Penggunaan obat ivermectin untuk COVID-19 menuai banyak kontroversi di tengah masyarakat dunia, tak terkecuali di Indonesia. Obat antiparasit untuk membasmi infeksi cacing dan kutu ini diduga bisa digunakan untuk mengatasi COVID-19.

Ivermectin adalah obat yang biasa digunakan untuk mengatasi infeksi cacing parasit, kutu kepala, dan beberapa masalah kulit, seperti rosacea dan kudis. Namun, ivermectin saat ini juga tengah diteliti efektivitasnya dalam melawan infeksi virus, terutama virus Corona atau SARS-CoV-2.

Fakta tentang Penggunaan Obat Ivermectin untuk COVID-19 dan Risikonya - Alodokter

Penelitian Terkait Penggunaan Obat Ivermectin untuk COVID-19

Beberapa pakar dan institusi kesehatan di seluruh dunia, termasuk FDA, WHO, dan Kemenkes RI bersama BPOM, kini sedang meneliti potensi ivermectin sebagai obat COVID-19 dan efektivitasnya dalam mengobati pasien COVID-19.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian terkait penggunaan obat ivermectin untuk COVID-19 sejauh ini, ada beberapa fakta yang telah ditemukan, yaitu:

  • Penggunaan ivermectin belum terbukti kuat mampu mengurangi risiko terjadi kematian, diperlukannya bantuan pernapasan melalui ventilator, diperlukannya rawat inap, dan munculnya gejala berat akibat COVID-19.
  • Penggunaan obat ivermectin juga belum terbukti kuat dapat mempercepat proses penyembuhan pasien COVID-19.
  • Masih diperlukan lebih banyak penelitian dengan data yang memadai untuk menentukan apakah ivermectin efektif dan aman dalam mencegah serta mengobati COVID-19.
  • Masih diperlukan uji klinis lebih lanjut untuk meneliti seberapa baik efektivitas ivermectin dan keamanannya sebagai pengobatan COVID-19.

Fakta Penggunaan Obat Ivermectin untuk COVID-19

Sejauh ini, beberapa fakta mengenai penggunaan obat ivermectin untuk COVID-19 dari WHO dan FDA yang penting untuk dipahami adalah sebagai berikut:

  • Ivermectin hanya boleh digunakan pada pasien COVID-19 di ruang lingkup penelitian sebagai bagian dari uji klinis yang terkontrol.
  • Penggunaan obat ivermectin untuk pencegahan maupun pengobatan COVID-19 saat ini tidak direkomendasikan, terutama tanpa pengawasan dokter.
  • Data uji klinis yang mendukung penggunaan obat ivermectin untuk COVID-19 masih sangat terbatas.
  • Ivermectin belum bisa dipastikan apakah bermanfaat atau justru berbahaya dalam mengobati COVID-19.
  • Penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa ivermectin pada dosis tertentu memang memiliki efek antivirus. Namun, belum ada data klinis yang memadai terkait efek ivermectin terhadap virus Corona secara spesifik.

Risiko Penggunaan Obat Ivermectin untuk COVID-19

Penting untuk ditekankan bahwa pemakaian obat apa pun, termasuk ivermectin, yang belum disetujui atau disahkan penggunaannya oleh FDA, WHO, BPOM, dan Kementerian Kesehatan Indonesia, berpotensi menyebabkan efek samping yang serius.

Berikut adalah beberapa efek samping ivermectin, terutama jika obat ini digunakan sembarangan dan tidak sesuai dosis yang tepat:

  • Mual dan muntah
  • Diare
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Ruam di kulit
  • Kelainan saraf, misalnya kejang dan koma

Pada kasus tertentu, ivermectin bahkan bisa menimbulkan reaksi alergi obat dan kematian.

Sejauh ini, data terkait penggunaan obat ivermectin untuk COVID-19 belum bisa dipastikan dan masih dalam tahap penelitian. Oleh karena itu, Anda tidak disarankan untuk mengonsumsi ivermectin secara bebas untuk mengobati atau mencegah COVID-19.

Guna menekan penyebaran COVID-19, cara yang masih dianjurkan adalah mematuhi protokol kesehatan, yaitu menggunakan masker, menjaga jarak dari orang lain, sering mencuci tangan, dan menghindari keramaian, serta mendapatkan vaksin COVID-19.

Jika Anda mengalami gejala COVID-19, seperti demam, batuk, nyeri otot, sakit kepala, anosmia atau hilang penciuman, sakit tenggorokan, atau hidung tersumbat, segera lakukan isolasi mandiri dan lakukan pemeriksaan PCR atau rapid test antigen.

Untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut dan memastikan apa yang perlu dilakukan, Anda bisa berkonsultasi dengan dokter melalui layanan chat di aplikasi ALODOKTER. Melalui aplikasi tersebut, Anda juga bisa membuat janji konsultasi dengan dokter bila memang memerlukan pemeriksaan langsung.