Munculnya ruam atau gatal-gatal pada kulit setelah mengonsumsi antibiotik bisa menjadi pertanda alergi antibiotik pada anak. Kalau Si Kecil mengalami hal ini setelah mengonsumsi antibiotik, jangan panik dulu, ya, Bun. Alergi antibiotik dapat diatasi dengan beberapa penanganan.
Alergi antibiotik merupakan reaksi kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap kandungan dalam obat antibiotik. Contoh golongan obat antibiotik yang sering memicu reaksi alergi pada anak adalah penisilin dan sulfa.
Gejala Alergi Antibiotik pada Anak
Serupa dengan alergi obat pada umumnya, alergi antibiotik pada anak dapat ditandai dengan beberapa gejala berikut ini:
- Ruam kulit
- Gatal-gatal pada kulit
- Sesak napas
- Sulit menelan
- Pusing
- Mual dan muntah
- Pembengkakan pada kelopak mata dan mulut
Gejala alergi antibiotik pada anak biasanya muncul antara 1−2 jam setelah mengonsumsi obat antibiotik. Namun, setiap anak memiliki waktu kemunculan reaksi alergi yang berbeda-beda.
Anak lebih berisiko mengalami alergi antibiotik jika ada riwayat alergi antibiotik dalam keluarga atau pernah mengalami alergi obat, alergi makanan, rhinitis alergi, ataupun asma.
Cara Mengatasi Alergi Antibiotik pada Anak
Saat Si Kecil mengalami alergi antibiotik, jangan panik dulu, ya. Ada beberapa langkah yang bisa Bunda dan Ayah lakukan untuk mengatasi gejala alergi antibiotik pada anak, di antaranya:
1. Menghentikan konsumsi antibiotik
Jika Bunda dan Ayah mendapati Si Kecil mengalami gejala alergi setelah mengonsumsi antibiotik, hentikan penggunaan antibiotik tersebut dan segera cari bantuan medis.
2. Mendapatkan obat alergi dari dokter
Saat Bunda dan Ayah memeriksakan Si Kecil ke dokter, ia akan diberikan pengobatan untuk meredakan reaksi alergi yang dialaminya. Obat-obatan yang bisa diberikan dokter untuk mengatasi gejala alergi obat pada anak biasanya berupa kortikosteroid, epinephrine, dan antihistamin.
Setelah itu, dokter biasanya akan menganjurkan tes alergi untuk mengetahui penyebab alergi pada anak. Jika alergi Si Kecil memang disebabkan oleh antibiotik, dokter dapat memberi tahu Bunda dan Ayah mengenai obat antibiotik apa saja yang harus dihindari.
3. Menghindari pemberian antibiotik yang sama
Catat dan ingat nama antibiotik yang menyebabkan anak alergi. Bila sewaktu-waktu Si Kecil perlu mendapat pengobatan kembali, sampaikan riwayat alergi yang dimilikinya atau perlihatkan hasil tes alergi kepada dokter. Hal ini dilakukan agar dokter dapat menghindari pemberian obat dari golongan antibiotik tersebut.
Nah, sudah tahu kan caranya mengatasi alergi antibiotik pada anak? Jadi, jangan panik lagi, ya! Agar lebih sigap, Bunda dan Ayah juga bisa minta dokter untuk meresepkan obat pereda alergi sebagai penanganan awal bila suatu saat Si Kecil mengalami reaksi alergi antibiotik.