Fungsi faring sangat penting bagi sistem pernapasan maupun pencernaan. Organ ini menyalurkan udara ke paru-paru serta makanan atau minuman ke lambung. Karena perannya yang penting, kesehatan faring perlu selalu dijaga agar terhindar dari berbagai penyakit yang bisa mengganggu.

Anda mungkin masih asing dengan istilah faring yang sebenarnya merupakan istilah medis untuk tenggorokan. Organ ini berupa saluran otot sepanjang sekitar 13 cm.

Fungsi Faring dan Gangguan yang Dapat Terjadi - Alodokter

Letak faring berawal dari belakang rongga hidung yang tersambung ke belakang mulut. Karena letaknya ini, fungsi faring yang utama adalah sebagai penghubung antara mulut dan hidung dengan kerongkongan dan laring.

Kerongkongan adalah saluran yang menuju ke lambung. Sementara laring atau kotak suara adalah otot yang menghasilkan suara serta mencegah makanan dan minuman masuk ke saluran napas.

Berbagai Fungsi Faring

Faring terdiri dari 3 bagian utama, yaitu nasofaring yang berada di bagian belakang hidung, orofaring yang berada di belakang mulut, dan hipofaring yang berada di belakang kotak suara.

Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi faring dan bagian faring yang terlibat dalam menunjang fungsi tersebut:

1. Menyalurkan udara

Fungsi faring dalam sistem pernapasan adalah sebagai saluran udara. Udara yang masuk melalui hidung atau mulut akan bergerak ke faring, kemudian diteruskan ke trakea hingga paru-paru.

Selain menyalurkan udara, faring juga berfungsi untuk melindungi saluran pernapasan bagian atas. Faring juga bertugas untuk menyaring benda asing, seperti debu dan bakteri, yang dapat masuk dan menimbulkan gangguan pada saluran udara. Manfaat ini didapatkan dari selaput lendir yang melapisi nasofaring.

2. Menelan dan menyalurkan makanan

Fungsi faring dalam sistem pencernaan merupakan hasil kerja sama otot-otot yang mengelilingi faring. Makanan dan minuman yang masuk melalui orofaring akan didorong menuju kerongkongan oleh otot melingkar (circular muscle).

Faring juga memiliki otot yang dapat memanjang dan melebar, serta mendorong laring agar menutup saat menelan. Begitu dilalui makanan, epiglotis atau katup yang berada di depan laring akan otomatis menutup.

Tindakan ini bertujuan untuk mencegah makanan masuk ke dalam saluran napas atau trakea. Mekanisme ini terjadi pada bagian hipofaring yang merupakan faring bagian bawah.

Selanjutnya, makanan akan memasuki kerongkongan untuk menuju ke lambung.

3. Membantu berbicara

Faring juga berperan dalam proses berbicara. Terbentuknya suara terjadi ketika udara yang masuk membuat pita suara bergetar. Getaran tersebut menghasilkan gelombang suara yang melewati rongga tenggorokan, mulut, dan hidung, kemudian keluar sebagai sebuah suara.

4. Menjaga tekanan di telinga

Selain terhubung dengan kerongkongan, faring juga terhubung dengan saluran eustachius. Saluran ini yang menghubungkan ruang di belakang gendang telinga dengan tenggorokan dan bagian belakang rongga hidung.

Saluran eustachius berfungsi untuk menjaga telinga tengah tetap sehat dengan cara menyamakan tekanan di dalam dan di luar telinga, serta mengeluarkan cairan dari telinga.

5. Menjaga daya tahan tubuh

Karena letaknya berada di bagian belakang mulut dan di kedua sisi tenggorokan, amandel merupakan bagian dari faring dan menunjang fungsi faring. Amandel adalah sepasang kelenjar kecil yang merupakan jaringan lunak berbentuk bulat di belakang faring.

Kelenjar kecil ini merupakan bagian dari sistem limfatik yang bertugas untuk melawan virus dan bakteri yang masuk ke dalam mulut.

Berbagai Gangguan Fungsi Faring

Ada beragam kondisi yang dapat memengaruhi fungsi faring, mulai dari yang ringan hingga serius. Beberapa kondisi dapat sembuh dengan sendirinya, sementara yang lain memerlukan penanganan medis.

Berikut ini adalah beberapa penyakit yang dapat mengganggu fungsi faring:

1. Faringitis

Radang tenggorokan (faringitis) merupakan penyakit umum yang dapat menganggu fungsi faring. Kondisi ini disebabkan oleh infeksi virus maupun bakteri. Gejala yang paling khas dari kondisi ini adalah sakit tenggorokan yang dapat disertai dengan tidak enak badan maupun demam.

2. Disfagia

Gangguan faring juga bisa berupa sulit menelan (disfagia). Disfagia bisa disebabkan oleh beragam kondisi, mulai dari adanya sumbatan di kerongkongan, gangguan saraf, gangguan otot, kanker, maupun pengobatan kanker.

3. Tonsilitis

Amandel bengkak (tonsilitis) dapat menjadi penyebab gangguan fungsi faring karena penderitanya biasanya mengalami kesulitan atau sakit saat menelan. Kondisi ini merupakan respons untuk melawan virus atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh.

4. Apnea tidur

Apnea tidur atau sleep apnea adalah gangguan tidur yang menyebabkan pernapasan seseorang terhenti sementara selama beberapa kali saat tidur.

Kondisi ini dapat terjadi ketika otot di belakang tenggorokan atau bagian orofaring melemas. Akibatnya, saluran pernapasan tertutup saat menarik napas.

5. Kanker faring

Ada beberapa jenis kanker faring, tergantung pada bagian mana yang terkena. Gejalanya pun bisa bervariasi, sesuai dengan jenis dan lokasi terjadinya kanker.

Gejala kanker faring yang umum berupa sakit tenggorokan, suara serak, kesulitan menelan, benjolan di leher atau tenggorokan, serta batuk berdarah.

Mengetahui pentingnya peran faring untuk kesehatan, sudah sewajarnya jika menjaga kesehatan faring dijaga. Untuk menjaga faring tetap sehat dan fungsi faring berjalan dengan baik, berikut adalah beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan:

  • Hindari mengonsumsi makanan atau minuman yang sangat dingin atau panas.
  • Konsumsi banyak air putih setidaknya 8 gelas per hari.
  • Hentikan kebiasaan merokok dan sebisa mungkin hindari paparan asap rokok dengan tidak menjadi perokok pasif.
  • Hindari berbagi barang yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penularan kuman di mulut, misalnya sikat gigi atau gelas.
  • Gunakan pelembab udara (humidifier) dalam ruangan yang kelembapan udaranya rendah, jika memungkinkan.

Bila tenggorokan terasa tidak nyaman atau nyeri, Anda bisa meredakannya dengan cara berkumur menggunakan air garam. Namun, jika nyeri tenggorokan tidak kunjung membaik setelah 3 hari, atau disertai dengan sulit menelan, suara serak, atau benjolan di leher, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter guna mengetahui penyebabnya dan medapatkan penanganan yang sesuai.