Epispadia adalah kelainan bawaan yang menyebabkan letak lubang kemih berada di posisi yang tidak normal. Kondisi ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki. Meski begitu, epispadia juga dapat dialami oleh anak perempuan.

Lubang kemih adalah ujung saluran kemih atau uretra yang berfungsi untuk mengeluarkan urine. Normalnya, letak lubang kemih berada di ujung penis. Namun, anak laki-laki yang menderita epispadia, lubang kemih terletak di bagian atas penis.

Epispadia, Kelainan Bawaan pada Saluran Kemih - Alodokter

Epispadia hampir sama dengan hipospadia. Keduanya merupakan cacat lahir yang menyebabkan letak lubang kemih berada di posisi yang tidak normal. Bedanya, hipospadia ditandai dengan letak lubang kemih yang berada di bagian bawah penis.

Apa Penyebab Epispadia?

Hingga saat ini, penyebab epispadia masih belum diketahui secara pasti. Namun, kelainan ini diduga akibat kandung kemih yang tidak berkembang dengan baik selama masa kehamilan.

Perkembangan kandung kemih yang abnormal bisa menghambat pembentukan saluran kemih atau membuat letaknya terlalu tinggi. Alhasil, lubang kemih tidak tepat di ujung penis, melainkan di bagian atasnya.

Selain perkembangan kandung kemih, perkembangan tulang kemaluan yang tidak sempurna juga mungkin menyebabkan epispadia. Kondisi ini dapat menganggu posisi kandung kemih sekaligus uretra, sehingga lubang kemih tidak mencapai ujung penis.

Apa Gejala dan Tanda Epispadia?

Pada anak laki-laki, gejala paling umum dari epispadia adalah letak lubang kemih yang berada di bagian atas penis. Kondisi ini dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

  • Epispadia glanular, jenis epispadia yang menyebabkan lubang kemih terletak di bagian atas kepala penis
  • Epispadia penis, jenis epispadia yang menyebabkan lubang kemih berada di sepanjang batang penis bagian atas
  • Epispadia penopubik, jenis epispadia yang menyebabkan lubang kemih berada di bagian pangkal penis atau dekat tulang kemaluan

Sementara itu, pada anak perempuan yang mengalami epispadia, letak lubang kemihnya dapat berada di klitoris maupun bibir vagina (vulva).

Selain posisi lubang uretra yang tidak normal, epispadia juga dapat memengaruhi bentuk penis. Anak laki-laki yang menderita epispadia cenderung memiliki penis yang lebar, pendek, dan melengkung ke atas.

Kelainan bentuk penis dan posisi lubang kemih yang tidak normal dapat mengganggu fungsi berkemih, seperti arah keluar urine yang tidak biasa atau sulit menahan buang air kecil. Tanda ini paling sering dikenali saat anak sudah mulai menjalani toilet training.

Anak yang mengalami epispadia juga lebih rentan mengalami gangguan di organ perkemihan, seperti infeksi saluran kemih dan penyakit ginjal. Tanda-tandanya bisa berupa:

  • Keinginan buang air kecil terus-menerus
  • Rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil
  • Urine berwarna keruh dan berbau menyengat
  • Sakit perut di bagian bawah
  • Demam dan menggigil
  • Nyeri di punggung yang menjalar ke perut atau selangkangan

Cara Menangani Epispadia

Penanganan epispadia umumnya dilakukan dengan operasi plastik yang bertujuan untuk memperbaiki letak lubang kemih dan fungsi alat kelamin. Selain itu, operasi plastik juga dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengontrol pengeluaran urine saat buang air kecil.

Ada dua jenis teknik operasi plastik yang dapat digunakan untuk mengatasi epispadia anak laki-laki, yaitu:

Teknik Cantwell-Ransley

Operasi plastik ini dilakukan dengan membedah sebagian penis. Selanjutnya, dokter akan memindahkan saluran uretra agar posisi lubang kemih berada di ujung penis.

Teknik Mitchell

Metode operasi ini dilakukan dengan membedah seluruh bagian penis, kemudian dokter memindahkan saluran uretra agar letak lubang kemih kembali normal.

Operasi plastik juga dapat dilakukan untuk menangani epispadia pada anak perempuan. Metode ini dilakukan dengan cara membedah vagina untuk memindahkan saluran uretra. Dengan begitu, ujung saluran kemih dapat berada di posisi seharusnya, yaitu di bawah klitoris.

Karena termasuk kelainan bawaan lahir, epispadia dapat dideteksi ketika anak baru dilahirkan. Namun, kelainan ini juga baru bisa diketahui seiring berjalannya waktu dan biasanya ditandai dengan kesulitan toilet training.

Jika anak Anda selalu mengompol dan mengalami berbagai gejala dari gangguan organ kemih, segeralah periksakan ke dokter untuk mengetahui apakah disebabkan oleh epispadia atau kondisi lain dan mendapat penanganan yang tepat.