain itu, zinc juga terkandung pada daging ayam, daging sapi, kacang merah, dan kacang almond.
5. Probiotik
Makanan dan minuman fermentasi, seperti yoghurt, kefir, dan kimchi, diyakini dapat meredakan depresi, stres, dan rasa cemas, karena kandungan bakteri baik probiotik di dalamnya.
6. Magnesium
Berbagai studi menunjukkan bahwa kekurangan magnesium dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami depresi dan gangguan cemas. Oleh karena itu, magnesium dapat dikonumsi sebagai salah satu kandungan makanan atau suplemen yang dapat mencegah dan meringankan depresi.
Mineral ini banyak ditemukan secara alami pada sayuran, ikan, susu, dan kacang-kacangan seperti kacang kedelai, kacang merah, dan almond.
7. Vitamin D
Vitamin D terkenal dapat menguatkan tulang dan gigi serta daya tahan tubuh. Selain itu, vitamin D juga diketahui berperan dalam mencegah dan meringankan depresi.
Nutrisi ini dapat diperoleh secara alami dari sinar matahari atau makanan tertentu, seperti ikan, jamur, susu, telur, kacang kedelai, hati sapi, dan keju. Selain dari makanan dan sinar matahari, vitamin D juga bisa diperoleh melalui suplemen.
Selain beberapa nutrisi di atas, konsumsi makanan yang tinggi antioksidan juga diketahui baik untuk memelihara kesehatan otak dan mengurangi risiko terjadinya depresi.
Akan tetapi, perlu diingat bahwa konsumsi makanan pencegah depresi bukan berarti dapat menggantikan tindakan penanganan yang seharusnya diberikan dokter untuk menangani depresi.
Bila Anda sering mengalami stres berat atau mengalami gejala-gejala depresi, terlebih jika sudah muncul ide untuk mengakhiri hidup, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau psikolog agar mendapatkan penanganan yang tepat.