Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebab hipertensi pada anak, mulai dari kelebihan asupan garam hingga kurangnya aktivitas fisik. Ketahui cara mengatasinya, karena jika tidak segera ditangani, hipertensi pada anak bisa menimbulkan berbagai komplikasi yang berbahaya.

Tekanan darah diukur dari seberapa tingginya tekanan di dalam pembuluh darah, baik saat jantung berkontraksi memompa darah, maupun saat jantung dalam kondisi rileks atau meregang.

Hipertensi pada Anak Mungkin Terjadi, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya - Alodokter

Pada penderita hipertensi, tekanan di dalam pembuluh darahnya terlalu tinggi. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di jantung, otak, dan organ-organ lainnya, bahkan bisa mengakibatkan pecahnya pembuluh darah.

Penyebab Hipertensi pada Anak

Ada beberapa kondisi maupun kebiasaan yang dapat menjadi pemicu atau penyebab hipertensi pada anak, yaitu:

1. Terlalu banyak asupan garam

Garam memiliki sifat untuk menyerap air. Kondisi kelebihan garam menyebabkan aliran di dalam pembuluh darah meningkat. Akibatnya, jantung menjadi berusaha lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh yang kemudian akan meningkatkan tekanan darah.

2. Kelebihan berat badan

Selain kelebihan asupan garam, kelebihan berat badan atau obesitas juga menjadi salah satu faktor pemicu hipertensi pada anak. Hipertensi yang disebabkan karena obesitas biasanya dialami oleh anak usia 7 tahun ke atas.

3. Penyakit bawaan sejak lahir

Hipertensi pada anak, terutama anak di bawah 6 tahun, sering kali disebabkan oleh beragam kondisi kesehatan lain sejak lahir. Misalnya, penyakit jantung bawaan, penyakit ginjal, gangguan hormonal, atau kelainan genetik.

4. Kurangnya aktivitas fisik

Hati-hati, hipertensi lebih berisiko dialami anak-anak yang kurang aktif bergerak dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan duduk diam, seperti main games atau menonton TV.

Selain itu, hipertensi juga lebih sering terjadi pada anak laki-laki, anak yang lahir prematur, kelebihan atau kekurangan berat badan saat lahir, memiliki riwayat keturunan hipertensi, diabetes tipe 2, kolesterol tinggi, perokok pasif, memiliki gangguan tidur, dan mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti steroid.

Cara Mencegah dan Mengatasi Hipertensi pada Anak

Secara umum, penanganan hipertensi pada anak tidak jauh berbeda dengan orang dewasa. Beberapa cara berikut dapat membantu mencegah sekaligus mengatasi hipertensi:

1. Menerapkan diet antihipertensi

Salah satu cara penting untuk mengatasi hipertensi pada anak adalah melalui pemberian makanan penurun darah darah tinggi, agar tekanan darah anak tetap stabil dan terhindar dari berbagai komplikasi.

Pola makan sehat yang sering direkomendasikan untuk menurunkan tekanan darah tinggi adalah diet DASH. Dalam metode diet ini, anak harus makan lebih sedikit lemak, lebih banyak sayur, buah, dan biji-bijian, mengurangi asupan garam, serta mengurangi makanan dan minuman manis, termasuk jus.

2. Membiasakan anak untuk aktif bergerak dan rutin berolahraga

Berolahraga secara teratur juga dapat membantu menurunkan tekanan darah. Hal ini karena aktif bergerak dan terbiasa rutin berolahraga berpengaruh besar terhadap kesehatan pembuluh darah dan jantung.

Oleh karena itu, pastikan anak berolahraga setidaknya selama 1 jam sehari dan pilihlah jenis olahraga yang sesuai dengan usia anak.

2. Menjauhkan anak dari asap rokok

Sering terpapar asap rokok bisa membuat tekanan darah naik, serta merusak jantung dan pembuluh darah anak. Jadi, sebisa mungkin lindungi anak dari asap rokok, terutama dari orang-orang di sekitarnya.

4. Memberikan obat penurun tekanan darah kepada anak sesuai anjuran dokter

Obat penurun tekanan darah hanya akan diberikan oleh dokter jika perubahan gaya hidup kurang berhasil menurunkan hipertensinya. Obat hipertensi kemungkinan diberikan sementara atau memerlukan waktu lebih lama, tergantung kondisi anak.

Jadi, mulai sekarang jangan tunda lagi untuk menciptakan gaya hidup sehat dalam keluarga, agar anak tumbuh sehat dan terhindar dari hipertensi maupun penyakit berbahaya lainnya.

Selain itu, jika anak diketahui memiliki risiko untuk mengalami hipertensi, sebaiknya tekanan darah anak mulai diperiksa secara teratur sejak usianya 3 tahun. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Jika tidak segera ditangani, hipertensi pada anak bisa berlanjut hingga ia dewasa serta meningkatkan risikonya untuk terkena stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan penyakit ginjal di kemudian hari.