UGD atau Unit Gawat Darurat di rumah sakit menjadi tujuan utama saat seseorang mengalami kondisi medis yang mengancam nyawa. UGD berfungsi menyediakan perawatan dan pengobatan darurat untuk penanganan awal hingga kondisi pasien dianggap stabil

UGD sering juga disebut Instalasi Gawat Darurat (IGD). Beberapa jenis pasien yang dirawat di UGD umumnya adalah pasien kecelakaan, pasien dengan penyakit akut maupun kronis yang mengancam nyawa, atau keadaan darurat yang memerlukan perawatan segera, misalnya kasus keracunan.

Beragam Kondisi yang Harus Ditangani di UGD - Alodokter

Setelah kondisi pasien di UGD cukup stabil, pasien bisa dipulangkan dan menjalani rawat jalan, atau dipindahkan ke ruang rawat inap untuk pengobatan lebih lanjut.

Kondisi yang Harus Segera Ditangani UGD

Sebagian orang tidak benar-benar tahu apa saja kondisi yang bisa atau harus ditangani di UGD. Agar lebih jelas, berikut ini adalah beberapa kondisi yang harus segera mendapatkan penanganan khusus di UGD:

1. Serangan jantung dan henti jantung

Serangan jantung merupakan kondisi ketika salah satu pembuluh darah jantung mengalami penyumbatan. Serangan jantung terkadang menunjukkan gejala, seperti sesak napas tiba-tiba, nyeri dada, dada terasa seperti ditekan, dan terasa penuh.

Rasa nyeri di dada juga bisa timbul dan menyebar ke bagian lain, seperti pundak, kedua lengan, punggung, perut, bahkan rahang bawah.

Hal ini merupakan kondisi gawat darurat yang membutuhkan penanganan cepat, dan perlu segera dibawa ke UGD rumah sakit, sebab jika dibiarkan kondisi ini dapat menyebabkan henti jantung.

Henti jantung adalah kondisi di mana fungsi jantung pasien berhenti secara tiba-tiba, menyebabkan aliran darah terhenti, yang dapat menyebabkan kematian.

2. Cedera fisik akibat kecelakaan

Kecelakaan yang menyebabkan banyak luka atau cedera fisik juga merupakan kondisi yang diutamakan oleh UGD. Misalnya, cedera akibat kecelakaan lalu lintas, luka bakar, perdarahan yang tidak kunjung berhenti, cedera pada kepala atau tulang belakang, cedera karena tersengat listrik atau tersambar petir, dan lain sebagainya.

3. Kesulitan bernapas

Semua kondisi yang menyebabkan kesulitan bernapas, sesak napas, atau gagal napas sehingga tubuh kekurangan oksigen, termasuk dalam kategori kondisi yang memerlukan penanganan di UGD.

Kesulitan bernapas bisa terjadi karena adanya masalah pada paru-paru dan saluran pernapasan, seperti pada serangan asma, emboli paru, pneumothorax, pneumonia, pembengkakan paru, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), anemia, gagal jantung, hingga sesak napas karena syok anafilaktik.

Kondisi-kondisi tersebut merupakan kegawatdaruratan dalam pernapasan yang harus segera mendapatkan pertolongan di UGD rumah sakit.

4. Stroke

Salah satu kondisi gawat darurat yang perlu secepatnya ditangani di UGD adalah stroke. Kondisi ini dapat disebabkan oleh tersumbatnya pembuluh darah otak, atau karena pecahnya pembuluh darah otak.

Gejalanya berupa kesulitan berbicara atau berjalan termasuk kelemahan atau lumpuh pada anggota gerak tubuh, gangguan penglihatan, sakit kepala, hingga penurunan kesadaran.

5. Keracunan

Keracunan merupakan kondisi yang juga memerlukan penanganan UGD segera. Keracunan di sini bisa berarti menghirup, menelan, atau menyentuh zat beracun, misalnya saja keracunan makanan, serta overdosis obat atau alkohol.

Selain beberapa kondisi di atas, masih ada beberapa kondisi medis atau gejala kondisi medis lainnya yang juga harus ditangani di UGD, yaitu:

  • Pingsan
  • Sakit kepala yang tidak biasa dan muncul secara tiba-tiba
  • Kejang
  • Perdarahan aktif yang sulit dihentikan
  • Batuk atau muntah darah
  • Demam tinggi dengan sakit kepala dan leher kaku
  • Diare yang tidak kunjung berhenti
  • Percobaan bunuh diri

Prioritas Pelayanan di UGD Berdasarkan Kegawatannya

UGD juga menangani kondisi non-emergensi, tetapi skala prioritas pelayanan yang lebih diutamakan adalah kondisi pasien yang gawat darurat. UGD tidak seperti jika Anda berobat ke poliklinik, di mana diberlakukan nomor antrian berdasarkan yang mendaftar atau yang datang terlebih dahulu.

UGD memberlakukan sistem penanganan prioritas berdasarkan tingkat kedaruratan kondisi pasien. Berikut adalah penjelasannya:

  • Kategori I: Harus segera ditolong

Orang yang membutuhkan perawatan segera dan harus ditangani tim medisĀ  setelah tiba di UGD, dikategorikan sebagai pasien dengan kondisi kritis yang mengancam nyawa.

  • Kategori II: Gawat darurat

Pasien dengan kondisi kritis dan sangat kesakitan, misalnya pasien dengan nyeri dada berat, kesulitan bernapas atau patah tulang yang parah, dan kejang.

  • Kategori III: Berpotensi mengalami perburukan

Orang yang membutuhkan perawatan setidaknya dalam waktu 30 menit setibanya di UGD, masuk kategori penting atau urgent, yakni pasien yang dengan kondisi gawat seperti pendarahan hebat, atau dehidrasi berat.

  • Kategori IV: Kondisi serius namun bukan kegawatan

Pasien dengan kondisi cedera atau gejala dalam tahap sedang, misalnya pasien dengan benda asing yang masuk ke mata tanpa ada perubahan ketajaman penglihatan, keseleo pergelangan kaki, migrain atau sakit telinga.

  • Kategori V: Tidak mendesak

Pasien dengan kondisi cedera atau gejala ringan, yang telah dialami lebih dari seminggu, seperti ruam atau rasa sakit dan nyeri ringan, masuk dalam kategori kelima atau kondisi yang tidak mendesak. Pasien dalam kategori ini dapat menunggu hingga paling lama dua jam sebelum ditangani dokter.

Mengenai seberapa darurat kondisi pasien saat datang ke UGD, akan ada dokter atau perawat khusus di UGD yang menentukan kategori kondisi pasien. Jadi, pasien diharapkan dapat memahami sistem pelayanan di UGD dan sabar menunggu. Apalagi jika banyak pasien yang kondisinya lebih serius.

Dokter dan perawat UGD akan semaksimal mungkin bekerja agar pasien merasa nyaman dan tidak menunggu terlalu lama. Sambil menunggu, perawat UGD akan terus memantau kondisi pasien, dan segera melaporkannya kepada dokter apabila kondisi pasien berubah atau memburuk.