Paranoid adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan munculnya rasa curiga dan takut secara berlebihan. Namun, dengan penanganan yang tepat, penderita gangguan ini dapat bersosialisasi dan melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
Gangguan kepribadian paranoid dikenal juga dengan sebutan gangguan delusional. Penyebab masalah psikologis ini belum diketahui secara pasti hingga saat ini. Namun, trauma masa lalu diduga turut memengaruhi terbentuknya kondisi paranoid dalam diri seseorang.
Mengenali Gejala Paranoid
Orang dengan gangguan paranoid selalu merasa curiga bahwa orang lain memiliki motif tersembunyi atau ingin menyakitinya. Sikap tidak percaya pada orang lain inilah yang bisa membuat penderita paranoid tidak mampu membangun hubungan baik dengan lingkungannya.
Selain selalu merasa curiga, ada gejala lain yang ditunjukkan penderita gangguan paranoid, di antaranya:
- Selalu berpikir bahwa orang lain ingin menipu mereka
- Sulit menceritakan informasi pribadi kepada orang lain, karena takut informasi tersebut akan digunakan untuk melawan mereka
- Sangat sensitif dan tidak menerima kritik dengan baik
- Cepat marah dan menyimpan dendam ke orang lain
- Sulit untuk memahami masalah mereka sendiri
- Keras kepala, argumentatif, dan selalu menganggap dirinya benar
Cara Menangani Kondisi Paranoid
Jika Anda atau salah satu anggota keluarga menunjukkan gejala-gejala di atas, segera periksakan diri ke psikolog atau psikiater untuk memastikan diagnosis dan menentukan langkah penanganan yang tepat.
Berikut ini adalah beberapa metode penanganan yang dapat dilakukan psikolog atau psikiater:
Psikoterapi
Tujuan dari psikoterapi adalah membantu penderita paranoid mengontrol gejala yang muncul, meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan membangun hubungan baik dengan orang lain, serta mengarahkan penderita pada perilaku yang positif. Salah satu jenis psikoterapi yang digunakan adalah terapi perilaku kognitif (CBT).
Terapi perilaku kognitif dapat membantu penderita memahami pikiran dan perasaan yang memengaruhi perilaku. Terapi ini juga dapat mengurangi paranoid yang dialami penderita dan meningkatkan cara mereka berinteraksi dengan orang lain.
Selain psikoterapi, dukungan dari orang-orang sekitar khususnya keluarga, berperan besar dalam membantu penderita gangguan kepribadian paranoid mengalami perbaikan gejala.
Pemberian obat-obatan
Pada kasus tertentu, pemberian obat-obatan juga dapat dilakukan, terutama bila penderita paranoid mengalami gangguan psikologis, seperti depresi, kecemasan, atau psikosis. Jenis obat-obatan yang dapat diresepkan dokter, meliputi:
Antipsikosis atipikal
Antipsikosis atipikal adalah jenis obat yang digunakan untuk meredakan gejala beberapa gangguan mental, termasuk pikiran paranoid. Obat antipsikosis atipikal bekerja dengan menghalangi efek serotonin yang menyebabkan gangguan paranoid.
Dengan demikian, gejala gangguan paranoid dapat ditekan. Obat ini adalah obat jenis baru yang diyakini lebih efektif dalam mengobati gangguan paranoid.
Antipsikosis konvensional
Cara kerja obat antipsikosis konvensional kurang lebih sama dengan antipsikosis atipikal, yaitu meredakan gejala gangguan paranoid. Namun, zat kimia otak yang dihalangi oleh antipsikosis konvensional adalah dopamin.
Oleh sebab itu, obat antipsikotik bekerja mengurangi jumlah dopamin di otak atau mengembalikan keseimbangan dopamin dan bahan kimia lain di otak.
Gangguan kepribadian paranoid adalah gangguan kronis yang dapat berlangsung seumur hidup. Meski demikian, dengan beberapa langkah penanganan di atas, penderita gangguan paranoid dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan baik.
Oleh karena itu, jika Anda atau orang terdekat Anda menunjukkan gejala yang mengarah pada kepribadian paranoid seperti yang telah disebutkan di atas, cobalah berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk menjalani pemeriksaan dan penanganan.