Gangguan sistem ekskresi ginjal dapat mengganggu beberapa fungsi ginjal dan seiring berjalannya waktu dapat berdampak pada kesehatan. Dengan mengetahui berbagai gangguan sistem ekskresi ginjal, langkah penanganan dapat dilakukan sejak dini dan kerusakan lebih lanjut bisa dicegah.

Ginjal merupakan salah satu dari sistem ekskresi yang berfungsi untuk mengeluarkan zat sisa dari tubuh dalam bentuk urine. Pada dasarnya, proses ini diperlukan oleh tubuh untuk menjaga agar zat kimia dalam tubuh tetap stabil. Akan tetapi, proses ini dapat terganggu, terutama ketika ginjal mengalami gangguan atau kondisi medis tertentu.

4 Gangguan Sistem Ekskresi Ginjal yang Perlu Diketahui - Alodokter

Ketika terdapat gangguan sistem ekskresi ginjal, biasanya akan timbul beberapa keluhan, mulai dari nyeri saat buang air kecil, frekuensi buang air kecil menjadi meningkat atau berkurang, hingga perubahan warna pada urine.

Beragam Gangguan Sistem Ekskresi Ginjal

Alat ekskresi pada manusia, termasuk ginjal, bisa mengalami gangguan karena berbagai macam faktor. Berikut ini adalah beberapa gangguan sistem ekskresi ginjal yang dapat memengaruhi fungsi ginjal:

1. Gagal ginjal

Gagal ginjal terjadi ketika salah satu atau kedua ginjal tidak dapat berfungsi secara normal. Akibatnya, zat sisa yang berbahaya dan cairan akan menumpuk di dalam tubuh dan menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius, bahkan dapat menyebabkan kematian.

Gangguan sistem ekskresi ginjal satu dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu gagal ginjal akut (GGA) dan gagal ginjal kronis (GGK). Gejala dari penyakit gagal ginjal di tahap awal bisa tidak dirasakan oleh beberapa penderitanya. Gejala gagal ginjal biasanya akan lebih terasa ketika penurunan fungsi ginjal sudah memasuki tahap lanjut.

Gejala penyakit ginjal stadium awal biasanya sering merasa lelah, urine berbusa, dan urine tampak kemerahan seperti teh.

Beberapa gejala yang bisa muncul ketika fungsi ginjal sudah turun cukup signifikan adalah sesak napas, kehilangan nafsu makan, jumlah urine berkurang, sering mengalami keram otot, pembengkakan di pergelangan kaki, dan kejang.

2. Infeksi ginjal

Infeksi ginjal atau pielonefritis merupakan komplikasi dari infeksi saluran kemih (ISK), yang terjadi karena berpindahnya bakteri E.coli dari kandung kemih ke ginjal. Perpindahan bakteri dari anus ke saluran kemih dapat terjadi ketika melakukan hubungan seksual atau saat membersihkan daerah tersebut usai buang air besar.

Wanita biasanya lebih rentan mengalami infeksi ginjal. Selain itu, faktor lain yang juga bisa meningkatkan risiko terkena infeksi ginjal antara lain adalah sistem kekebalan tubuh yang lemah, pemakaian kateter jangka panjang, adanya sumbatan dan kerusakan saraf pada saluran kemih.

Gejala dari gangguan sistem ekskresi ginjal satu ini biasanya muncul dalam beberapa jam setelah bakteri mencapai ginjal. Gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini meliputi demam, rasa sakit di sekitar perut atau punggung bawah, adanya darah maupun nanah dalam urine, serta urine yang berbau busuk.

3. Batu ginjal

Bentuk gangguan sistem ekskresi ginjal yang lain adalah batu ginjal. Kondisi ini terjadi karena pengendapan zat-zat sisa dalam tubuh yang kemudian membentuk kristal atau batu-batu kecil di dalam ginjal. Batu ginjal dapat disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari kurang minum air putih, mengonsumsi obat, hingga menderita penyakit tertentu.

Gejala batu ginjal biasanya tidak akan dirasakan penderitanya jika ukuran batu ginjal masih sangat kecil atau belum menyumbat saluran kemih. Namun, jika batu berukuran besar, bahkan sudah menyebabkan sumbatan, hal ini tentu saja akan menimbulkan nyeri.

Tak hanya nyeri, penderita batu ginjal juga bisa merasakan gejala berupa mual, muntah, demam, urine berbau busuk dan berwarna kemerahan atau lebih gelap, serta sering buang air kecil.

4. Radang ginjal

Radang ginjal atau nefritis sering kali disebabkan oleh gangguan autoimun atau infeksi bakteri yang dapat memengaruhi fungsi ginjal. Kondisi ini dapat terjadi pada bagian dalam ginjal, seperti glomerulus, tubulus, atau jaringan interstitial renal.

Jika radang ginjal sudah dalam kondisi kronis, gangguan sistem ekskresi ginjal satu ini akan menimbulkan beberapa gejala, seperti berkurangnya frekuensi buang air kecil, memburuknya fungsi ginjal, mual dan lesu, tidak nafsu makan, serta adanya bercak darah di urine.

Cara Merawat Sistem Ekskresi Ginjal

Mengubah gaya hidup menjadi lebih baik merupakan cara ampuh untuk merawat ginjal agar tetap sehat dan berfungsi dengan normal. Berikut ini adalah beberapa perubahan gaya hidup yang bisa dilakukan untuk mencegah munculnya berbagai gangguan sistem ekskresi ginjal:

  • Kurangi konsumsi makanan olahan dan perbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian.
  • Batasi konsumsi dan penggunaan garam pada makanan.
  • Konsumsi setidaknya 4–6 gelas air putih untuk menghindari dehidrasi.
  • Olahragalah secara teratur, setidaknya 30 menit per hari, untuk mencegah timbulnya masalah kesehatan yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
  • Jangan mengonsumsi minuman beralkohol.
  • Jangan merokok.
  • Hindari mengonsumsi obat-obatan medis atau herbal yang dijual secara bebas tanpa pengawasan dokter.

Selain melakukan beberapa cara di atas, Anda juga disarankan untuk rutin memeriksakan diri ke dokter guna memantau kondisi dan fungsi ginjal Anda. Pemeriksaan fungsi ginjal yang biasanya dilakukan mencakup pemeriksaan fisik ditambah tes darah dan tes urine untuk menilai kondisi ginjal. Dengan pemeriksaan kesehatan yang rutin, beragam gangguan sistem ekskresi ginjal dapat ditemukan lebih awal dan diobati lebih cepat.