Guilt complex adalah kondisi ketika seseorang terus-menerus merasa bersalah, bahkan terhadap hal-hal yang tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawabnya. Rasa bersalah seperti ini bisa terasa berat, membayangi pikiran, mengganggu aktivitas sehari-hari, dan menurunkan rasa percaya diri. 

Merasa bersalah pada dasarnya adalah hal yang wajar setelah melakukan kesalahan, karena bisa memotivasi seseorang untuk berubah dan meminta maaf. Namun, pada guilt complex, perasaan ini muncul berulang, bahkan sebelum seseorang melakukan sesuatu, atau terhadap kejadian yang di luar kendalinya. 

Guilt Complex, Perasaan Bersalah yang Muncul Terus-Menerus - Alodokter

Rasa bersalah yang berkepanjangan seperti ini dapat membuat penderitanya merasa malu, ragu pada diri sendiri, sering meminta maaf, dan merasa tindakannya selalu salah. Jika dibiarkan, guilt complex bisa mengganggu konsentrasi, tidur, pola makan, hingga menimbulkan keluhan fisik, seperti sakit kepala atau nyeri perut.

Tanda Seseorang Mengalami Guilt Complex

Orang dengan guilt complex bisa terus-menerus merasa dirinya “jahat” dan tidak bertanggung jawab secara moral, meski masalahnya sudah usai atau bahkan belum terjadi.

Selain itu, orang dengan guilt complex biasanya juga menunjukkan tanda-tanda berikut ini:

  • Merasa semua hal yang terjadi adalah tanggung jawabnya
  • Merasa selalu ingin memperbaiki situasi
  • Merasa rendah diri dan malu sampai tidak mampu menatap lawan bicaranya
  • Merasa cemas terhadap semua hal yang dilakukan, walau belum tentu hal tersebut salah
  • Menangisi kesalahan yang belum tentu diakibatkan olehnya
  • Menghindari orang, tempat, atau peristiwa yang berkaitan dengan munculnya rasa bersalah tersebut
  • Mengalami susah tidur

Tanpa sadar, guilt complex juga bisa menimbulkan gejala fisik, seperti sakit perut, sakit kepala, atau mual. Jadi, bila kamu mengalami salah satu dari gejala fisik tersebut dan di saat bersamaan dihadapkan dengan rasa bersalah yang tiada usai, mungkin saja sakit fisik tersebut disebabkan oleh guilt complex.

Perasaan bersalah terus-menerus ini bahkan bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan kecemasan, serangan panik, dan depresi. Sebaliknya, beragam gangguan mental tersebut juga bisa memicu guilt complex.

Penyebab Guilt Complex

Ada sejumlah hal yang berkontribusi menyebabkan guilt complex, yaitu:

1. Gangguan kecemasan

Orang dengan gangguan kecemasan cenderung berpikiran negatif terhadap semua tindakan yang telah atau akan ia lakukan. Inilah yang kemudian memunculkan perasaan bersalah terus-menerus.

2. Pengalaman masa kecil

Sering menuduh atau menyalahkan anak bisa berdampak negatif pada kesehatan mental mereka, lho. Anak yang sering disalahkan oleh orang tua dan lingkungan tempat anak tumbuh lebih rentan mengalami guilt complex ketika masa dewasanya.

3. Norma budaya dan agama 

Dalam masyarakat Indonesia, norma budaya dan agama sangat dijunjung tinggi. Jika seseorang melakukan hal yang bertentangan dengan nilai-nilai ini, seperti berpakaian tidak sesuai kebiasaan setempat atau melanggar aturan agama, rasa bersalah bisa muncul, bahkan jika tidak semua orang menganggapnya sebagai kesalahan. 

Namun, penting untuk diingat bahwa norma ini bisa beragam pada tiap individu dan tidak dimaksudkan untuk menilai benar atau salahnya suatu keyakinan.

4. Tekanan sosial

Selain norma agama dan budaya, tekanan sosial juga bisa menyebabkan timbulnya guilt complex. Saat kamu merasa bahwa orang lain bisa menilai atau menghakimi apa pun yang kamu lakukan, perasaan bersalah itu akan muncul dan menghantuimu.

5. PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder

Penyebab guilt complex lainnya adalah PTSD. Orang yang pernah mengalami peristiwa traumatis, seperti kecelakaan, bencana, atau kehilangan orang tercinta, kadang merasa bersalah karena selamat atau tidak bisa mencegah kejadian buruk tersebut. Kondisi ini dikenal sebagai survivor’s guilt, dan bisa memicu guilt complex.

Cara Mengatasi Guilt Complex

Rasa bersalah sebenarnya menunjukkan bahwa kamu peduli dan mau bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah kamu lakukan. Namun, perasaan ini seharusnya tidak berlarut-larut sampai membuatmu merasa rendah diri, bahkan mengganggu aktivitasmu sehari-hari.

Kalau kamu merasa bersalah terus-menerus sampai takut untuk menghadapi rutinitas, ada beberapa cara mengatasi guilt complex yang dapat kamu lakukan, yaitu:

  • Buang pikiran negatif dan tanamkan kalimat positif dalam diri, misalnya dengan bermeditasi atau self-talk.
  • Fokus mencari penyelesaian atas kesalahan yang telah kamu lakukan.
  • Bicaralah dengan orang terdekat yang tepat untuk menenangkan diri dan mendapat persepsi lain atas masalahmu.
  • Maafkan dirimu, jangan biarkan penyesalan itu terus tumbuh dan menggerogoti kebahagiaanmu.
  • Lihatlah sisi positif yang hadir saat kamu melakukan kesalahan. Hal ini akan membuatmu dipenuhi rasa syukur dan sadar bahwa kesalahan tidak selalu berisi hal-hal buruk.

Ganti kebiasaan mengucapkan maaf dengan “terima kasih”. Sebagai contoh, “terima kasih ya, kamu sudah sabar menunggu lama untuk aku menyelesaikan tugas”. Tidak hanya merasa dihargai, orang yang mendengarnya pun akan menganggap kesalahan yang ada tidak sepenuhnya karena kamu.

Pahamilah bahwa tidak semua yang terjadi adalah kesalahanmu. Ada hal-hal yang tidak bisa kamu kendalikan dan bukan tanggung jawabmu pula untuk mengendalikannya.

Cukup akui kesalahan yang benar-benar kamu lakukan, minta maaflah dengan tulus, perbaiki apa yang memang menjadi tanggung jawabmu, dan lanjutkan hidupmu.

Lepaskan semua rasa bersalah, jangan biarkan guilt complex merusak rutinitas dan merenggut kepercayaan dirimu. Ingatlah bahwa semua orang pernah melakukan kesalahan, karena tidak ada satu pun makhluk Tuhan yang diciptakan sempurna.

Jika kamu merasa butuh bantuan atau ingin berkonsultasi lebih lanjut tentang guilt complex, kamu juga bisa memanfaatkan fitur Chat Bersama Dokter di aplikasi ALODOKTER. Dengan layanan ini, kamu dapat berkonsultasi langsung dengan dokter atau psikolog secara mudah, rahasia, dan kapan pun kamu membutuhkannya.