Membedong bayi sudah sejak lama diketahui mampu menenangkan dan membuat bayi tidur lebih nyenyak. Tetapi, sampai usia berapakah sebenarnya bayi disarankan untuk dibedong? Untuk tahu jawabannya, yuk simak penjelasannya di artikel ini.
Walau memiliki manfaat, bukan berarti bayi boleh dibedong terus-menerus, Bun. Pasalnya, membedong bayi terlalu lama juga bisa meningkatkan risikonya mengalami gangguan kesehatan, lho.
Risiko Bayi Dibedong
Walau bayi terlihat menjadi tidak banyak bergerak dan terkesan lebih tenang saat dibedong, tetapi ada beberapa risiko yang bisa terjadi jika ia terlalu lama dibedong, yaitu:
Kelainan bentuk panggul
Sebagian orang tua beranggapan bahwa membedong bayi dengan kencang dan dalam waktu yang cukup lama bisa membuat kaki bayi tidak bengkok. Padahal, jika bayi dibedong terlalu ketat dengan posisi kaki diluruskan dan dirapatkan, hal itu justru dapat meningkatkan risikonya mengalami kelainan panggul.
Sindrom kematian mendadak (SIDS)
Sudden infant death syndrome atau SIDS adalah kondisi ketika bayi yang dalam keadaan sehat secara tiba-tiba meninggal dunia tanpa diketahui penyebab pastinya. Umumnya, kondisi ini terjadi ketika bayi sedang tidur.
Bayi bisa saja mengalami SIDS apabila ketika dibedong ia mengubah posisinya menjadi telungkup (tengkurap) atau menyamping yang menyulitkannya bernapas. Selain itu, SIDS juga bisa terjadi akibat bedong terlalu longgar, sehingga menyebabkan kain bergeser dan menutupi area mulut dan hidung bayi.
Kapan Sebaiknya Bayi Berhenti Dibedong?
Membedong bayi baru lahir memang bisa memberikan manfaat. Namun, melihat risiko yang sebelumnya dijelaskan, maka jangan membedongnya untuk waktu yang terlalu lama ya, Bun.
Sebaiknya Bunda berhenti membedong bayi ketika ia berusia 2 atau 3 bulan. Pasalnya, di usia ini, bayi cenderung akan mulai banyak bergerak, berguling, dan belajar untuk tengkurap sendiri.
Untuk melepaskan kebiasaan membedong bayi, Bunda perlu melakukannya secara bertahap. Hal ini karena sebagian bayi mungkin akan menjadi rewel karena merasa kehilangan peran kain bedong yang bisa membuatnya tidur nyenyak, hangat, dan nyaman.
Nah, agar Si Kecil tidak rewel saat kebiasaan bedong mulai dilepas atau dihilangkan, pertama-tama cobalah dengan melepaskan sebagian kain bedongnya terlebih dahulu. Kemudian, biarkan satu tangan bayi bebas dari balutan kain bedong.
Bila bayi dirasa sudah mulai terbiasa, biarkan kedua tangannya terbebas dari bedongan dan bagian dada hingga kaki masih tetap terbalut kain bedong.
Selanjutnya, coba longgarkan kain bedong sedikit demi sedikit dan secara bertahap usahakan untuk tidak membedong bayi lagi. Biarkan semua bagian tubuhnya bebas bergerak tanpa dibedong.
Bila bayi masih belum terbiasa tanpa kain bedong dan agak rewel ketika mau tidur, Bunda bisa mencoba beberapa cara lain untuk menenangkannya, seperti menciptakan suasana tenang dan nyaman saat tidur, memberikan empeng bayi, dan membacakan dongeng sebelum tidur.
Akan tetapi, jika cara-cara tersebut tetap belum bisa membantu bayi untuk terbiasa lepas dari bedongnya, jangan ragu konsultasikan hal ini ke dokter ya, Bun, guna mendapatkan saran yang tepat.