Sama seperti orang dewasa, anak-anak pun memiliki keinginan untuk mengeksplor selera makannya. Jadi, wajar jika muncul keinginan pada Si Kecil untuk mencoba makanan pedas. Namun, sejak kapankah anak boleh diberikan makanan pedas?
Makanan pedas dapat menimbulkan sensasi panas atau bahkan rasa terbakar pada lidah dan mulut. Meski ada yang membenci sensasi ini, pada sebagian orang, sensasi ini malah bisa meningkatkan nafsu makan.
Selain itu, senyawa aktif dalam makanan pedas juga diketahui bisa memberikan manfaat untuk tubuh, di antaranya mempercepat proses metabolisme, bertindak sebagai antiinflamasi, membantu tubuh menangkal bakteri penyebab penyakit, serta mampu melawan sel kanker di dalam tubuh.
Waktu Terbaik Memperkenalkan Makanan Pedas pada Anak
Sebenarnya, sejak buah hati berada di dalam kandungan hingga menyusu, ia sudah bisa mengenal beragam macam rasa dari makanan atau minuman yang Bunda konsumsi, tak terkecuali rasa pedas.
Jadi, jika selama hamil dan menyusui Bunda sering mengonsumsi makanan pedas, ada kemungkinan Si Kecil akan bisa menerima rasa pedas dengan lebih baik.
Meski begitu, pemberian makanan pedas secara langsung pada anak harus dilakukan dengan hati-hati karena bisa mengiritasi dan menimbulkan gangguan pencernaan, seperti sakit perut.
Makanan pedas sudah bisa diperkenalkan kepada Si Kecil saat ia berusia 8–9 bulan, sejak mulai bisa memakan finger food. Namun, Bunda perlu tahu bahwa rasa pedas tidak hanya dari cabai, ya. Rempah-rempah, seperti jahe dan lada, paprika, atau wasabi, juga bisa memberikan rasa pedas dengan level yang lebih ringan.
Berikut adalah beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk memperkenalkan makanan pedas kepada Si Kecil:
- Mulailah perkenalkan makanan dengan rempah-rempah yang tidak terlalu pedas, misalnya jahe, bawang putih, atau lengkuas.
- Kenalkan makanan pedas dalam jumlah sedikit terlebih dahulu.
- Amati reaksi Si Kecil setelah makan makanan pedas.
- Hentikan pemberian makanan atau ganti dengan makanan lain yang Si Kecil sukai jika reaksinya tidak baik, misalnya menangis atau kepedasan.
Bunda bisa memperkenalkan makanan pedas kembali dengan cara yang sama ketika Si Kecil telah berusia 1 tahun. Pada usia ini, anak biasanya sudah bisa menerima makanan dengan yang lebih baik. Selain itu, risiko terjadinya gangguan pencernaan karena makanan pedas juga akan lebih kecil.
Tidak ada larangan memberikan makanan pedas kepada anak. Sesekali, Bunda boleh, kok, mengajak Si Kecil ikut menikmati makanan pedas. Namun, pastikan makanan pedas yang diberikan memiliki tingkat kepedasan yang rendah.
Selain itu, penting untuk memantau reaksi pada Si Kecil ketika diberikan makanan pedas, karena sebagian anak mungkin bisa mengalami reaksi alergi terhadap makanan pedas. Reaksi yang terjadi memang agak mirip dengan reaksi kepedasan, tetapi ada yang bisa dibedakan dari keduanya.
Bila setelah mengonsumsi makanan pedas timbul gejala seperti pembengkakan pada bibir, mata berair, lidah terasa sangat terbakar, gatal-gatal, kembung, diare, bahkan sesak napas, segera hentikan pemberian makanan pedas dan konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.