KB untuk pria tidak hanya terbatas pada kondom dan vasektomi. Ada beberapa cara lain untuk menunda kehamilan dari pihak pria, baik melalui hormonal maupun nonhormonal. Pilihan cara tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing yang bisa menjadi bahan pertimbangan.

Kebanyakan metode pengendalian kehamilan atau alat kontrasepsi ditujukan bagi wanita. Hal ini membuat para wanita juga harus menanggung efek samping dari penggunaan kontrasepsi. Padahal, pria pun bisa berupaya untuk menggunakan kontrasepsi.

KB untuk Pria, Inilah 6 Pilihannya yang Perlu Diketahui - Alodokter

Para peneliti masih terus mengembangkan beragam pilihan KB untuk pria. Agar KB untuk pria bekerja dengan efektif, KB tersebut harus memperlambat pembentukan sperma, menghentikan sperma keluar dari tubuh, memperlambat gerakan sperma agar tidak mencapai tujuannya, atau mencegah sperma membuahi sel telur.

Ragam Pilihan KB untuk Pria

KB untuk pria yang dianggap efektif dan aman adalah kondom dan vasektomi. Tidak seperti pil KB wanita, menciptakan pil KB untuk pria yang aman, praktis, bebas dari efek samping yang serius, dan bekerja efektif tidaklah mudah. Menurut para peneliti, alasannya karena tingginya tingkat produksi sperma.

Dalam 1 hari, pria bisa menghasilkan berjuta-juta sperma atau sekitar 1.000 sperma per detik. Untuk mencegah kehamilan, produksi sperma tersebut harus dihentikan agar tidak mencapai atau membuahi sel telur.

Jika Anda dan pasangan sedang mendiskusikan penggunaan KB untuk pria, inilah beragam pilihan yang bisa dipertimbangkan:

1. Kondom

Kondom adalah alat kontrasepsi pria yang paling aman dan mudah. Selain mencegah kehamilan, kondom juga bisa melindungi Anda dan pasangan dari penyakit menular seksual, seperti herpes dan klamidia. Namun, kondom harus digunakan dengan tepat.

Berikut ini adalah cara tepat memakai kondom:

  • Pasang kondom di kepala penis dan sisakan sedikit ruang untuk menampung air mani.
  • Buka gulungan kondom sampai ke pangkal penis dan mulailah berhubungan intim.
  • Setelah selesai berhubungan intim, pegang pangkal penis dan tarik kondom keluar dengan hati-hati.

Agar kondom bisa berfungsi dengan baik, sebaiknya pilihlah kondom yang terbuat dari lateks dan gunakan pelumas berbahan dasar air atau silikon agar tidak merusak kondom. Selain itu, hindari menyimpan kondom di dalam dompet karena panas dan gesekan bisa merusak kondom.

2. Vasektomi


Vasektomi adalah pilihan KB untuk pria yang paling efektif dan praktis. Prosedur ini juga tidak mengubah gairah seksual atau ejakulasi pria.

Pada vasektomi, dokter ahli bedah akan memotong, mengikat, atau menyumbat saluran sperma dari buah zakar atau testis. Dengan begitu, air mani yang keluar saat ejakulasi tidak mengandung sperma.

Perlu diketahui bahwa vasektomi termasuk sterilisasi atau kontrasepsi permanen pada pria. Pria yang menjalani prosedur ini kemungkinan besar tidak bisa memiliki anak biologis lagi. Sebenarnya, saluran sperma yang diikat atau disumbat bisa dibuka kembali melalui operasi ulang. Namun, cara ini tidak selalu berhasil dilakukan.

3. Pil hormon

Pil KB untuk pria yang berisi hormon testosteron atau dikombinasikan hormon lain telah dikembangkan. Sebuah penelitian menemukan bahwa pil hormon untuk pria yang disebut dimethandrolone undecanoate (DMAU) dan 11β-MNTDC berhasil dalam mengontrol produksi sperma.

Namun, pil KB untuk pria yang aman dan efektif masih dalam proses pengembangan dan uji coba. Pasalnya, pil KB untuk pria yang telah dibuat masih berpotensi menyebabkan masalah bagi organ hati dan harus diminum lebih dari 1 kali sehari.

Ditambah lagi, ada beberapa efek samping yang menjadi bahan evaluasi, yaitu penambahan berat badan, perubahan gairah seksual, munculnya jerawat, dan perubahan suasana hati.

4. Pil nonhormonal

KB untuk pria dalam bentuk pil nonhormonal juga telah diteliti. Pil ini terbuat dari senyawa yang dapat mengikat dan menghambat enzim adenylyl cyclase (sAC) yang membantu sperma berenang melalui saluran reproduksi wanita dan membuahi sel telur.

Hasil penelitian pada hewan menunjukkan bahwa sperma dari tikus jantan yang diberi pil nonhormonal tidak mampu berenang di dalam saluran reproduksi tikus betina. Pil ini dinilai aman dengan efek samping yang minim. Namun, efek pengobatan dari pil nonhormonal hilang dalam waktu 24 jam dan sperma akan berfungsi normal kembali.

Temuan ini menunjukkan bahwa penghambat enzim sAC bisa dikembangkan lebih lanjut menjadi pil KB nonhormonal yang aman untuk pria, walaupun hanya bersifat sementara dan perlu diminum secara berkala agar tetap efektif. Hingga saat ini, pil KB untuk pria tersebut masih memerlukan uji klinis pada manusia.

5. Suntik hormon

Jenis KB untuk pria lain yang tersedia adalah suntik hormon testosteron. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa suntik hormon efektif dalam mencegah atau menghambat sperma keluar dari buah zakar atau testis. Satu kali suntik hormon ini pun bisa berlaku untuk jangka panjang.

Namun, jika ada kondisi yang berubah, misalnya sewaktu-waktu Anda menerima suntikan lain karena kebutuhan medis, efektivitas dari suntik hormon testosteron bisa hilang dan fungsi sperma akan kembali normal.

6. Gel testosteron

Gel testosteron merupakan pilihan KB untuk pria yang paling baru dikembangkan. Produk ini berbentuk gel berisi kombinasi nestrone dan testosteron yang dapat menekan produksi sperma.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pria yang mengoleskan gel tersebut sebanyak 1 kali sekali ke tulang belikat atau area bahu mengalami penurunan produksi sperma yang signifikan dalam waktu 15 minggu. Namun, produk gel testosteron ini masih dalam uji klinis fase ketiga.

Itulah berbagai pilihan KB untuk pria. Sebelum mengambil langkah apapun dalam memilih jenis KB, sebaiknya pertimbangkan manfaat dan risikonya, serta diskusikanlah bersama pasangan. Jika Anda dan pasangan masih ragu atau sulit menentukan pilihan KB untuk pria yang terbaik, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter.