Imunisasi polio merupakan salah satu upaya untuk melindungi tubuh dari penyakit polio. Penyakit ini termasuk penyakit berbahaya yang dapat dialami oleh siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada balita. Oleh karena itu, setiap orang tua perlu mewaspadainya. 

Polio merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus polio. Penyebaran virus ini umumnya terjadi melalui konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi virus polio atau kontak langsung dengan tinja penderita polio.

Imunisasi Polio, Inilah Segala Hal yang Perlu Diketahui - Alodokter

Penyakit polio dapat menyebabkan kelumpuhan permanen hingga kematian. Oleh karena itu, imunisasi polio menjadi salah satu cara yang efektif untuk mencegah penyakit polio dan komplikasi yang dapat terjadi. 

Imunisasi Polio dan Jenisnya

Imunisasi polio bertujuan untuk membuat seseorang kebal terhadap virus polio. Caranya adalah dengan memberikan vaksin polio. Vaksin ini dianggap efektif dalam mencegah penularan dan memicu kekebalan agar tubuh terlindungi dari infeksi virus polio.

Jenis imunisasi polio yang wajib diberikan adalah imunisasi polio tetes atau oral polio vaccine (OPV) dan imunisasi polio suntik atau inactivated polio vaccine (IPV). 

OPV menggunakan virus polio yang sudah dilemahkan dan diberikan dengan cara diteteskan ke mulut. Sementara itu, IPV menggunakan virus polio yang dinonaktifkan dan diberikan melalui suntikan di lengan atas atau paha. 

Imunisasi Polio yang Harus Diberikan untuk Si Kecil

Vaksin polio untuk imunisasi perlu diberikan sebanyak 4 kali, yaitu saat bayi baru lahir dan ketika bayi berusia 2, 3, dan 4 bulan. Jenis imunisasi polio pertama yang dianjurkan bagi bayi baru lahir adalah OPV. Untuk imunisasi berikutnya, bayi boleh diberikan OPV kembali atau bisa juga diberikan IPV. 

Setiap anak setidaknya disarankan untuk memperoleh 2 dosis IPV sebelum genap berusia 1 tahun. Selain itu, bayi berusia 18 bulan juga disarankan untuk mendapatkan imunisasi polio booster. Tujuannya adalah untuk memperkuat dan menjaga kekebalan tubuh terhadap virus polio yang mungkin menurun. 

Selain untuk anak, imunisasi polio bagi orang dewasa juga tetap perlu dilakukan, terutama bagi siapa pun yang berisiko tinggi terinfeksi polio. 

Imunisasi Polio dan Efek Samping Setelah Melakukannya

Ada beberapa efek samping yang dapat dirasakan anak setelah mendapatkan imunisasi polio, baik IPV maupun OPV. Setelah IPV, kemungkinan akan timbul kemerahan di area suntikan. Anak juga bisa mengalami demam ringan. Demam ini dapat diatasi dengan memberikan paracetamol sesuai anjuran dokter. 

Meski jarang terjadi, OPV yang diberikan melalui tetes mulut dapat menyebabkan diare pada anak. Agar aman dan tidak menyebabkan efek samping yang berbahaya, sebaiknya konsultasi dengan dokter sebelum dan setelah imunisasi dilakukan.

Imunisasi Polio dan Hal yang Perlu Diperhatikan

Sebelum membawa anak untuk imunisasi polio, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua, yaitu:

Perhatikan reaksi alergi pada anak

Jika pernah mengalami reaksi alergi berat terhadap imunisasi polio suntik atau IPV, anak dianjurkan untuk tidak mendapatkan IPV lagi. Selain itu, anak yang alergi terhadap kandungan antibiotik polimiksin B, streptomisin, atau neomisin juga disarankan tidak menerima imunisasi polio suntik.

Tunda imunisasi ketika anak sedang sakit

Bila anak sedang sakit berat, disarankan untuk menunda pemberian imunisasi polio hingga anak benar-benar sembuh. Namun, jika anak hanya menderita sakit ringan, seperti pilek atau batuk biasa tanpa demam, ia biasanya tetap boleh mendapatkan vaksinasi.

Apabila Anda memiliki pertanyaan lain terkait imunisasi polio atau hendak mencari tahu apakah Si Kecil bisa mendapatkan imunisasi ini dengan aman, jangan ragu berkonsultasi dengan dokter secara online melalui Chat Bersama Dokter.

Tidak hanya imunisasi polio, dokter juga akan memberikan anjuran bagi orang tua untuk melakukan imunisasi lain agar agar daya tahan tubuh anak tetap kuat dan terhindar dari berbagai penyakit.