Mikrotia dan telinga besar (protruding ear) adalah kelainan pada telinga yang kerap dijumpai bayi baru lahir. Kedua kelainan telinga ini bisa disebabkan oleh berbagai macam hal, sehingga penting bagi Anda untuk mengetahui faktor pemicunya, agar kelainan telinga pada bayi baru lahir bisa diminimalisir.

Ada beragam jenis kelainan pada telinga yang dapat dialami bayi baru lahir. Kelainan telinga pada bayi baru lahir bisa tidak terlihat, namun ada pula yang mudah untuk dikenali karena memengaruhi bentuk dari telinga bagian luar.

Kelainan pada Telinga yang Umum Menimpa Bayi Baru Lahir - Alodokter

Kelainan telinga yang memengaruhi bentuk telinga bagian luar terkadang tidak memengaruhi fungsi pendengaran. Namun, bentuknya yang tak lazim kerap kali membuat anak merasa tidak percaya diri dengan penampilannya saat besar nanti.

Kelainan pada Telinga Berdasarkan Bentuknya

Ada beberapa kelainan pada telinga yang memengaruhi bentuk telinga bagian luar. Berikut di antaranya:

Mikrotia

Dari 10.000 kelahiran, 1 hingga 5 bayi mengalami mikrotia. Kelainan pada telinga ini lebih umum dialami oleh bayi laki-laki yang tinggal di daerah dataran tinggi. Umumnya, mikrotia hanya terjadi pada salah satu telinga saja.

Mikrotia ditandai dengan bentuk daun telinga yang tidak sempurna atau terlihat lebih kecil dari telinga umumnya. Ukuran daun telinga penderita mikrotia bisa 50 hingga 66 persen lebih kecil, bahkan ada yang bentuknya terlihat seperti sebuah kacang.

Mikrotia tidak hanya menyebabkan kecacatan pada bentuk telinga bagian luar, tapi juga dapat mengganggu fungsi pendengar. Fungsi pendengaran bisa terganggu apabila saluran telinga ikut menyempit atau hilang.

Penyebab mikrotia tidak dapat diketahui dengan pasti. Hanya saja, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seorang ibu melahirkan bayi dengan kelainan telinga ini.

Ibu hamil yang menderita diabetes selama kehamilan, menggunakan obat jerawat yang mengandung isotretinoin, kurang mengonsumsi asam folat dan karbohidrat, mengonsumsi obat-obatan dan minuman beralkohol, serta pernah terinfeksi rubella di trimester pertama kehamilan, lebih berisiko untuk melahirkan bayi dengan mikrotia.

Kelainan pada telinga ini juga tergolong kondisi bawaan yang dapat diturunkan dan berkaitan dengan mutasi genetik.

Protruding ear atau telinga berukuran besar

Protruding ear merupakan kelainan pada telinga yang ditandai dengan bentuk daun telinga yang besar. Protruding ear memengaruhi 1 hingga 2 persen populasi dan dapat terjadi pada salah satu maupun kedua telinga. Kelainan pada telinga ini dipengaruhi oleh adanya gangguan pembentukan tulang rawan saat dalam kandungan.

Protruding ear atau disebut masyarakat dengan sebutan telinga caplang umumnya tidak memengaruhi fungsi pendengaran penderita.

Hanya saja bentuknya yang tidak lazim dan terlihat aneh dibanding ukurang telinga normal lainnya kerap menjadi masalah bagi perkembangan rasa percaya diri anak. Mereka kerap mendapatkan ejekan dari teman-temannya sehingga merasa kurang percaya diri dengan penampilannya.

Kelainan telinga mikrotia dan protruding ear menjadikan bentuk daun telinga bayi yang baru lahir terlihat tidak lazim. Karena itu, terlepas dari biaya yang cukup mahal, sebagian besar orangtua dari anak-anak dengan kelainan ini memilih agar anaknya menjalani tindakan operasi untuk memperbaiki bentuk telinga menjadi normal.

Itulah kelainan pada telinga yang mungkin menimpa bayi baru lahir. Jika anak Anda ada yang menderita kelainan tersebut, berikan dukungan kepadanya, agar ia tidak merasa minder dan tetap percaya diri. Anda juga disarankan untuk berkonsultasi ke dokter THT untuk mendapatkan saran perawatan yang sesuai dengan kondisi kesehatan dan penyebab dari kelainan telinga yang diderita Si Kecil.