Efek samping donor darah sering membuat sebagian orang ragu untuk mendonorkan darah, terutama bagi yang baru pertama kali atau pernah mengalami keluhan seperti pusing, lemas, atau memar. Memahami efek samping ini penting agar pendonor bisa lebih siap dan tahu cara mengatasinya jika muncul keluhan.
Donor darah adalah tindakan mulia yang dapat menyelamatkan banyak nyawa, akan tetapi hal ini tetap memiliki risiko efek samping walaupun sangat jarang bersifat serius. Efek samping donor darah biasanya terjadi sebagai reaksi tubuh pendonor terhadap perubahan volume darah atau prosedur pengambilan darah itu sendiri.

Pemahaman tentang efek samping donor darah membantu Anda mengenali gejala yang masih tergolong normal dan membedakannya dengan tanda-tanda bahaya yang memerlukan perhatian medis.
Efek Samping Donor Darah yang Umum Terjadi
Meski merupakan hal yang aman, ada efek samping donor darah yang dialami oleh pendonor. Berikut adalah beragam efek samping yang mungkin muncul:
1. Pusing
Setelah darah diambil, tubuh mengalami penurunan volume darah sementara sehingga tekanan darah bisa turun. Hal ini menyebabkan munculnya efek samping donor darah berupa pusing atau sakit kepala ringan, terutama saat berdiri tiba-tiba. Gejala ini biasanya hilang setelah Anda duduk atau berbaring beberapa menit dan minum air kok.
2. Mual atau ingin muntah
Beberapa orang bisa merasa mual akibat tubuh menyesuaikan diri dengan hilangnya sebagian darah setelah melakukan donor darah. Reaksi ini biasanya ringan dan membaik dengan istirahat, bernapas perlahan, serta mengonsumsi cairan atau camilan ringan setelah melakukan donor.
3. Lemas atau kelelahan
Kehilangan darah menyebabkan tubuh perlu waktu untuk menyesuaikan kadar hemoglobin dan volume darah. Rasa lemas atau cepat lelah merupakan hal yang wajar terjadi, terutama pada 12–24 jam pertama setelah donor.
Oleh sebab itu, Anda disarankan untuk menghindari aktivitas fisik berat selama periode ini.
4. Memar, nyeri, atau bengkak di area suntikan
Jarum yang menusuk pembuluh darah bisa menimbulkan memar kecil, nyeri ringan, atau bengkak di sekitar lokasi suntikan. Ini termasuk efek samping donor darah yang umum terjadi pada sebagian orang kok. Gejala ini biasanya membaik dalam beberapa hari dan dapat dikompres dengan es bila terasa tidak nyaman.
5. Nyeri otot atau kram
Beberapa pendonor merasakan kram ringan atau nyeri otot akibat tubuh menyesuaikan volume darah dan oksigenasi jaringan. Gejala ini biasanya bersifat sementara dan hilang dalam hitungan jam. Jadi, tidak perlu khawatir berlebihan ya!
6. Pingsan
Efek samping donor darah selanjutnya adalah pingsan. Meski jarang terjadi, akan tetapi sebagian orang, terutama yang belum makan atau minum cukup sebelum donor, bisa mengalami pingsan lho.
Untuk mencegah keluhan ini, pendonor dianjurkan untuk duduk atau berbaring sejenak serta minum cairan setelah mendonorkan darah.
Efek Samping Donor Darah yang Jarang Tapi Serius
Selain efek samping ringan, ada beberapa reaksi yang lebih serius, meski sangat jarang:
1. Reaksi alergi
Salah satu efek samping donor darah yang jarang terjadi tapi merupakan hal serius, yaitu munculnya keluhan gatal, ruam, bengkak, atau sesak napas. Keluhan ini muncul jika tubuh bereaksi pada bahan steril atau plester yang digunakan.
2. Infeksi di lokasi suntikan
Meski jarang terjadi, ada kok pendonor yang mengalami efek samping berupa munculnya infeksi di lokasi suntikan. Keluhan ini muncul karena prosedur dilakukan secara kurang steril.
3. Perdarahan hebat di area suntikan
Efek samping donor darah yang jarang terjadi, tapi perlu diperhatikan serius, khususnya pada pengidap gangguan pembekuan darah, yaitu terjadinya perdarahan hebat di area suntikan.
4. Kerusakan pembuluh darah
Kerusakan pembuluh darah merupakan kasus yang jarang terjadi dan biasanya dapat segera ditangani oleh petugas donor darah.
Tips Mengatasi Efek Samping Donor Darah
Setelah donor darah, beberapa orang mungkin mengalami efek samping donor darah seperti pusing, lemas, atau memar di area suntikan. Agar proses pemulihan berjalan lebih nyaman, berikut beberapa tips yang dapat membantu mengatasi efek samping donor darah:
- Istirahat setelah donor dengan cara duduk atau berbaring selama minimal 10–15 agar tubuh kembali menyesuaikan diri dan mengurangi risiko pusing atau pingsan.
- Konsumsi air putih dalam jumlah cukup sebelum dan sesudah donor darah untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang dan mempercepat proses pemulihan.
- Konsumsi makanan tinggi zat besi dan vitamin C untuk membantu pembentukan darah baru, misalnya daging merah, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan buah-buahan segar.
- Tekan area suntikan yang memar atau bengkak beberapa menit untuk menghentikan perdarahan ringan dan meminimalkan pembengkakan.
- Jangan langsung melakukan olahraga berat, mengangkat beban, atau aktivitas fisik yang melelahkan selama minimal 24 jam setelah donor darah.
- Pakai baju dengan lengan longgar agar sirkulasi darah tetap lancar, terutama di area bekas suntikan.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, efek samping donor darah umumnya bisa diatasi dengan baik sehingga Anda tetap nyaman dan siap mendonor kembali di kesempatan berikutnya.
Efek samping donor darah umumnya ringan dan bersifat sementara. Namun, segera konsultasikan ke dokter melalui Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER jika Anda mengalami efek samping donor darah yang berat, seperti pingsan lama, perdarahan yang tidak berhenti, atau munculnya tanda-tanda infeksi di area suntikan.
Pada dasarnya, menjaga kesehatan sebelum, selama, dan setelah donor darah sangat penting agar tubuh tetap sehat dan proses donor berjalan lancar. Minum air putih sebelum dan sesudah donor, mengonsumsi makanan bergizi, serta cukup beristirahat dapat membantu menurunkan risiko terjadinya efek samping setelah donor darah.
Selain itu, pastikan Anda selalu jujur mengenai kondisi kesehatan kepada petugas sebelum melakukan donor, agar proses donor darah berjalan dengan aman dan sesuai prosedur.