Ada berbagai hal yang dapat menjadi penyebab hipertensi pada anak, mulai dari kelebihan asupan garam hingga kurangnya aktivitas fisik. Jika tidak segera ditangani, hipertensi pada anak bisa menimbulkan berbagai komplikasi, sehingga cara mengatasinya penting untuk diketahui. 

Hipertensi atau penyakit darah tinggi mungkin lebih lekat dengan orang dewasa, terutama orang lanjut usia. Namun, ternyata penyakit ini juga bisa dialami oleh anak-anak, lho.

Hipertensi pada Anak Mungkin Terjadi, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya - Alodokter

Tekanan darah diukur dari seberapa tingginya tekanan di dalam pembuluh darah, baik saat jantung berkontraksi memompa darah maupun saat jantung dalam kondisi relaks atau meregang. 

Pada penderita hipertensi, termasuk anak-anak, tekanan di dalam pembuluh darahnya terlalu tinggi. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di berbagai organ tubuh, seperti jantung, otak, dan ginjal, bahkan bisa mengakibatkan pecahnya pembuluh darah.

Kriteria Hipertensi pada Anak

Pengukuran hipertensi pada anak berbeda-beda sesuai rentang usia. Berikut adalah  klasifikasi hipertensi pada anak usia 1–13 tahun:

  • Meningkat, bila nilai tekanan darah ≥ 120/80 mmHg
  • Hipertensi derajat 1, untuk tekanan darah yang  nilainya berada di antara 130/80 mmHg hingga 139/89 mmHg
  • Hipertensi derajat 2, bila nilai tekanan darah ≥ 140/90 mmHg

Sementara untuk anak usia di atas 13 tahun, berikut adalah nilainya;

  • Meningkat, bila nilainya 120–129/< 80 mmHg
  • Hipertensi derajat 1, jika nilainya 130/80 mmHg hingga 139/89 mmHg
  • Hipertensi derajat 2, untuk hasil pengukuran yang menunjukkan angka ≥ 140/90 mmHg.    

Penyebab Hipertensi pada Anak

Ada beberapa kondisi maupun kebiasaan yang dapat menjadi pemicu atau penyebab hipertensi pada anak, di antaranya:

1. Terlalu banyak asupan garam

Garam memiliki sifat menyerap air. Kondisi kelebihan garam menyebabkan aliran di dalam pembuluh darah meningkat. Akibatnya, jantung menjadi berusaha lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh yang kemudian akan meningkatkan tekanan darah.

2. Kelebihan berat badan 

Selain kelebihan asupan garam, kelebihan berat badan atau obesitas juga menjadi salah satu faktor pemicu hipertensi pada anak. Hipertensi yang disebabkan oleh obesitas biasanya dialami oleh anak usia 7 tahun ke atas.

3. Penyakit bawaan sejak lahir

Hipertensi pada anak, terutama anak di bawah 6 tahun, sering kali disebabkan oleh beragam kondisi kesehatan lain sejak lahir. Misalnya, penyakit jantung bawaan, penyakit ginjal, gangguan hormonal, atau kelainan genetik.

4. Kurangnya aktivitas fisik

Hati-hati, hipertensi lebih berisiko dialami anak-anak yang kurang aktif bergerak dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan duduk diam, seperti main games atau menonton TV.

Selain itu, hipertensi juga lebih sering terjadi pada anak laki-laki, anak yang lahir prematur, kelebihan atau kekurangan berat badan saat lahir, memiliki riwayat keturunan hipertensi, diabetes tipe 2, kolesterol tinggi, perokok pasif, memiliki gangguan tidur, dan mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti steroid.

Cara Mencegah dan Mengatasi Hipertensi pada Anak

Secara umum, penanganan hipertensi pada anak tidak jauh berbeda dengan orang dewasa. Beberapa cara berikut dapat membantu mencegah sekaligus mengatasi hipertensi:

Menerapkan diet antihipertensi

Salah satu cara penting untuk mengatasi hipertensi pada anak adalah melalui pemberian makanan penurun darah darah tinggi agar tekanan darah anak tetap stabil dan terhindar dari berbagai komplikasi.

Pola makan sehat yang sering direkomendasikan untuk menurunkan tekanan darah tinggi adalah diet DASH. Dalam metode diet ini, anak harus mengurangi asupan garam, lemak, serta makanan dan minuman manis, termasuk jus. Anak juga harus lebih banyak makan sayur, buah, dan biji-bijian.

Membiasakan anak untuk aktif bergerak dan rutin berolahraga

Berolahraga secara teratur juga dapat membantu menurunkan tekanan darah. Hal ini karena aktif bergerak dan terbiasa rutin berolahraga berpengaruh besar terhadap kesehatan pembuluh darah dan jantung.

Oleh karena itu, pastikan anak berolahraga selama 30–60 menit sehari setidaknya 3–5 kali per minggu, dan pilihlah jenis olahraga yang sesuai dengan usia anak.

Menjauhkan anak dari asap rokok

Sering terpapar asap rokok bisa membuat tekanan darah naik, serta merusak jantung dan pembuluh darah anak. Jadi, sebisa mungkin lindungi anak dari asap rokok, terutama dari orang-orang di sekitarnya.

Memberikan obat penurun tekanan darah kepada anak sesuai anjuran dokter

Obat penurun tekanan darah hanya akan diberikan oleh dokter jika perubahan gaya hidup kurang berhasil menurunkan hipertensinya. Obat hipertensi kemungkinan diberikan sementara atau memerlukan waktu lebih lama, tergantung kondisi anak.

Jadi, mulai sekarang jangan tunda lagi untuk menciptakan gaya hidup sehat dalam keluarga supaya anak tumbuh sehat dan terhindar dari hipertensi maupun penyakit berbahaya lainnya.

Selain itu, jika anak diketahui berisiko tinggi mengalami hipertensi, sebaiknya tekanan darah anak mulai diperiksa secara teratur sejak usianya 3 tahun. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat, ya.

Soalnya, kalau tidak segera ditangani, hipertensi pada anak bisa berlanjut hingga ia dewasa serta meningkatkan risikonya untuk terkena stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan penyakit ginjal di kemudian hari.