Beras organik cukup populer dikonsumsi oleh sebagian masyarakat, terutama yang tinggal di daerah perkotaan. Pasalnya, beras yang kerap dijual dengan harga mahal ini sering kali dianggap lebih sehat dan enak, serta mengandung lebih banyak nutrisi ketimbang beras biasa atau nonorganik.

Meski diklaim sebagai jenis beras yang lebih sehat, beras organik juga tidak sepenuhnya baik untuk kesehatan. Beras organik maupun non-organik sama-sama bisa mengandung zat arsenik yang beracun dan dapat membahayakan kesehatan tubuh.

Beras Organik Tidak Terbebas dari Arsenik - Alodokter

Selain pada beras, arsenik juga bisa ditemukan pada beberapa sumber lainnya, seperti ikan, buah dan sayuran yang diberi pestisida, dan air minum yang tercemar arsenik. Beras organik juga dapat terkena cemaran kutu beras dan membuat nutrisinya berkurang, sehingga Anda harus mempertimbangkan dengan baik pemilihan beras organik untuk dikonsumsi.

Mengenal Makanan Organik

Sebelum membahas lebih jauh tentang kandungan arsenik pada beras organik, Anda perlu mengetahui lebih dulu apa itu makanan organik.

Makanan organik atau organic foods adalah jenis makanan yang ditanam dan diproduksi dengan metode alami dengan menggunakan sedikit atau bahkan tanpa bahan kimia, pestisida, dan pupuk sintetik. Jika menggunakan pestisida pun, yang digunakan biasanya adalah pestisida organik.

Tidak hanya menguntungkan bagi kesehatan, makanan yang diolah secara organik juga diklaim lebih ramah lingkungan karena dapat membantu menjaga kelestarian air dan tanah dari polusi bahan-bahan kimia.

Makanan yang diberi label organik biasanya lebih mahal harganya. Padahal, klaim manfaat makanan organik yang disebut lebih sehat dari makanan biasa belum sepenuhnya terbukti.

Beras Organik Juga Mengandung Arsenik

Meski makanan organik bebas dari paparan bahan kimia, seperti pestisida, pengawet, dan pupuk sintetik, makanan ini tetap mengandung zat arsenik, termasuk pada beras organik.

Arsenik merupakan unsur kimia yang secara alami tersebar luas di kerak bumi. Zat ini dapat ditemukan pada tanah, udara, dan air. Tumbuhan juga dapat mengandung arsenik karena penyerapan dari air dan tanah.

Pada padi yang ditanam di sawah misalnya, arsenik dapat terserap bukan hanya dari pestisida yang digunakan, tetapi juga dari air irigasi yang mengaliri sawah. Air irigasi yang sudah tercemar arsenik inilah yang dapat menyebabkan beras, termasuk beras organik, terkontaminasi zat beracun ini.

Tidak hanya itu, arsenik yang menumpuk pada tanah lalu digunakan untuk menanam berbagai pangan juga bisa menyebabkan beras organik dan tanaman lainnya terkontaminasi oleh arsenik.

Bahaya Arsenik bagi Kesehatan

Hampir di semua tanaman mengandung zat arsenik dengan jumlah yang bervariasi. Namun, beberapa riset menunjukkan bahwa beras diketahui lebih banyak menyerap zat arsenik dari tanah dan air, ketimbang tanaman jenis lainnya.

Apabila terserap oleh tubuh, arsenik dapat membahayakan kesehatan. Pada kadar yang rendah, paparan arsenik dapat menyebabkan beberapa gejala, seperti:

  • Mual dan muntah
  • Diare
  • Detak jantung yang tidak beraturan
  • Kerusakan pembuluh darah
  • Kesemutan di kaki dan tangan
  • Penurunan jumlah sel darah merah dan sel darah putih

Sementara pada kadar yang tinggi dan paparan jangka panjang, zat arsenik bisa meningkatkan risiko terjadinya beberapa masalah kesehatan serius, seperti:

  • Keracunan arsenik
  • Diabetes tipe 2
  • Tekanan darah tinggi atau hipertensi
  • Gangguan kulit, misalnya iritasi kulit dan dermatitis
  • Keruaskan saraf
  • Penyakit jantung
  • Berbagai jenis kanker, seperti kanker kulit, kanker ginjal, kanker paru-paru, dan kanker kandung kemih

Meski beras organik tetap mengandung arsenik, Anda tak perlu khawatir karena jumlah zat arsenik pada beras organik bisa dikurangi sehingga aman untuk dikonsumsi.

Caranya, cuci beras terlebih dahulu sebelum dimasak menggunakan air yang banyak atau minimal 6 cangkir air, agar arsenik pada beras dapat terbilas. Pastikan juga air yang digunakan saat mencuci beras tidak terkontaminasi arsenik. Saat mencuci beras, cucilah hingga air cucian beras bening dan tidak keruh.

Beras organik memang bisa menjadi salah satu pilihan makanan sehat dan sangat cocok dikonsumsi oleh pelaku clean eating. Meski demikian, Anda juga harus perhatikan cara mengolahnya agar manfaat yang diperoleh dapat dirasakan secara optimal.

Jika masih memilki pertanyaan seputar manfaat dan risiko konsumsi makanan organik, termasuk beras organik, Anda bisa berkonsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penjelasan dan informasi yang lebih lengkap.