Kelenjar tiroid adalah kelenjar penghasil hormon tiroid yang berperan penting dalam proses metabolisme. Jika fungsi kelenjar tiroid terganggu, hal itu tidak hanya memengaruhi kadar hormon tiroid dalam tubuh, tetapi juga berdampak pada kesehatan. Oleh karena itu, kesehatan kelenjar tiroid perlu dijaga dengan baik.

Kelenjar tiroid memiliki bentuk layaknya sayap kupu-kupu berwarna merah kecokelatan yang terletak di tengah leher, tepatnya di bawah jakun. Kelenjar ini memiliki panjang sekitar 2 inci atau sekitar 5 sentimeter dan berat rata-rata antara 15–25 gram. Meskipun ukurannya kecil, kelenjar tiroid memiliki peran yang sangat penting bagi tubuh.

Kelenjar Tiroid, Kenali Fungsi dan Kondisi yang Dapat Memengaruhinya - Alodokter

Fungsi Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid merupakan salah satu bagian dari sistem endokrin yang berfungsi untuk memproduksi dan melepaskan tiga hormon tiroid yang memiliki peran penting bagi tubuh. Hormon-hormon tersebut antara lain hormon tiroksin, triiodothyronine, dan kalsitonin.

Masing-masing hormon tiroid tersebut memiliki peranannya sendiri pada tubuh, berikut ini adalah penjelasannya:

Hormon tiroksin

Hormon utama yang diproduksi dan dilepaskan oleh kelenjar tiroid adalah hormon tiroksin (T4). Hormon ini berfungsi untuk mengatur metabolisme tubuh dan memastikan sel, jaringan, dan organ tubuh berfungsi dengan baik.

T4 sebenarnya merupakan hormon tiroid yang berbentuk nonaktif, sehingga kelenjar tiroid perlu mengubahnya menjadi hormon triiodothyronine terlebih dahulu sebelum digunakan oleh tubuh.

Hormon triiodothyronine

Hormon selanjutnya yang diproduksi oleh kelenjar tiroid adalah hormon triiodothyronine (T3). Selain diproduksi oleh kelenjar tiroid, sekitar 80% hormon triiodothyronine juga diproduksi oleh organ ginjal dan hati melalui konversi hormon tiroksin.

Bersama dengan hormon tiroksin, hormon triiodothyronine akan memastikan fungsi sel, jaringan, dan organ, serta proses metabolisme tubuh berjalan dengan baik.

Hormon kalsitonin

Hormon terakhir yang diproduksi oleh kelenjar tiroid adalah hormon kalsitonin. Fungsi utama hormon ini adalah untuk mengontrol kadar kalsium dan fosfat dalam tubuh tetap seimbang. Selain itu, hormon kalsitonin juga dapat menghambat proses pengeroposan tulang dengan mengatur aktivitas sel osteoklas.

Untuk memproduksi ketiga hormon tiroid tersebut, kelenjar tiroid memerlukan thyroid releasing hormone (TRH) dan thyroid stimulating hormone (TSH) untuk memproduksi hormon tiroid. TRH sendiri merupakan hormon yang diproduksi dan dilepaskan oleh hipotalamus, sementara TSH di produksi dan dilepaskan oleh kelenjar pituitari.

Selain itu, kelenjar tiroid juga membutuhkan yodium (iodium), yaitu mineral yang ditemukan dalam makanan atau minuman yang Anda konsumsi. Kelenjar tiroid akan memerangkap yodium dan mengubahnya menjadi hormon tiroid.

Kondisi yang Dapat Mengganggu Fungsi Kelenjar Tiroid

Terdapat beberapa kondisi yang dapat mengganggu fungsi kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon tiroid. Berikut ini adalah beberapa kondisi tersebut beserta dengan penjelasannya:

1. Kekurangan yodium

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, yodium adalah mineral penting yang dibutuhkan kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon tiroid. Ketika kadar yodium dalam tubuh rendah, kelenjar tiroid tidak dapat berfungsi secara maksimal dalam menghasilkan hormon tiroid. Akibatnya, tubuh pun akan kekurangan hormon tiroid (hipotiriodisme).

Selain itu, kurangnya asupan yodium dalam tubuh juga akan membuat kelenjar tiroid bekerja lebih keras untuk memproduksi hormon tiroid. Hal itu kemudian membuat kelenjar tiroid membesar dan menyebabkan penyakit gondok.

2. Penyakit Graves

Kondisi yang dapat mengganggu fungsi kelenjar tiroid selanjutnya adalah penyakit Graves. Penyakit ini disebabkan oleh gangguan autoimun, yaitu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel, jaringan, dan organ tubuh yang sehat.

Pada penyakit Graves, sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang kelenjar tiroid, yaitu antibodi TSI (thyroid stimulating immunoglobulins). Akibatnya, kelenjar tiroid akan memproduksi lebih banyak hormon tiroid daripada yang dibutuhkan oleh tubuh.

3. Penyakit Hashimoto

Sama seperti penyakit Graves, penyakit Hashimoto juga merupakan gangguan autoimun yang dapat mengganggu fungsi kelenjar tiroid. Bedanya, pada penyakit Hashimoto, serangan dari antibodi yang diproduksi sistem kekebalan tubuh, yaitu TPO (thyroid peroxidase) dan Tg (thyroglobulin), menyebabkan kelenjar tiroid memproduksi lebih sedikit hormon tiroid.

4. Tiroiditis

Ketika kelenjar tiroid terinfeksi oleh virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan, seperti virus influenza, adenovirus, dan virus corona, akan terjadi reaksi peradangan yang menyebabkan kelenjar tiroid menjadi bengkak. Akibatnya, fungsi kelenjar tiroid menjadi terganggu dan menyebabkan peningkatan atau penurunan produksi hormon tiroid.

Selain disebabkan oleh infeksi virus, kondisi yang dikenal dengan tiroiditis ini juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti bakteri S. aureus dan Streptococci.

5. Kanker tiroid

Kanker tiroid juga bisa mengganggu fungsi kelenjar tiroid. Kondisi yang bisa menyebabkan hipertiroidisme ini disebabkan oleh perubahan atau mutasi genetik di dalam sel-sel kelenjar tiroid. Akibatnya, sel-sel tersebut terus tumbuh tanpa terkendali dan membentuk benjolan.

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker tiroid, mulai dari menderita penyakit tiroid, memiliki keluarga dengan riwayat kanker tiroid, hingga menderita kelainan genetik tertentu, seperti familial adenomatous polyposis (FAP), multiple endocrine neoplasia, dan sindrom Cowden.

Agar fungsi kelenjar tiroid tetap optimal dan kesehatannya tetap terjaga, ada beberapa hal yang perlu Anda lakukan. Salah satunya adalah dengan mencukupi kebutuhan yodium harian dengan mengonsumsi makanan kaya akan yodium, seperti kerang, rumput laut, telur, susu, yoghurt, dan keju.

Selain itu, penting juga untuk olahraga secara teratur, istirahat yang cukup, berhenti merokok, dan memeriksakan kesehatan kelenjar tiroid secara rutin agar dapat memastikan bahwa fungsi kelenjar tiroid Anda berjalan dengan baik.

Namun, jika Anda sudah terlanjur merasakan tanda atau gejala yang mengacu pada gangguan kelenjar tiroid, seperti penurunan atau kenaikan berat badan yang tidak direncanakan, jantung berdebar, dan sensitif terhadap suhu dingin atau panas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter agar dapat diberikan penanganan yang sesuai dengan kondisi Anda.